sesekali kita tertawa sambil meneguk coklat panas yang selalu ada di lokerku dulu,Â
entah menertawakan apa? tapi kita bahagia.
Tepukan tangan lelaki tua itu membuyarkan bayangan "Kita"
tetiba saja gedung tua itu kembali gelap dan kosong,Â
tarikan tanganmu yang tadi sempat memaksaku maju,
kini malah membawaku mundur secara perlahan,
perlahan meninggalkan gedung tua itu.Â
sepanjang perjalanan lelaki tua itu hanya menatapku dengan heran,
aku pun terus berjalan meninggalkan gedung sambil menarik napas yang dalam.Â
Terkadang untuk menyambut hal baru,Â
kita memang harus melupakan sesuatu yang sudah tidak ada.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!