Mohon tunggu...
Sri Titin
Sri Titin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bersahaja, simple, gak ribet ....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Debu

6 Mei 2011   14:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:00 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Deru roda kehidupan

Melaju kencang, mencari

kehendak  yang di perlukan

Melaju cepat

Mencari kerakusan

Melaju terlalu ngoyo

Menjadikannya peluh-peluh

Kemunafikan, peluh-peluh kedustaan

Apakah manusia menjadi rakus

Apakah manusia menjadi murka

Apakah manusia menjadi ambisius

Yang akhirnya terjebak

Mengitari pulau kesesatan

Sesat yang tak pernah berakhir

Sesat dalam kubangan kesalahan

Yang tertindas semakin terlibas

Yang tergusur  semakin  kabur

Itulah kehidupan

Kebenaran hanya dongeng

Yang meninabobokkan

Hingga tak ada waktu

Menjadikannya

Terwujud

Sekarang adalah masa depan

Hari ini menjadikannya pelajaran

Untuk meraih kembali

Kebenaran yang sirna

Dimana duniaku yang hilang kini

Kemana duniaku yang indah dulu

Akan menjadi apa duniaku yang

Mempesona ini

Tuhanku…

Jaga setiap manusia dijaman ini

Agar  pandai mengurai

Setiap apa yang Engkau berikan

Dari sebuah kesulitan

Tuhanku….

Jaga setiap manusia dijaman ini

Agar pintar memintal

Setiap benang-benang

Kesengsaraan menjadi

Kekayaan jiwa yang tiada tara

Tuhanku….

Terima kasih atas kekurangan

Yang telah engkau berikan

Yang ternyata, itu akan  menuju

Kebaikan,

Kesempurnaan,

Kebahagiaan

Tuhanku,

Terima kasih atas kesengsaraan

Yang telah engkau hadirkan

Ternyata menjadikannya

Sumber  kekuatan

Tuhanku,

Terima kasih atas kelemahan

Yang telah engkau hadiahkan

Ternyata itu menjadi benteng

Menuju keimanan

Tuhanku,

Ampuni aku, ampuni kesalahanku

Ampuni segala khilafku

Ampuni aku ya Robb

Ampuni manusia dijagad maya pada ini ya Robb

Ampuni semua yang ada di bumi ya Robb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun