Mohon tunggu...
Tias  Anggraini
Tias Anggraini Mohon Tunggu... Lainnya - Aku Kamu dan Dia

Berkarya tebarkan Inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

3 Point Penting Bela Nabi

5 Februari 2023   08:18 Diperbarui: 5 Februari 2023   08:26 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam itu adalah ajaran radikalis, islam itu adalah ajaran ekstrimis. Jadi tidak seperti yang mereka katakan. Mereka katakan bahwa kami melakukan ini karena ajaran islam itu adalah ajaran yang tidak sesuai dengan nilai-nilai barat. Islam itu adalah agama yang bias terhadap perempuan bahwasanya Islam itu mengekang kebebasan dan segala macam kalau isu yang utama. Seharusnya mereka bisa ngajak diskusi, toh mereka bisa ngajak orang-orang ngobrol yang ngerti tentang Islam. Bukannya mereka bisa untuk mempelajari Islam kalau memang niatnya mereka adalah karena ini masalah narasi. Kalau ini adalah masalah ide tapi ternyata kan tidak yang mereka lakukan diskusi bukanlah beradu intelektualitas, sebagaimana yang mereka agung-agungkan sebagai mereka senantiasa dengungkan bahwa kami adalah orang yang intelek. Bahwa kami adalah orang yang terpelajar, bahwa kami adalah orang yang beradab tapi yang mereka lawan dalam memprovokasi mereka buat film. Mereka buat pembakaran terhadap Alquran. Mereka buat kartun, buat segala macam yang itu sama sekali tidak ada hubungan dengan intelektualitas. Sama sekali nggak ada urusan dengan akal. Jadi itu adalah yang pertama poin pertama. Kenapa ini terjadi karena Islam phobia adalah bisnis.

Poin ke-dua. Orang-orang yang menghina islam itu mereka di backup oleh negara setidaknya mereka di backup oleh hukum legal. Negara dia bilang sendiri saya bakar Alquran ini adalah legal karena Alqurannya saya beli sendiri. Punya saya sendiri sah-sah saja kalau saya mau membakar barang. Alhasil menimbulkan komentar dari umat muslim. Berhasilah dia mampu menyulut amarah mereka. Mampu memberikan gambaran, bahwasannya Islam itu radikal, Islam tuh ekstrim, orang-orang Islam tuh tukang marah-marah.

Dia bangga, saya mendapatkan ancaman dan segala macam daripada orang-orang bodoh ini dan seterusnya nah ini memang provokasi. Kenapa karena dia di backup oleh negara ? karena kita bisa melihat dalam sejarah penghinaan terhadap Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam itu tidak akan bakal berhenti. Tidak akan bakal berhenti selama kita sebagai individu yang komen di Instagram itu atau kita sebagai komunitas yang melakukan misalnya unjuk rasa, yang melakukan apapun atau kita sebagai apa kelompok itu tidak cukup. Kenapa karena dia di back up oleh negara. Dia merasa pede negaranya melindungi dia. Sedangkan kita cuma modal bacot dan kita cuma modal orang. Kita cuma bisa ngancem lewat komen. Kita cuma bisa melakukan secara individual. Kita cuma bisa unjuk rasa, tapi kita tidak punya negara yang baik. Sebagaimana dia di backup oleh negara. 

Point ke-tiga, orang-orang menganggap bahwasannya ini urusan agama bukan urusan negara. Negara merupakan hal yang penting dalam menindak lanjuti perkara ini. Sebagai negara yang mayoritas muslim dapat memberikan sanksi terhadap pelaku itu. Memberikan efek jerah, agar tidak terjadi lagi. Misal kalau saya jadi presiden, saya akan memutuskan hubungan kerja sama dengan negara yang bersangkutan terhadap penghinaan Islam. 

Sebagai seorang muslim yang punya sebuah kewajiban untuk membela rasul dengan cara yang kita bisa tapi kita nggak boleh cuma mengatakan bahwa," Ya udah biarin aja orang-orang menghina rasulullah yang penting kita mencintai dan kita menyebarkan kecintaan kita terhadap Rasulullah," nggak boleh kita mencukupkan kayak gitu doang tapi kita harus berbuat dengan apa yang kita bisa kalau kita berkomunitas kalau kita punya kelompok maka kewajiban kita adalah berunjuk rasa untuk menyampaikan bahwa perbuatan ini enggak benar. Kita harus beramar ma'ruf nahi munkar secara bersama-sama, karena orang muslim itu bersama-sama. Kalau kita individu kita lakukan kemampuan kita secara individu, kita keluarkan kemudian apa yang menjadi kemampuan kita.

 Yuk kita ajak temen-temen yang lain supaya mereka lebih banyak mencintai nabi. Supaya mereka lebih banyak tahu tentang Nabi. Supaya mereka bisa ngasih tahu pada orang-orang yang lain yang benar-benar niat tulus karena mereka nggak tahu nabi maka mereka belum mencintai nabi untuk ngasih tahu pada orang-orang tipe kaya gini. Yang kedua kita harus sadar bahwa kita harus menyadarkan bukan hanya orang-orang secara individual bukan hanya orang-orang secara kelompok tapi kita harus punya backup negara sebagaimana orang-orang berbuat jahat di back up oleh negara. Yang ketiga teman-teman sekalian mudah-mudahan orang-orang punya kekuasaan mudah-mudahan orang-orang punya wewenang mudahan para pemimpin-pemimpin muslim mereka jadi tahu. Oh kayak gini ya ketika Rasul Muhammad dihina terus mereka nggak bisa apa-apa sedangkan orang tua mereka dihina aja mereka rela mati sedangkan orang tua mereka dihina aja. Mereka kalau kalah pun urusan belakangan yang penting maju dulu yang penting bisa nunjukin bahwa kita itu sayang pada orang tua kita lah ini Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang itu lebih berarti dan kita perlukan daripada kedua orang tua kita yang itu kita berharap syafaatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun