Mohon tunggu...
Tias dwi Kuntari
Tias dwi Kuntari Mohon Tunggu... -

Aku ingin mengembangkan bakat menulis...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

The Importance of Government’ Role to Conquer the Lupus

2 November 2010   04:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:54 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao



  • Case

THE IMPORTANCE OF GOVERNMENT’S ROLE TO CONQUER THE LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK( LES) DESEASE



  • Explanation

Lupus Eritematosus Sistemik atau sering dikenal dengan istilah Lupus adalah penyakit baru yang mematikan setara dengan kanker. Tidak sedikit pengidap penyakit ini tidak tertolong lagi, di dunia terdeteksi penyandang penyakit lupus mencapai 5juta orang,lebih dari 100ribu kasus baru terjadi setiap tahunnya.

Penyakit ini dapat mengenai semua lapisan masyaraka, 1-5 orang diantara 100ribu penduduk, bersifat genetik, dapat diturunkan. Wanita lebih sering 6-10 kali daripada pria, terutama pada usia 15-40 tahun. Oleh karena itu dianggap diduga penyakit ini berhubungan dengan hormon estrogen.

Arti kata” Lupus” sendiri dalam bahasa latin berarti “anjing hutan”. Istilah ini mulai dikenal sekitar satu abad lalu. Awalnya, penderita penyakit ini dikira mempunyai kelainan kulit, berupa kemerahan disekitar hidung dan pipi. Bercak- bercak merah dibagian wajah dan lengan, panas dan rasa lelah berkepanjangan, rambutnya rontok, persendian kerap bengkak dan timbul sariawan. Penyakit ini tidak hanya menyerang kulit, tetapi juga dapat menyerang hampir seluruh organ yang da didalam tubuh.” Eritematosis” artinya kemerahan dan “sistemik” bermakna menyebar luas keberbagai organ tubuh.

Untuk pengertian Lupus sendiri dapat didefinisikan penyakit sistem imunitas dimana jaringan dalam tubuh dianggap benda asing. Reaksi sistem imunitas bisa mengenai berbagai sistem organ tubuh seperti jaringan kulit, otot ,tulang, ginjal, sistem saraf, sistem kardiovaskuler, paru- paru, lapisan pada paru- paru, hati, sistem pencernaan, mata, otak, maupun pembuluh darah dan sel- sel darah.

Timbulnya penyakit ini karena adanya faktor kepekaan dan faktor pencetus yaitu adanya infeksi, pemakaian obat- obatan, terkena paparan sinar matahari, pemakaian pil KB, dan stres. Penyakit Lupus ini bersifat kronis dan ditandai dengan adanya remisi (masa penyakit tidak bergejala) dan eksaserbasi (masa penyakit memperlihatkan gejala yang khas).

Tubuh memiliki kekebalan untuk menyerang penyakit dan menjaga tetap sehat. Namun dalam penyakit ini kekebalan tubuh justru menyerang organ tubuh yang sehat. Dalam tubuh terdapat anti bodi yang berfungsi menyerang sumber penyakit yang akan masuk kedalam tubuh. Uniknya, penyakit Lupus ini anti bodi yang terbentuk dalam tubuh muncul berlebihan. Kelainan ini disebut “autoimunitas” yaitu sistem imun membentuk anti bodi yang seharusnya bekerja memerangi infeksi yang disebut antigen seperti bakteri, virus, jamur, atau zat- zat asing yang masuk kedalam tubuh, malah berbalik menyerang dirinya sendiri. Sistem imun ini kehilangan kemampuan untuk membedakan yang mana antigen asing dan aman sel atau jaringan tubuhnya sendiri.



  1. Fact

Kemajuan teknologi kedokteran dan pekembangan yang pesat dalam pengobatan penyakit Lupus ini di dunia, sebenarnya sudah sangat membanggakan. Adanya ketimpangan yang besar antara negara maju dan negara kita disebabkan banyak hal. Diantaranya kurangnya pengetahuan terkini mengenai penyakit tersebut, baik pada kalangan medis maupun di kalangan masyarakat secara umum.

