Mohon tunggu...
Kurnia Nasir
Kurnia Nasir Mohon Tunggu... Musisi - musikus jalanan

musikus jalanan

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Persatuan dan Pesta Demokrasi Kita

23 Februari 2024   22:25 Diperbarui: 23 Februari 2024   22:28 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Pemilihan Umum (pemilu) kita mendapati banyak sekali pertentangan. Peristiwa itu seringkali menimbulkan suatu situasi yang sangat tidak enak bagi semua. Karena tidak saja perdebatan berlangsung terus menerus kita lihat di televisi, tapi juga media sosial. Musim postcast tidak kunjungan berhenti, sehingga seseorang seperti punya media sendiri di rumah atau di kantornya.

Dengan keadaan demikian orang dengan leluasa bisa mempengaruhi orang lain melalui medianya sendiri. Jika kita peka terhadap perkembangan media media sosial, beberapa orang yang memiliki channel sendiri, selalu diikuti atau ditonton orang tentang apa yang akan ditampilkan. Film Dirty Vote misalnya diluncurkan saat orang sedang menghadapi minggu tenang dimana kampanye sudah tidak ada lagi dan mempengaruhi beberapa pihak, meski juga tidak mempengaruhi beberapa pihak lain.

Ini memang siklus lima tahunan, yang oleh beberapa pengamat yang kerap diundang di stasiun televisi. Mereka dengan lantang memberikan analisanya. Beberapa diantaranya memang secara terang-terangan membela satu pihak dan memojokkan pihak lainnya. Siklus lima tahunan ini memang seringkali membawa korban. 

Hubungan-hubungan yang berjalan dengan baik, menjadi renggang karena perbedaan pilihan atau persoalan politik. Atau beberapa orang menjadi persoalan politik yang menjurus ke agama.

Beberapa pihak memang sengaja mendompleng keterbelahan itu dan mengarahkan satu pihak percaya kepada ajaran agama yang sebenarnya merupakan gerakan politik. Ini bisa kita lihat dari beberapa pihak yang mengedepankan sikap-sikap radikal yang merupakan ciri dari ajaran itu.

Seharusnya ini tidak perlu terjadi. Apalagi siklus lima tahunan ini kita sebut dengan pesta demokrasi, dimana semua warga negara yang memenuhi syarat mengikuti pemilihan umum dan seharusnya bergembira ria dalam menyongsongnya.

Kita bisa melihat bahwa pesta demokrasi kali ini berjalan relatif lancar. Kaum muda yang merupakan sebagian besar dari kaum pemili berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara dan memberika suara mereka di sana.

Kita berharap bahwa setelah semua perhitungan real count selesai, tidak ada lagi pertentangan yang harus berlarut-larut dan membelah iklim persatuan kita . Justru pesta demokrasi yang hakekatnya memilih pemimpin dan wakil kita di parlemen, bisa memperkuat persaudaraan kebangsaan dan kemanusiaan.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun