Dua semester sudah berlalu kami habiskan di Asrama. Suka duka yang dirasakan menjadi bumbu-bumbu kehidupan bagi kami anak Ma'had Al Jami'ah IAIN Padangsidimpuan. hitung-hitung bagi yang belum pernah berasrama setidaknya sudah menambah pengalaman hidup. sudah pernah merasakan hidup harusdengan kesabaran mengantri dimana-mana.
Diakhir semster dua itu,seluruh mahasiswa/i angkatan 2017 di izinkan cari kos-kosan di dekat kampus biar nanti pergi ke kampusnya tidak naik angkot lagi.Â
Tidak terkecuali tia ikut beramai-ramai mencari kos-kosan di dekat kampus. tapi orang tinggal di kos lingkungan kampus harus mematuhi aturan-aturan kampus, semisal tidak boleh keluar malam diatas jam 11. itu sudah resikolah yah.Â
Tapi ada juga mahsiswa yang memilih untuk kos jauh dari kampus dengan ongkos angkot Rp. 2000.Pagi menjelang siang itu seperti biasa mahasiswi ngantri untuk mengambil jatah makan siang. karna jam 13:00 sudak masuk kampus. Ada seorang mahasiswi yang berbisik ke temannya bahwa ada info baru ditempelkan di papan informasi. Sebenarnya tia tau mengapa mereka  berbisik-bisik, itu karena dia takut kedengaran orang.Â
Menggunakan bahasa Indonesia di Ma'had Al-jami'ah IAIN PSP adalah haram hukumnya. Bisa kena hukuman itu dari qismul lughoh. Tia mendengar percakapan itu setelah selesai makan siang tia langsung pergi ke papan informasi untuk memeriksa info baru. Wajar si tia harus ke papan informasi karna cuman dia yang tidak mempunyai hp android diantara teman-temanya. misal dia dia punya hp mungkin sudah dikirim itu  ke grup. Tapi sayang tia gak punya Hp pintar.
Tapi tia orangnya tidak pesimis dia tidak down dengan sesuatu yang tidak dimilikinya. tia baca info terbaru ternyata di papan informasi terdapat info pendaftaran musyrifah. Tia sebenarnya tidak tertarik menjadi seorang musyrifah. Setelah dibaca tia langsung belalu meninggalkan papan informasi.
Setelah seharian bergulat dengan tugas kampus yang banyak dan hafalan mufrodad tia merebahkan badanya ke tikar yang terbuat dari anyaman daun pandan  itu.  Karena tia sudah terbiasa di pesantren tidur hanya beralaskan tikar. jadi dia tiak berniat menganti alas tempat tidurnya meski sudah sampai di perguruan tinggi, yang mana  mahasiswi beradu kemewahan dan fasilitas mewah yang di bawa dari rumah. miasalnya spring bad tebal nan empuk.Â
Tidur diatas papan beralas tikar itu memng tidak enak tapi karna udah terbiasa jadi tia merasa biasa-biasa saja. sebenarnya tia mempunyai alasan yang kuat tidak mengganti alas tidurnya dengan kasur/ spiring bad, yaitu dia takut tidak terbangun untuk sholat subuh atau kiyamullaykarna terlalu nyaman di tempat tidur.
  Â
Tiba-tiba hp nokia tia berdering pertanda seseorang sedang mengingatnya. Ternyata yang menelpon adalah abangnya. "Assalamualaikum?" jawab tia "waalaikumussalam bang". Setelah panjang lebar mereka berbincang, tia memberi info kepada abangnya bahwa pendaftran pemilihan musyrifah sudah dibuka.Â
Abangnya nyuruh  untuk mendaftarkan diri. Tapi tia menolak karna menurutnya manjadi seorang musyrifah itu capek. Tapi dengan bujukan dan di iming-iming di beli hp baru tia mau mandaftar manjadi seorang musyrifah. Ada karakter tia yang tidak bisa dia tepis. yaitu tia oranya manja kepada abangnya dan suka dengan kejutan/hadiah.
tia daftar jadi musrifah dan alhamdulillah dia lulus. sebenarnya tia memiliki dua kebahagiaan sekaligus, yaitu dia akan di belikan hp baru dari abangnya dan menjadi seorang musyrifah ternyata digaji, karna dalam benaknya selama ini musyrifah tidak di gaji.Â
 Tiba pada saat pembekalan tia melihat lanna dan nur ikut dalam acara pembekalan. tia tidak tahu jika lanna dan nur ikut mendaftar. pada saat pembagian asrama ternyata lanna dan tia mengajar dia asrama yang sama dan nur di asrama lainnya.Benar perkiraan tia, jadi seorang musyrifah itu tidak mudah.Â
Harus Extra bisa membagi waktu. 24 jam=1.440 menit =86.400 detik ini harus bisa membagi waktu, belajar untuk diri sendiri, ngerjain tugas, dan mengajar adek-adek asrama. Mulai mata terbangun dari tidurnya jam 5 subuh, udah harus mualai mengajar ngaji dan mufrodat bahasa Arab dan vocabulary bahasa inggris, Â jam 8 pagi masuk kampus sampai dengan siang. Sore udah kontrol anak-anak ngaji dan sholat jam'ah. Ba'da magriba kontrol makan malam, ba'da isya ngajar mengaji hingga jm jarum jam neunjuk angka 10, baru boleh bubar. Waktu belajar malam seorang musyrifah itu ditas jam 10. Sampe-sampe BB tia - + 48 kg.
