Mohon tunggu...
Tia Subu simamora
Tia Subu simamora Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bismillah Huwa awal wal akhir

anak bontot

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Terbawa Mimpi

12 Januari 2022   15:01 Diperbarui: 12 Januari 2022   15:08 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam itu wanita yang akrab di panggil Anggi itu duduk di meja belajaranya sambil berpangku tangan. Ning...nong... notifikasi whatsap masuk ke hpnya. Buru-buru Anggi buka hpnya dengan pola L besar yang tak pernah di ganti mulai dari tahun 2018 sampai dengan sekarang. ternyata cuman teman-temannya di grup sedang membahas mengenai agenda liburan semester ini. Sebenarnya Anggi menunggu notifikasi dari seseorang. Sudah 2 minggu tidak masuk notifikasi dari si dia.

Padahal dua minggu yang lalu mereka tidak ada berantem atau ada masalah. Semua baik-baik saja. Hanya saja  Anggi sedikit curhat mengenai keluarganya pada si dia. Tapi waktu masih balas chet aku dengan tulisan " coba ceritain" dengan bahasa daerah yang dia miliki. Anggu mengetik alur ceritaa masalah yang dia miliki dengan detail seperti Sales yang mempromosikan dagangannya.

Anggi mencerikatakannya dengan linangan air mata, sesekali Anggi menghapus air matanya dengan jemarinya, berharap seseorang yang dia tunggu nitifikasinya datang memberi tisu dan memeluknya seolah dia mengerti dengan perasaanya. Tapi harapan itu sirna saat pesan yang dia kirim yang awalnya centang dua abu-abu berubah menjadi centang dua biru, dan yang paling mengecewakan adalah tidak ada pertanda pesan akan di balas. "Rasa kecewa itu tidak bisa di sembunyikan tapi karena sudah larut malam rasa kecewa yang tak tersebunyikan itu di tepis dengan positif tingking aja mungkin dia sudah ketiduran, data Hpnya masih aktif  dan dia lagi buka whatssap dari aku". Anggi terlelap dengan pikiran positifnya.

Suara azan berkumandang terdengar jelas di telinganya. Anggi beranjak dari tempat tidurnya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai muslim yang taat walaupun gak taat-taat banget.  Setelah sholat tak lupa ngajinya hanya beberapa halaman. Tiba-tiba anggi melihat Hpnya, dicek apakah pesannya sudah ada balasan apa tidak. Tenyata benar pesannya belum di balas. "Yang benar saja pesanku tidak di balas sampe sekarang" gerugut hatinya. "apa mungkin dari tadi malam sampe sekarang tidak buka Wa yah".  otaknya bergumul dengan rasa kecewa. "sudahlah mungkin dia sibuk".

Anggi seperti biasa menjaga toko milik keluarganya semasa libur semester. buat tambah-tambah bayar spp kuliahnya. Aktivitasnya menghilangkan rasa kecewa yang dirasakannya di pagi hari tadi. Sekarang sudah jam 11:45 sudah zuhur. "adek udh sholat tanya kakak ipar?" iyaa kak bentar yah nanggung ni lagi nulis. Setelah menyelesaikan tulisannya Anggi langsung naik ke lantai 2 untuk menunaikan sholat di kamarnya. Setelah sholat anggi menyempatkan buka Hp sebelum dia keluar dari kamarnya. Tenyata balasan chet yang dia tunggu-tunggu belum juga berbelas. "sudahlah, mungkin dia muak dengan curhatan aku" mengeluh pasrah dalam hati.  

Selama 2 minggu anggi menunggu balasan chet itu. Tap tak kunjung ada balasan. Karena bosan anggi buka akun Fb yang dia punya. Di scroll kebawah melihat berita-berita terbaru. Bola mata anggi terkejut dengan pemandangan bahwa orang yang yang dinantikan  balasan pesannya lagi online di Fb bahkan meng upload beberapa foto bahkan buat caption panjang. Menenagis hati melihat caption panjang yang ditulisnya, padahal pesan yang di harapannya tak kunjung terbalas. Tapi dengan berbesar jiwa Anggi mengelah nafas "itu kan hak dia mau balas atau tidak pesan orang. Aku gak punya hak disitu" mencoba memahami dan menegarkan dirinya.

Disuatu malam anggi memberanikan diri bertanya " knpa gk bls chetku?" dikirim pesan ini seperti biasa centang dua abu-abu, dua menit kemudian centang dua biru tapi tak ada balasan. Mulai dari saat itu Anggi taidak pernah berharap ada balasan dari orang tersebut. Bahkan Anggi sudah mengahapus nomor orangnya. Anggi tidak mau mengemis perhatian orang. Yang Anggi harapkan orang yang mengerti dirinya. Dia tidak mengharapkan orang tersebut setia-setiap saat seperti reksona, dia hanya menginginkan sedikit perhatian dan dia rasa itu tidak merugikan memberi pesan, semisal "Sabar ya dek, atau sabar ya" seperti itu. "sudahlah, aku kan udah gede udah dewasa juga, gak boleh seperti ini" menegarkan hatinya. "Toh nanti kalo dia butuh aku di bakalan cari aku. Jika memang dia tidak membutuhkan aku dia gak bakalan datang lagi ke aku". Mencoba berdamai dengan dirinya.

Sebulan setelah Anggi menghapus nomornya, tiba-tiba Anggi memimpikan orang tersebut. Dalam mimpinya orang tersebut berkunjung ke rumahnya. Di pagi hari itu Anggi membangunkan orang tersebut dengan mengusap wajahnya, dalam mimpi tersebut Anggi senang banget karena dia bisa berjumpa dengannya. Karna sudah lama mereka tidak pernah bersua dikarenakan waktu dan jarak yang memisahkan. Setelah terbangun Anggi menyuruhnya sholat dan mandi.

Setelah hari mulai  cerah orang tersebut mengantar Anggin ke kampus. Dalam mimpi tersebut Anggi senangnya bukan main, sakin senang jika ditanya dia gak bakalan bisa mendefinisakannya. Hanya orang yang merindu kan kekasih yang bisa memahami itu.

Allahu Akbar....allahu akbar.... Anggun terbangun dari tidurnya, ternyata sudah subuh. Anggu senyum kegirangan, akhirnya orang yang di rinduinya bisa dia lihat walau hanya di mimpi. Anggun bergegas mengambil handuk. mandi dan menunaikan sholat subuh seperti biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun