Mohon tunggu...
AKHMAD FAUZI
AKHMAD FAUZI Mohon Tunggu... Guru - Ada yang sedikit membanggakan saya sebagai "anak pelosok", yaitu ketiga bersama pak JK (Jusuf Kalla) menerbitkan buku keroyokan dengan judul "36 Kompasianer Merajut Indonesia". Saya bersama istri dan ketiga putri saya, memasuki akhir usia 40an ini kian kuat semangatnya untuk berbagi atas wawasan dan kebaikan. Tentu, fokus berbagi saya lebih besar porsinya untuk siswa. Dalam idealisme saya sebagai guru, saya memimpikan kemerdekaan guru yang sebenarnya, baik guru sebagai profesi, guru sebagai aparatur negara, guru sebagai makhluk sosial.

-----Ingin tahu, agar tahu kalau masih belum tahu----- KLIK : 1. bermututigaputri.guru-indonesia.net 2. www.titik0km.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Telaga Sunyi

21 Maret 2015   21:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:19 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1426947142651452136

.....
“Aku, pun sering meleleh air mata
Biru menggenang palung dasar telaga
Pekat, dalam, hampa!
Menjelajah jelaga hati, terbelah dada
Penuh bercak nanah
Menatap hilang belahan jiwa”

Lengkingan misteri, warna biru telaga
Sunyi menembus alam bebas
Menyentuh ujung pelangi senja
Merubah jingga warna
Merah saga

Bayu menggiringg cerita terhempas rimbun dahan
Melepas bisik, sabda kelana lelaki kalah
Jerit syahdu, tetabuhan rindu

Tenggelam telaga sunyi oleh lautan kabut
Memutih lembut
Sirna riak gemericik air
Lelah buih, mati mimpi

Kabut yang dilepas dari mata tajam buta rasa
Sejarah murni telaga asmara
Titisan hasrat kala menyunting purnama

“Aku, pun perasa
Hina diri jika rasa sejiwa ini mati
Dari kalbu, meski lelah”

Lengking suara, sunyi!
Tenggelam di dasar telaga misteri

Kertonegoro, 21 Maret 2015

Ilustrasi : trainerlaris.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun