Amatan Awal Kajian Apresiasi Puisi 'Ibu' Karya Zawawi Imron
Kajian merupakan rangkaian proses, cara, perbuatan, mengkaji, penyelidikan, penelaahan secara mendalam terhadap sesuatu. Sedangkan apresiasi merupakan kegiatan pemahaman dan pengakuan nilai-nilai keindahan yang diungkapkan mencakup memahami, menikmati, dan menghargai serta menilai.
Puisi merupakan karya sastra dengan bahasa yang terikat rima dan perwujudan suatu gagasan atau perasaan pengarang tentang suatu hal dalam kata-kata yang indah. Perkembangan puisi di Indonesia dimulai dari munculnya mantra, kemudian pantun, syair, talibun, gurindam, tersina, puisi baru, puisi Angkatan 45, dan puisi kontemporer. Waluyo (Wuryani, 2013) berpendapat bahwa puisi memiliki dua unsur saling terikat, yakni unsur batin dan fisik.
- Unsur batin: unsur pembangun puisi yang tidak nampak langsung dalam penulisan kata-katanya.
- Unsur fisik: unsur pembangun puisi yang memiliki sifat fisik atau terlihat pada bentuk susunan kata-katanya.
Unsur Batin
Tema
pokok pikiran, dasar cerita
Rasa
sikap pengarang terhadap permasalahan
Nada
sikap pengarang terhadap pembacanya sehingga berkaitan erat rasa dan tema
Amanat
pesan yang ingin disampaikan pengarang terhadap pembaca
Unsur Fisik
Diksi
pilihan kata yang digunakan pengarang
Kata Kongkret
kata yang dapat dipahami oleh indera sebagai pendorong imaji (berhubungan dengan kata kiasan atau lambang)
Imaji
kata-kata yang mampu mengungkap pengalaman indrawi (penglihatan, penciuman, perasaan)
Majas atau Bahasa
bahasa kias yang mampu menciptakan efek konotasi tertentu
Rima
persamaan bunyi puisi baik di awal, di tengah, dan di akhir baris sebuah puisi
Tipografi
susunan baris-baris atau bait-bait pada puisi
Analisis
Unsur Batin
Tema
Sosial masyarakat khususnya kasih sayang dan jasa ibu.
Rasa
Mengharukan
Nada
Pengingat atau himbauan pengarang kepada pembaca agar tidak melupakan perjuangan, jasa, dan kasih sayang Ibu kepada anaknya.
Amanat
Jangan sampai melupakan besarnya jasa dan kasih sayang ibu kepada anak karena perjuangan ibu tidak ada gantinya bahkan dengan apapun dan oleh siapapun
- Bait 1, baris kesatu hanya menggunakan vocal /u/ sebagai tengah dan akhir. Baris kedua bunyi likuida /r/ dan sengau /ng/ sebagai tengah dan akhir (bunyi asonasi).
- Bait 2, persamaan bunyi vocal /u/ sebagai tengah dan akhir (bunyi asonasi) dan persamaan bunyi /n/ pada baris ketiga dan empat (rima akhir bersifat aliterasi).
- Bait 3, gabungan bunyi vocal asonasi rima tengah dan akhir dan penggunaan vocal /u/ bentuk rima akhir berbentuk aliterasi dengan konsonan /k/ dan sengau /ng/.
- Bait 4, rima asonansi dengan bunyi vocal /u/, /a/, /i/ lalu persamaan konsonan /n/ serta bunyi asfiran /h/.
- Bait 5, lebih banyak konsonan /l/ dan /n/. /n/ sebagai tengah dan /l/ sebagai akhir.
- Bait 6, diperoleh vocal /u/ mendominasi.
- Tanda koma (,) : digunakan sebagai pemenggalan kata
- Tanda titik (.) : digunakan sebagai tanda mengakhiri kalimat
- Huruf kapital : digunakan di awal puisi dan mengawali kata "Tuhan".
Daftar Referensi
Wuryani, W. (2013). Pesona Karya Sastra Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Budaya Indonesia. Jurnal semantic, Vol 2. No 2. September 2013