Keterbatasan pengetahuan tentang penyakit Lupus tidak menjadikan masyarakat, kalangan medis dan pemerintah berdiam diri, dibidang sosial penyakit lupus mendapat begitu banyak perhatian dari berbagai kalangan dari mulai mahasiswa, kalangan medis sampai pemerintah. Bentuk perhatiannya berupa diselenggarakan berbagai seminarr mengenai penyakit Lupus dan penanganan terkini tidak hanya untuk kalangan medis, tetapi juga untuk masyarakat awam. Penyuluhan-penyuluhan juga telah dilakukan oleh para mahasiswa yang ikut prihatin mengenai penyakit Lupus ini, bekerja sama dengan organisasi pemerhati Lupus seperti Yayasan Syamsi Dhuha di bandung atau dengan Yayasan Lupus Indonesia.

Kemajuan yang sangat membantu para odapus dalam penatalaksanaan penyakit Lupus ini adalah dengan masuknya beberapa obat baru ke dalam obat askeskin (asuransi kesehatan untuk masyarakat miskin) yang sangat berperan dalam memperbaiki penyakit Lupus ini. Obat-obat tersebut sebelumnya tidak terjangkau oleh masyarakat secara umum karena harganya yang relatif mahal. Hal ini terwujud berkat dukungan ibu Menteri Kesehatan, Dr. Dr. Siti Fadilah Supari, Sp.J.P., pada acara Audiensi PB Perhimbunan Reumatologi Indonesia dengan kerja sama dari “Care for Lupus” Yayasan Syamsi Dhuha pada tanggal 20 juni 2006.

Masih banyak kegiatan yang tidak akan pernah berhenti dilakukan oleh para pihak pemerhati Lupus ini di Indonesia, untuki selalu menimba ilmu dan pengetahuan tebaru dalam penetalaksanaan penyakit ini. Pada tanggal 21 Mei hingga 29 Mei (2007) nanti, akan dikirm beberapa delegasi dari kelompok pemerhati Lupus seperti perewakilan dari “Care for Lupus” Yayasan Syamsi Dhuha, Yayasan Lupus Indonesia, dan juga Perhimpunan Reumatologi Indonesia.

Di Rumah Sakit Hasan Sadikin pun telah dibuka klinik khusus penderita Lupus ini, setiap hari Sabtu yang melibatkan kerja sama dan peran aktif dari berbagai dokter ahli yang terkait dengan penyakit ini. Selain itu, penelitian-penelitian yang berkaitan dengan penyakit Lupus ini, baik tentang perkembangan penyakit maupun pengobatannya masih terus dilakukan baik di tingkat internasional maupun di tingkat nasional, khususnya di Bandung ini.

Bahkan setiap tanggal 10 mei diperingati sebagai Hari Lupus sedunia.Hari Lupus pertama kali dicanangkan di New York tanggal 10 mei 2004. Setiap tahun berganti, menghadirkan suatu harapan baru bagi para odapus di dunia, khususnya di Indonesia.



  1. Opini

Masalah penyakit Lupus, bukan hanya menjadi masalah bagi kalangan medis, dan para odapus,tetapi sudah menjadi masalah masyarakat secara umum. Sebenarnya penyakit Lupus memiliki kesamaan dengn penyakit HIV namun sayangnya penyakit Lupus tidak seterkenal HIV.Hal ini dikarenakan pemerintah memberikan perhatian yang jauh lebih besar kepada penyakit HIV daripada Lupus. alangkah lebih baiknya jika pemerintah sama- sama memberikan perhatian yang sama besarnya. Apalagi mengingat masih kurangnya pengetahuan tentang penyakit Lupus. kemudian masalah sosial ekonomi yang sangat berbeda, terutama dalam tunjangan asuransi sangat berperan bagi harapan hidup seorang odapus karena obat- obat baru yang dapat memperbaiki kualitas hidup dan perjalanan penyakit lupusnya,masih sangat mahal,dan tidak terjangkau oleh masyarakat indonesia. Selain itu dukungan dari masyarakat perlu ditingkatkan karena disaat seorang odapus sedang mengalami perburukan dari penyakitnya yang diperlukan hanyalah dukungan agar tetap bisa bertahan dan mempunyai motivasi untuk berthan hidup.

Mengingat penyakit Lupus belum mendapatkan obatnya alangkah lebih baiknya jika para medis lebih rajin melakukan research agar masalah odapus bisa segera bisa terselesaikan tanpa harus lebih lama merampas hak hidup odapus.

by: tiasdwikuntari

PSIK 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun