Mohon tunggu...
Umi Fadilah
Umi Fadilah Mohon Tunggu... Penulis - Social Media Spesialist

Penulis bernama Umi Fadilah yang merupakan perempuan kelahiran Banjarnegara. Kini, Umi Fadilah merupakan seorang penggiat literasi yang telah memiliki beberapa karya. Novelis yang telah memiliki dua buku solo ini juga aktif menulis sinopsis FTV di Starvision. Dua bukunya yang sudah terbit berjudul, Suara di Ujung Pena dan Between Love and Ideals. Selain penulis, Umi juga seorang social media specialist di sebuah perusahaan IoT Indonesia dan marketer resmi di Penerbit Kertasentuh.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pentinngnya Pemantauan Tinggi Muka Air di Kebun Sawit di Musim Hujan

12 November 2024   09:38 Diperbarui: 19 November 2024   13:56 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Musim hujan telah tiba, dan fenomena banjir mulai terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu sektor yang terpengaruh oleh perubahan tinggi muka air ini adalah perkebunan kelapa sawit. Tinggi muka air yang tidak terpantau dengan baik di kebun kelapa sawit dapat menimbulkan berbagai permasalahan, mulai dari kerusakan pada tanaman hingga dampak ekonomi dan lingkungan. 

Oleh karena itu, pemantauan tinggi muka air di perkebunan kelapa sawit menjadi sangat penting, terutama di musim hujan yang rentan akan banjir. Artikel ini akan mengulas mengapa pemantauan tinggi muka air penting dan bagaimana sistem monitoring dapat memberikan keuntungan bagi keberlanjutan dan produktivitas kebun kelapa sawit.

1. Mencegah Kerusakan Tanaman dan Tanah

Kebun kelapa sawit sangat rentan terhadap kondisi air yang berlebihan maupun kekurangan air. Tingkat air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan genangan yang merusak akar tanaman, sehingga menghambat proses penyerapan nutrisi. Bila genangan terjadi dalam waktu yang lama, tanaman kelapa sawit bisa mengalami kondisi anoxia (kekurangan oksigen), yang pada akhirnya membuat tanaman menjadi mati atau produktivitasnya menurun drastis. 

Sebaliknya, bila permukaan air terlalu rendah pada musim kemarau, tanaman bisa kekurangan air yang diperlukan untuk tumbuh.

Dengan melakukan pemantauan tinggi muka air, pengelola kebun dapat segera mengetahui jika terdapat peningkatan atau penurunan yang ekstrem pada muka air di sekitar kebun. Hal ini memungkinkan mereka untuk melakukan langkah-langkah pencegahan seperti mengalirkan air berlebih ke saluran pembuangan atau melakukan irigasi tambahan saat kekeringan.

2. Mengurangi Risiko Banjir di Sekitar Kebun

Musim hujan yang intens membawa risiko banjir di banyak wilayah, termasuk di sekitar kebun kelapa sawit. Jika banjir terjadi, bukan hanya tanaman kelapa sawit yang terdampak, tetapi juga kawasan sekitar, seperti pemukiman penduduk dan area konservasi lingkungan. Pemantauan tinggi muka air memungkinkan pengelola untuk memantau dengan cermat ketinggian air di saluran irigasi maupun di sungai-sungai sekitar kebun, sehingga mereka bisa mengantisipasi potensi banjir lebih dini.

Dengan adanya data yang akurat dan real-time, manajemen kebun dapat bekerja sama dengan pihak terkait seperti pemerintah daerah atau otoritas setempat untuk melakukan tindakan penanggulangan. Contohnya, mereka bisa mengaktifkan pompa air atau membuat jalur aliran air baru untuk mencegah air meluap ke pemukiman atau lahan pertanian lainnya.

3. Meningkatkan Produktivitas dan Keberlanjutan Kebun

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun