Mohon tunggu...
Rahmatia
Rahmatia Mohon Tunggu... Lainnya - orang aring

orang biasa yang cuma mau jadi orang rata-rata pada umumnya

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Mengenal Tolitoli, Kota Sederhana di Sulawesi Tengah

23 Juli 2021   16:10 Diperbarui: 30 Juli 2021   20:38 5510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tolitoli bagaikan mangkuk sup, bercampur dari banyak suku. Bukan hanya suku asli daerah yang mendiami Tolitoli, namun juga beberapa suku lain, seperti Buol, Bugis Makassar, Gorontalo, dan Manado. Jika Anda berkunjung ke sini, Anda akan mendapati beberapa logat khas, seperti logat Bugis, Gorontalo, dan Manado. Hal tersebut yang membuat masyarakatnya mudah beradaptasi dengan bahasa daerah-daerah lain. Pernah suatu waktu teman saya yang kebetulan dari Gorontalo dan Makassar bertemu, mereka kebingungan mengartikan kata "kita" dan hampir berselisih hanya karena kata tersebut. Kata "kita" versi Makassar dan Gorontalo memiliki arti yang berbeda. Makassar "kita" berarti kamu, sedangkan Gorontalo berarti saya.

Jika Anda adalah orang Tolitoli, sudah pasti tidak sulit membedakannya, tinggal disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Banyaknya suku yang mendiami Tolitoli, membuat saya paham akan perbedaan dan beradaptasi. Untuk hal kecil seperti arti "kita" saja wajib saya pahami, apalagi perbedaan budaya dan kebiasaan masing-masing suku. Saya senang akan perbedaan itu, dengan perbedaan, saya banyak belajar dan memahami.

4. Punya Keunikan Tersendiri 

Tidak seperti kota-kota besar yang punya banyak hal dan segala yang Anda mau tersedia, di sini lain cerita. Tidak ada mall, Starbucks, McDonald's, dan "hal-hal umum serupa" yang sering Anda jumpai di kota besar, di sini berbeda. Transportasi online seperti Gojek dan Grab pun belum masuk di sini. Namun, semua baik-baik saja tanpa itu. Anehnya, karena itu semua tidak ada, masyarakatnya mencoba membuat produk dan aplikasi sendiri, dan saya rasa itu cukup luar biasa ketika keterbatasan tidak menghambat kreativitas melainkan menghasilkan kreativitas.

Hal unik lainnya yang bisa Anda temukan di sini adalah moda transportasinya. Taksi, bukan taksi yang Anda bayangkan pada umumnya, namun taksi yang dimaksud adalah mikrolet. Cukup lucu sekaligus unik tapi itu memang yang terjadi. Moda transportasi yang banyak digunakan adalah motor. Becak masih ada, namun sudah cukup jarang digunakan. Untuk transportasi antardaerah, banyak yang menggunakan bus atau pun mobil rental, pesawat ada namun penerbangan terbatas dan biayanya cukup mahal. Jarak antar kota di Sulawesi Tengah cukup jauh, bisa 10-12 jam untuk sampai di satu kota, jadi bisa dibayangkan capeknya untuk melakukan perjalanan antardaerah. Saya sangat berharap suatu saat nanti, ada kereta api di sini atau pun akses penerbangan yang luas dan terjangkau. Semoga.

5. Segala Hal Menjadi Sederhana

Tinggal di daerah dengan akses yang memadai memang lah menyenangkan dan nyaman. Anda bisa melakukan banyak hal dengan mudah, semua tersedia dan hanya cukup sedikit usaha untuk melakukan hal yang Anda inginkan. Namun, dengan kesederhanaan dan keterbatasan daerah ini, saya rasa tidak perlu muluk-muluk untuk melakukan sesuatu. Tidak perlu neko-neko untuk menjadi sesuatu, cukuplah menjadi sederhana membuat saya baik-baik saja, dan daerah ini mendukung saya untuk menjadi "sederhana". Saya senang dengan kesederhanaan daerah ini. Kotanya, masyarakatnya, social life-nya. Walaupun kota lain punya "hal besar" yang menjanjikan, saya merasa Tolitoli selalu berhasil untuk menjadi tempat berpulang.

Lima hal tadi adalah sedikit gambaran saya tentang daerah Tolitoli. Mendeskripsikan daerah sendiri terasa sedikit sulit dan awkward, sama halnya ketika Anda disuruh mendeskripsikan diri sendiri. Semoga dengan tulisan ini Anda bisa lebih mengenal Tolitoli. See yaa :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun