Kini warga Surabaya aktif menerapkan deteksi dini soal radikalisme dengan berbagai cara. Mulai dari pengawasan beberapa unit kegiatan khusus di sekolah dan kampus juga di lingkungan kampung khsususnya para ustaz yang mengajar agama di kampung-kampung.
Tapi terlepas dari itu kebiasaan saling mengenal, gaya tegur sapa (sosialisasi) secara terbuka dan tak segan menegur jika ada yang tak tepat, adalah upaya pertama untuk melawan faham-faham keras yang berbau radikalisme. Penganut radikal yang ingin memiliki pengikut di satu wilayah tak jarang akan ciut nyali jika orang-orang Surabaya menggeruduk tanda tak setuju.
Karena itu bagaimanapun nilai-nilai itu masih relevan untuk dipelihara kita semua.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H