Saya lahir dan besar di kota terbesar ketiga di Indonesia, tempat di mana cerita-cerita mistis sering menjadi bahan pembicaraan. Sebagai pecinta horor sejati, sejak kecil saya sudah akrab dengan dunia ini---mulai dari menonton film horor sendirian di malam hari hingga bergabung dengan kelompok pecinta horor di sekolah.Â
Aktivitas favorit kami? Menjelajahi rumah-rumah angker di sekitar kota. Lucunya, meski mencari "hantu," kami malah sering menemukan orang-orang yang sekadar menumpang tidur di rumah kosong.
Namun, hingga saat itu, saya belum pernah benar-benar merasakan pengalaman mistis secara langsung. Semuanya berubah ketika saya dan seorang teman memutuskan untuk menginap di salah satu hotel legendaris di kota ini. Hotel ini sudah berdiri sejak tahun 1972, memiliki reputasi besar, dan terletak di lokasi strategis.
Karena menemukan promo menarik di aplikasi booking, kami memilih hotel ini meski sedikit ragu. Check-in dilakukan pukul 2 siang, dan setelah berkeliling kota hingga malam, kami kembali ke kamar sekitar pukul 1 pagi. Kamar yang kami dapatkan adalah family room yang luas, bergaya klasik, dengan pencahayaan hangat dari lampu kuning. Semua tampak sempurna, hingga sesuatu yang tak terduga terjadi.
Saat sedang sibuk mengedit foto di tempat tidur, kami mendengar suara hair dryer dari kamar mandi. Suara itu tiba-tiba muncul, keras dan terus menyala. Kami hanya bisa saling bertatapan, tak berani bicara.Â
Dengan memberanikan diri, saya akhirnya pergi ke kamar mandi dan mematikan hair dryer tersebut. Namun, hanya berselang beberapa menit setelah saya kembali ke tempat tidur, suara itu muncul lagi---lebih kencang dan seperti sengaja diatur ke mode kecepatan tinggi.
Teman saya langsung panik, menarik selimut, sementara saya mencoba menghubungi resepsionis. Sayangnya, tidak ada yang mengangkat telepon. Akhirnya, saya mencabut kabel hair dryer, menutup pintu kamar mandi, dan bergabung di bawah selimut bersama teman saya.
Kami memutuskan untuk berhenti mengedit dan mencoba tidur, meski jantung masih berdebar kencang. Keesokan paginya, saat check-out, kami menanyakan kejadian tersebut kepada resepsionis. Jawaban mereka membuat kami bergidik: "Hair dryer di kamar Anda memang rusak setelah terjatuh, tetapi teknisinya belum sempat memperbaiki."
Kami keluar dari hotel itu dengan satu kesimpulan: "Tidak lagi deh nginap di sini!" Sungguh pengalaman horor pertama yang tak terlupakan---menegangkan, sekaligus cukup untuk membuat kami bergidik saat mengingatnya.
Pengalaman ini pun membuat saya semakin sadar diri bahwa kita hidup di dunia ini tidak sendirian ada hal -hal yang hidup berdampingan dengan kita yang mungkin tidak kita sadari kehadirannya dan semoga kita selalu menjadi manusia yang sadar dan selalu bersikap baik dan dilindungin dimanapun kita berada. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H