Tolitoli adalah salah satu kabupaten di Sulawesi Tengah. Daerah sederhana dengan banyak cerita. Mungkin banyak yang belum mengenal daerah ini, di mana lokasinya, apa saja yang ada di sana, dan saya yakin banyak yang masih asing saat mendengar nama daerah ini. Pernah suatu waktu saya ditanya oleh senior saya di kampus. Kebetulan kampus saya di Makassar.Â
"Kamu dari daerah mana?" tanya senior itu.
"Tolitoli" jawab saya.
"Tolitoli? Telinga-telinga? (Karena dalam bahasa daerah Makassar toli itu telinga) di mana itu?" tanyanya lagi.
Agak lucu senior tersebut mengartikan Tolitoli, dan seperti kata saya sebelumnya Tolitoli memang masih asing bagi banyak orang. Tolitoli sendiri berasal dari kata Totolu yang artinya tiga, dan tiga yang dimaksud adalah tiga manusia. Lebih tepatnya tiga manusia kahyangan yang menjelma ke bumi menjadi tau dei baolan, tau dei galang, dan tau dei bumbung lanjat (berdasarkan sejarah Kabupaten Tolitoli (Kemendagri)). Mosimbesang Mesoungu Motimpedes Magau yang berarti bekerja keras dengan semangat persatuan yang kokoh adalah motto daerah ini. Dan yup, itu dia sejarah singkat  Tolitoli untuk perkenalan kita, dan mari kita mulai mengenal lebih jauh daerah ini.
1. Tolitoli diJuluki sebagai Kota Cengkeh
Tolitoli memang dikenal sebagai kota cengkeh. Alasannya sederhana, karena hampir setiap masyarakatnya punya lahan cengkeh dan menjadi salah satu mata pencaharian utama sekaligus komoditas andalan daerah ini. Perlu diketahui, bahwa Tolitoli adalah penghasil cengkeh terbesar di Sulawesi Tengah (sesuai data BPS Provinsi Sulteng 2011-2015). Namun anehnya, harga cengkeh tidak mendapat kepastian. Harga cengkeh tidak benar-benar menyenangkan petani cengkeh, dan itu mengapa kerap kali mereka berdemo menuntut kestabilan harga cengkeh. Cukup ironis, dijuluki sebagai daerah cengkeh dan menjadi komoditas andalan, tetapi kesejahteraan petaninya belum begitu diperhatikan.
2. Surga Wisata yang Tersembunyi
Tolitoli menyimpan pesona alam yang memesona. Untuk wisata bawah laut, Tolitoli tidak kalah indahnya dengan daerah lain. Anda bisa mencoba untuk mengunjungi taman laut Pantai Sabang. Anda bisa menemukan betapa indahnya di sana. Jika ingin melihat keindahan pulau berpasir putih dengan laut biru jernih, Anda bisa mengunjungi Pulau Kapas, Pulau Salando, Pulau Tende, Taragususung, Pulau Pandan, dll. Anda juga bisa mengunjungi Air Terjun Batu Maelam atau pun Air Terjun Malangga yang sejuk dengan suara gemercik air yang menenangkan. Bukit Asa, bukit berkabut yang indah, serta tempat-tempat wisata lain yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Pada video di bawah ini, anda bisa melihat beberapa tempat wisata di Tolitoli.
Sumber : https://youtu.be/iafMmUgX_ys (YouTube.com/hendra sm-Tolitoli, Pesona Sulawesi)
3. Daerah dengan Keberagaman
Tolitoli bagaikan mangkuk sup, bercampur dari banyak suku. Bukan hanya suku asli daerah yang mendiami Tolitoli, namun juga beberapa suku lain, seperti Buol, Bugis Makassar, Gorontalo, dan Manado. Jika Anda berkunjung ke sini, Anda akan mendapati beberapa logat khas, seperti logat Bugis, Gorontalo, dan Manado. Hal tersebut yang membuat masyarakatnya mudah beradaptasi dengan bahasa daerah-daerah lain. Pernah suatu waktu teman saya yang kebetulan dari Gorontalo dan Makassar bertemu, mereka kebingungan mengartikan kata "kita" dan hampir berselisih hanya karena kata tersebut. Kata "kita" versi Makassar dan Gorontalo memiliki arti yang berbeda. Makassar "kita" berarti kamu, sedangkan Gorontalo berarti saya.
Jika Anda adalah orang Tolitoli, sudah pasti tidak sulit membedakannya, tinggal disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Banyaknya suku yang mendiami Tolitoli, membuat saya paham akan perbedaan dan beradaptasi. Untuk hal kecil seperti arti "kita" saja wajib saya pahami, apalagi perbedaan budaya dan kebiasaan masing-masing suku. Saya senang akan perbedaan itu, dengan perbedaan, saya banyak belajar dan memahami.
4. Punya Keunikan TersendiriÂ
Tidak seperti kota-kota besar yang punya banyak hal dan segala yang Anda mau tersedia, di sini lain cerita. Tidak ada mall, Starbucks, McDonald's, dan "hal-hal umum serupa" yang sering Anda jumpai di kota besar, di sini berbeda. Transportasi online seperti Gojek dan Grab pun belum masuk di sini. Namun, semua baik-baik saja tanpa itu. Anehnya, karena itu semua tidak ada, masyarakatnya mencoba membuat produk dan aplikasi sendiri, dan saya rasa itu cukup luar biasa ketika keterbatasan tidak menghambat kreativitas melainkan menghasilkan kreativitas.
Hal unik lainnya yang bisa Anda temukan di sini adalah moda transportasinya. Taksi, bukan taksi yang Anda bayangkan pada umumnya, namun taksi yang dimaksud adalah mikrolet. Cukup lucu sekaligus unik tapi itu memang yang terjadi. Moda transportasi yang banyak digunakan adalah motor. Becak masih ada, namun sudah cukup jarang digunakan. Untuk transportasi antardaerah, banyak yang menggunakan bus atau pun mobil rental, pesawat ada namun penerbangan terbatas dan biayanya cukup mahal. Jarak antar kota di Sulawesi Tengah cukup jauh, bisa 10-12 jam untuk sampai di satu kota, jadi bisa dibayangkan capeknya untuk melakukan perjalanan antardaerah. Saya sangat berharap suatu saat nanti, ada kereta api di sini atau pun akses penerbangan yang luas dan terjangkau. Semoga.
5. Segala Hal Menjadi Sederhana
Tinggal di daerah dengan akses yang memadai memang lah menyenangkan dan nyaman. Anda bisa melakukan banyak hal dengan mudah, semua tersedia dan hanya cukup sedikit usaha untuk melakukan hal yang Anda inginkan. Namun, dengan kesederhanaan dan keterbatasan daerah ini, saya rasa tidak perlu muluk-muluk untuk melakukan sesuatu. Tidak perlu neko-neko untuk menjadi sesuatu, cukuplah menjadi sederhana membuat saya baik-baik saja, dan daerah ini mendukung saya untuk menjadi "sederhana". Saya senang dengan kesederhanaan daerah ini. Kotanya, masyarakatnya, social life-nya. Walaupun kota lain punya "hal besar" yang menjanjikan, saya merasa Tolitoli selalu berhasil untuk menjadi tempat berpulang.
Lima hal tadi adalah sedikit gambaran saya tentang daerah Tolitoli. Mendeskripsikan daerah sendiri terasa sedikit sulit dan awkward, sama halnya ketika Anda disuruh mendeskripsikan diri sendiri. Semoga dengan tulisan ini Anda bisa lebih mengenal Tolitoli. See yaa :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H