Belum lagi mikirin adek-adek yang belum bisa baca Al-Qur'an, intinya sih udah kayak mama mudah yang kulaih. Dimana tugas kuliah numpuk tapi harus bisa mengurus anak-anaknya yang belum bisa ngapa-ngapain. Apalagi ngurus yang lagi sakit. Manja banget kadang anak-anaknya. Tapi itu semu adalah proses pendewasaan buat seorang musyrifah sekaligus calon ibu rumah tangga dan wanita karier,, aamiin.Â
Aamin
setehun berlalu tanpa terasa. ternyata tia, lanna dan nur sudah semester 5. masa mereka sudah kadaluarsa dan tidak akan diterima jika ingin manjadi seorang musyrifah lagi. merekapun berniat mancari kos-kosan untuk memindahkan barang-barang karana libur semester sudah diambang pintu.....
"pekerjaan sebagai musyrifah sudah selesai. Berarti Hp hadiah pemberian sudah sah jadi hak miliku" dalam hati. Tia senang benget punya Hp. 5 tahun dia tidak pernah menggenggam  benda yang berbentuk pipih tersebut.Â
Setelah memasuki semester 5 tia menjalani aktivitasnya seperti biasa. Pagi itu tia berjalan dengan santai menuju kampus yang kira-kira 250m dari kos-kosannya. Sesampai di kelas semua teman-teman sudah bergabung. Tiba-tiba dosen pegampu matakuliah pagi hari itu  terlihat sedang mengetik di dalam grup whatssap. Ternyata isi pesannya adalah "assalamualaikum. Maaf hari ini saya tidak bisa berhadir, insyaallah kita jumpa di pertemuan selanjutnya."  Satu persatu teman-temanya pergi meninggalkan kelas. Tapi fatimah temannya tia mengajak tia berkunjung ke asrama. Katanya mengenang perjuangan saat menjadi seorang musyrifah. Tia tidak bisa menolak ajakan itu.Â
Mereka berdua meninggalkan kelas menuju kamar fatimah di lantai 2. Tak berapa lama pintu kamar diketok ternyata seorang mahasasantri ada yang sakit dan harus dibawa kerumah sakit. Tia dan fatimah bergegas membawa kerumah sakit, tepatnya ke rumah sakit Elizabet, tepi orang-orang di padangsdimpuan juga menyebutnya dengan rumah sakit katolik. Dirumah sakit  tia masih chetingan dengan temannya yang ada di jakarta, membahas perihal kuliah lanjutannya.
Karena batrai Hapnya sisa 19% lagi tiba mematikan data Hpnya dan memasukkan ke dalam tasnya.  Setalah diberi resep obat oleh dokter mereka jalan kaki menuju apotek yang tak jauh dari  rumah sakit tersebut, sambil cari angkot pulang. Tak ada yang aneh pada saat mereka di menaiki angkot saat ingin pulang. "tia gak ikut ke asrama lagi yah, tia langsung ke kos aja". "Iyah, makasih yah udah nemanin aku" jawab fatima sambil berpisah dipersimpangan.
Sesampai di kosaan tia membuka tasnya dan meraba kedalam untuk mengambil hpnya karena dayanya sudah lemah. Tapi tangannya tidak menemukan benda kesayangan yang dia rela jadi musyirifah setahun demi mendapatkan itu. "Astagfirullah, kok Gak ada sih" ujarnya dalam hati. Dibongkar tasnya dengan brutal memastikan hpnya terselip di saku tasnya. Â "benar Hp aku hilang" dalam hati dengan lemas.
Tia sedih banget saat itu. Selain hp itu pemberian abangnya tugas-tuagas kuliahnya juga dia kumpul disitu, belum lagi Kartu Mahasiswinya juga hilang karena dia selalu selipkan kartu itu di Hpny.
Dia curhat ke teman dekatnya perihal hpnya  yang hilang. Temannya cuman menasihatinya "mungkin Hp itu masanya untukmu hanya saat kamu jadi musyrifah saja, dan kamu salah niat untuk mendapatkan Hp itu". Sontak tia mengingat bahwa dia mau jadi musrifah karena hadiah HP baru dari abangnya. Bukan dari niat yangbersih untuk mengajarkan ilmu yang dia miliki.
Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI