“Memang nggak biasa aja bagi-bagi THR gitu. Dari saya kecil juga nggak pernah. Paling dapat (THR) kalau ada tetangga yang ngasih,” sebutnya.
Alvin juga menuturkan alasan mengapa keluarganya tidak memberikan amplop THR. “Katanya, nggak boleh dibiasakan, puasa Ramadan itu ‘kan soal kewajiban, rasanya nggak perlu diberi reward seperti dikasih amplop. Nanti kedepannya, kalau melakukan sesuatu, merasa harus ada reward di akhirnya. Jadi lebih baik nggak usah dibiasain sama sekali dari awal.”
Perbedaan-perbedaan ini yang menjadikan Indonesia kaya, berbagai prinsip dan budaya lahir bahkan dalam satuan kelompok terkecil sekali pun, keluarga. Hari Raya Idul Fitri memang bukan sekadar soal amplop THR, tetapi lebih pada proses penyucian dan refleksi diri setelah melaksanakan puasa Ramadan. Terpenting lagi, hari lebaran adalah hari kita bisa kembali bertemu dan bersilaturahmi dengan keluarga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H