Mohon tunggu...
Nur Fatikhah
Nur Fatikhah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suasana Sendayung Kota Seribu Wayang

13 Januari 2016   15:33 Diperbarui: 13 Januari 2016   15:57 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara burung bersendayung dengan riang
Terdengar tapak kaki yang semakin jelas
Suasana hangat menentramkan jiwa
Keramaian yang mulai terasa

Ku lihat pemandangan hiruk pikuk kota
Tak terlihat sedikitpun aura sepi
Jalanan yang penuh sesak dengan kendaraan
Masih bisa di temukan tapal kuda

Semua baru memulai awalnya
Kedai warung mulai melebarkan lapaknya
Sepeda mulai di kayuh dengan pelan
Kusir yang siap untuk memukul tunggangannya

Kini telah terserimbak penuh makna
Kota bersejarah telah berubah
Berubah menjadi lebih sibuk
Lebih padat dan lebih modern

Ingatkah engkau dulu
Ingatkah engkau sebelum seperti sekarang
Kota yang menjadi saksi bisu
Saksi bisu perjuangan pahlawan

Sebagai tempat tinggal para raja
Tempat para raja memutuskan
Memutuskan kehendak
Kehendak yang harus ditaati

Oh.. kota ku...
Kerinduanku padamu membuatku candu
Candu untuk mengunjungimu, melihatmu
Dan merasakan keindahanmu

Ingin sekali ku katakan padamu
Bahwa aku mencintaimu,
Kotaku tercinta.....
Jogja...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun