(BBM Naik, Siapa Takut!)
Mati hati, melihat bejibunnya nota-nota
Dari rangkaian mencari nafas untuk melangkahkan urat-urat hasrat
Keseharian menatap catatan hidup
Dari baru terpejam sampai terpejam lagi
Tuhan halus meniupkan dingin
Ketidakyakinan saja yang memaksa emosi mengelepar-gelepar
Terbanting-banting di dinding tebal
Penuh seruan daftar keinginan
Tuhan halus, mengguyur sebab sudah
Sebab mendobrak dinding keterputusan harap
Bagian orkestra diri seakan sebuah kehebatan menapaki langit-langit dunia
Seakan ketuntasan brilianitas ihtiar hamba
Seakan, telah berlari dan berpeluh
Tuhan begitu halus, tersenyum membisikkan cinta
Nyaris tak terdengar tenggelam nyaringnya mata merah kalbu hampa
Dunia yang ditatap bak sebongkah bulatan mutiara tanpa jeda!
Selalu mendengus menempuh keluh
Pagi tak cantik lagi, malam lebam kelam bungkam
Tuhan sungguh halus, terus membisikkan kalimat-kalimat dzikir
Tapi terbaca sebagai lautan beban!
Atas sebab punahnya mata hati menatap ilustrasi bak mainan
Atas isyaratjika fenomena dunia tak lebih hanyalah bahan pemicu semata
Tuhan halus, tidak akan menangis dan marah
Selama sang hamba tengadah mengepalkan keteguhan visi
Ketika membaca morengnya wajah beban
Tatkala berkidung pasrah menyapa tangis permintaan rupa-rupa keinginan
Tuhan halus, telah menuntaskan catatan diri
Mana yang mesti terbaca bahaya?
Naik 2000 rupiah atau diam semata
Mana yang membuat hati harus mendengus?
Beban bertambah, ataukah terpesona diajak untuk lelah berupaya
Tuhan halus, menghaluskan hentakan beban
Seyogyanya langkah hidup bukan tersendat oleh batu dan karang
Selayaknya menata kehendak buka ragu kala melayangkan pandang
Sudah pasti, hidup bukan untuk menumpuk beban
Jangan terjadi, hidup sibuk untuk melahirkan kesulitan
Tuhan disinggasanaNya menatap tajam apa yang telah tertakdirkan
Memberi ruang dan waktu untuk melukis rupa catatan
Kisah yang akan menjadi teman
Apakah berbunyi pujian ataukah beban!
Tuhan halus, selalu mendahulukan rahmadnya
Maka, 2000 rupiah atau berapapun saja
Sesungguhnya bisa menjadi awal turunnya subsidi sayang
Dari Sang Kuasa
Tuhan halus, meninggikan manusia untuk menjadi khalifah!
(Bagi yang pro BBM naik, bantu mereka-mereka yang kontra untuk bisa menerima kenaikan ini, dengan seluruh hati dan sapa lirih. Bagi yang kontra, jika sudah merasa teriakan tidak mampu lagi menembus dinding penguasa, tersenyumlah. Tuhan begitu halus, senantiasa merindukan pinta-pinta. Maka balikkan arah teriakan itu, tembus saja dinding sayang Tuhan. Sungguh, lebih halus lebih bermakna...)
Kertonegoro, 18 Nopember 2014
Ilustrasi: http://sosbud.kompasiana.com/2013/06/26/gelagat-yang-selalu-terpajang-di-ilc-tvone-568471.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H