Mohon tunggu...
Kurnia Nasir
Kurnia Nasir Mohon Tunggu... Musisi - musikus jalanan

musikus jalanan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Korona dan Kebijakan Terbaik

18 April 2020   01:16 Diperbarui: 18 April 2020   01:20 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ajakan satu kelompok di Tangerang untuk melakukan anarki pada tanggal 18 April 2020  sebagai bentuk ketidakpuasan atau perlawanan mereka terhadap kebijakan pemerintah soal covid-19, memang mengejutkan banyak pihak. 

Banyak selebaran dan pemberitahuan yang tercetak (dengan pilox) di dinding-dinding adalah bukti bagaimana mereka telah menyiapkan ini dengan matang dengan menyasar pulau Kalimantan dan Jawa.

Di Tangerang yang merupakan wilayah mereka, kerusuhan direncanakan di lima titik . Tgl 18 itu mereka ingin ada aksi pembakaran dan penjarahan yang mirip tahun 1998. Ini tentu tidak kondusif terutama pada masa wabah ini.

Sebelumnya kelompok anarko yang sering menebar terror dan vandalism ini juga telah melakukan aksi perdananya di kota Tangerang , Banten pada Kamis 9 April 2020. Kini kelompok ini diamankan oleh aparat.

Kita tahu bersama, masa-masa seperti sekarang ini adalah masa-masa sulit. Tak hanya terjadi pada Indonesia tapi juga nyaris semua negara di dunia. Tak mudah menghadapi akibat virus ini karena menyertakan banyak hal. Bahkan negara besar dan maju seperti Amerika Serikat juga dibuat kalang-kabut oleh penyakit ini.

Kita tengok India yang menjadi sangat kacau karena pengelolaan soal penyakit ini tidak terlalu baik Akibatnya banyak kekerasan disertai kekacauan yang terjadi. 

Kejadian di India ini menjadikan pembelajaran berharga bagaimana pemerintah harus memperlakukan ketentuan ketentuan dengan baik dan tidak melalui kekerasan. Bahkan karena kebijakan yang kurang tepat, beberapa orang melakukan bunuh diri dan sampai melemparkan anak-anaknya ke sungai Gangga karena kelaparan.

Hal-hal seperti inilah yang menadi dasar kebijakan pemerintah kita dalam mengelola kebijakan menyangkut kondisi masyakat pasca pandemic korona. 

Tak mudah karena menyangkut budaya dengan rentang wilayh dari Sabang sampai Merauke . Kondisi alam yang berbeda, masyarakat yang berbeda dan infrastruktur kesehatan yang berbeda tentu menjadi pertimbangan tersendiri oleh pemerintah.

Memang harus kita akui bahwa tidak semua keputusan pemerintah yang tepat 100 persen, tapi paling tidak kerja keras mereka harus kita apresiasi. Mulai dari evakuasi mahasiswa dari Wuhan, saat pandemic ini muncul, sampai pada masa dimana ada sekitar 5000 penderita Covid 19 yang dinyatakan positif.

Mari kita berpandangan positif dan memberi kesempatan pemerintah untuk melakukan hal terbaik untuk negara ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun