aku menghilang dari angkuhmu...
berlari dan berteriak dlm diam...
nikmatilah reinkarnasi rupamu...
lalu...
kau menjerit...
kau menangis...
apa yg terlihat saat kau berkaca JENDRAL?...
akh...
kau pun menipu waktu...
melompat pun merayap...
mengais jejak kakiku...
kau sudah kalah JENDRAL...
berhentilah...
tak kan ada batu nisan bertuliskan namaku...
hanya pekatnya darah yg kan menghantuimu...
mengalir dr luka yg kau gurat di keningku...
kenapa rupamu begitu pasi JENDRAL?...
adakah rasa takut tersia-sia?...
kini kau hanya seorang JENDRAL tanpa lencana...
usah bermuram durja...
tak ingatkah saat kau gadaikan bintang kehormatanmu?...
hingga cairnya neraka pun tak kan pernah kau sanggup menebusnya...
tersenyumlah JENDRAL...
senyum terakhirmu...
karna sesudahnya hanya rintihan yg terbingkis untukmu...
( kau sudah memilih JENDRAL, jalani takdirmu, tunggu hingga ku datang dan menjelma mjd malaikat pencabut nyawamu )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H