Mohon tunggu...
Tifanny Ulima
Tifanny Ulima Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bagaimana Hidup dengan Uang di Zaman Sekarang

18 Juli 2017   15:44 Diperbarui: 18 Juli 2017   17:59 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai seorang mahasiswa yang baru lulus dan masuk ke dunia kerja, saya  merasakan bahwa banyak sekali keinginan pribadi yang ingin saya wujudkan, apalagi ketika mendapatkan gaji pertama, sederet produk-produk  fashion dan make up menjadi top list di wish list saya waktu itu. Di  bulan-bulan pertama saya kerja, keinginan saya untuk belanja setiap  sehabis mendapatkan gaji selalu muncul dan sulit sekali untuk di-rem, hingga pada akhir bulan saya selalu merasa pailit karena uang tersebut  sudah saya habiskan di awal bulan tanpa perhitungan sama sekali. 

Lambat  laun, seiring dengan berjalannya waktu, saya mulai belajar dan mencari  tahu mengenai "budgeting" yang sederhana. Setiap di awal bulan, proses  budgeting ini dilakukan dengan mengestimasi nilai pemasukan dan  pengeluaran, lalu selisih dari keduanya masuk ke dalam tabungan. Pada  dasarnya, tabungan ini lebih efektif untuk saya pribadi di pisahkan dari  tabungan operasional. 

Sayangnya, hal ini hanya berhasil untuk beberapa  bulan saja, setelah itu saya mengalami kendala lagi, bahwasannya setiap  saya melakukan proses budgeting dan review keuangan setiap bulannya,  saya menggunakan sebuah program dari Microsoft di komputer. Setiap sudah  saatnya bagi saya untuk melakukan rutinitas itu setiap bulannya, saya  merasa malas karena waktu saya terpakai cukup banyak untuk mereview satu  persatu pengeluaran dan pemasukan saya pada bulan itu, dan belum lagi  menyesuaikan apakah pengeluaran dan pemasukan saya sesuai dengan  budgeting di awal bulan atau tidak.

Tetapi, sekarang setelah saya menjadi user aplikasi Jenius, keuangan  saya tiap bulannya dapat lebih mudah terkontrol karena saya dapat  memantau setiap transaksi di rekening saya hanya melalui smartphone  lewat sebuah aplikasi yang sangat simple,user friendly,dan memiliki tampilan visual yang menarik. Semua transaksi "in and out" dapat saya lihat dengan one click away. 

Fitur dari Jenius yang lebih genius lagi adalah kartu Jenius yang dapat sekaligus berfungsi sebagai visa debit card,  yang membuat transaksi semakin mudah karena kartu ini dapat diterima  oleh jaringan Visa seluruh dunia. Lebih daripada itu, sekarang saya  hanya memerlukan satu akun Jenius yang dapat berfungsi sebagai rekening operasional dan tabungan, karena lewat fitur 'Save It' Jenius inilah,  saya dapat mengatur perencanaan tabungan saya sendiri tanpa harus pusing  terpakai untuk kebutuhan sehari-hari.

Kembali ke prioritas dalam hidup, bagi saya pribadi, dalam hal keuangan tentunya, keluarga menjadi prioritas pertama yang diikuti setelahnya dengan kebutuhan saya pribadi. Sebagai tulang punggung keluarga, peran untuk mengatur keuangan menjadi tanggung jawab pribadi secara tidak langsung. Belum lagi, kedua adik saya yang masih menempuh jenjang pendidikan. Di luar itu, kebutuhan primer yang tidak lagi sekedar kebutuhan  pangan, sandang, dan papan, melainkan juga transportasi dan komunikasi, memengaruhi kebutuhan finansial setiap bulannya. 

Tidak lupa bahwa ada kebutuhan lain yaitu membantu orang yang membutuhkan, hal ini saya ikut perhitungkan dalam kebutuhan primer. Dengan sederet kebutuhan tersebut, saya membuat prioritas keuangan yang saya buat fleksibel setiap bulannya. Fleksibel yang saya maksud disini adalah prioritas yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan yang paling mendesak di bulan itu. Planning keuangan ini selalu saya lakukan setiap bulannya, karena saya rasa lebih mudah bagi saya pribadi, terlalu sering melakukannya pun dapat membuat saya bosan. 

Pada intinya, uang yang ada selalu diprioritaskan untuk kebutuhan primer yang sudah dijelaskan sebelumnya, sedangkan untuk kebutuhan-kebutuhan yang kurang mendesak dan sifatnya lebih kepada untuk memenuhi hasrat untuk memiliki, saya kesampingkan jauh-jauh, dan hal itu dapat saya wujudkan apabila ada pemasukan di luar pemasukan rutin yang didapatkan setiap bulannya; lewat bisnis kecil-kecilan yang saya rintis, mengajar di kelas merajut membuat saya memiliki penghasilan tambahan yang dapat saya alokasikan untuk memenuhi kebutuhan sekunder. 

Mengapa untuk keperluan sekunder tidak mengambil dari pemasukan saja? Dikarenakan sisa dari pemasukan yang terpakai untuk kebutuhan primer saya alokasikan untuk ditabung, untuk memenuhi kebutuhan mendatang atau sekedar berjaga-jaga kalau ada keperluan mendadak di luar dugaan, seperti jika ada anggota keluarga yang sakit. Segala sesuatunya harus dipersiapkan dengan baik terutama dalam hal perencanaan keuangan.

Info lebih lanjut mengenai Jenius

Website www.jenius.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun