Mohon tunggu...
Tias  Anggraini
Tias Anggraini Mohon Tunggu... Lainnya - Aku Kamu dan Dia

Berkarya tebarkan Inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Love

Takut Nikah Gara-Gara Trust Issue Masyarakat? Lakukan Ini! Overthinking Minggat

28 Januari 2023   05:45 Diperbarui: 28 Januari 2023   05:48 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu hari ada beberapa teman yang bilang, dia jenuh mendengar perkataan,
"Kapan nikah ?"
"Si A sudah nikah, setelah itu kamu ya!"
"Nanti setelah lulus kuliah nikah ya !"
"Kamu ngejomblo terus, kapan bawa cowok?"
Di benak dia, hanya mampu berkata,
" Nanti aja dulu. Lulus kuliah kerja dulu, cari cuan yang banyak."
" Aku itu pingin jadi wanita yang mandiri. Bisa punya penghasilan sendiri. Biar gak terlalu bergantung sama suami nanti."
" Duh, nikah itu ribet. Pasti ada aja masalahnya, ntar cerai, selingkuh, KDRT. Orang yang ilmu agamanya tinggi masih bisa ngelakuin kayak gitu. Apalah kita yang masih awam  ?" Hayo loh, gimana orang awam ??

Trust issue di kalangan anak zaman sekarang tentang menikah itu banyak banget. Semenjak informasi itu cepat digaungkan ke lini masa, kasus perceraian, KDRT, dan  masih banyak lagi membuat orang itu menunda pernikahan atau malah sama sekali gak mau nikah. Gak cuman itu sob, banyak sekali opini mulai meracuni pemikiran pemuda. Seperti, punya banyak anak merepotkan, jadi ibu rumahan cuman ngurus dapur, kamar, sumur. Semua ketakutan itu membuat seseorang takut menghadapi kehidupan selanjutnya.

Padahal ilmu tentang kehidupan rumah tangga itu harus ditanamkan sejak dini. Contohnya, membantu ibu membersihkan rumah, membantu ayahnya, bagaimana cara menyikapi masalah dalam rumah tangga, dan masih banyak lagi. 

Seiring beranjak remaja diajarkan bagaimana batas pergaulan antara laki-laki dengan perempuan, mana batasan aurat, dan hak kewajiban suami istri itu seperti apa. 

Jadi ketika dia sudah baligh minimal tahu tentang bagaimana cara mengelola perasaannya (emosi). Lebih siap menjalani masa depan. Berani mengambil keputusan dan mampu menanggung konsekuensinya. 

Lantas bagaimana nasib pemuda hari ini yang suka overthinking berlebihan ? Kalau nikah nambah tanggung jawab/ beban hidup. Akhirnya dia lebih memilih pacaran ketimbang menikah. Ujung-ujungnya MBA (Married By Acident) setelah itu ngajuin surat dispensasi menikah ke sekolah secara berjamaah.

Beginilah wajah umat , ditengah bercokolnya sistem hari ini. Dimana uang disanjung, agama digantung. Masyarakat yang hari ini cenderung mandiri dalam mencari cuan membuat semakin cinta dunia. Aturan agama dikesampingkan/diremehkan. Gak usah bawa-bawa agama dalam kehidupan. Ya, sudah hidup itu pilihan terserah gue mau pilih yang gimana. Terserah aku mau pacaran atau enggak. 

Gak percaya dengan ta'arufan, mana bisa kita langsung percaya dengan CV sedang kita gak bisa langsung interaksi. Kenalan cuman beberapa bulan, bisa aja ada sifat yang masih ditutupi. Kayak beli kucing di dalam karung gak sih ? Mending pacaran tahu sifat aslinya gimana. Sob, sob, emang kamu yakin dengan pacaran bisa lihat sifat aslinya ?? Berbulan-bulan atau sampai bertahun-tahun pacaran kamu disentuh, disanjung, interaksi sampai batin berbunga-bunga, apakah sudah pantas dibilang laki baik ? Sobat muslimah, lelaki yang baik itu akan menjaga diri kamu. Langsung mengunjungi rumah mu untuk datang melamar. Dia gak mau pacaran karena dia sayang. Sayang, jika kamu dapet dosa dari kemaksiatan ntar kamu dilempar ke neraka.
Jikalau kamu pilih jalan ta'aruf, kamu masih tetap terjaga. Sebab ada mahrom yang mendampingi setiap proses pengenalan. Bebas mau bertanya apapun sampai kepribadiannya seperti apa. Wanita pun lebih terjaga kehormatannya.

Gimana sob, masih mau pacaran ? Atau masih mau menunda pernikahan karena ingin merintis karir dulu ? Tapi dengan syarat pergaulan mu tetap terjaga, tidak ada unsur campur baur laki dengan perempuan dan berdua-duan dengan yang bukan mahrom. Interaksi dengan lawan jenis sebutuhnya (urgent)aja. Kamu senang dengan seseorang, tundukan pandangan mu dan berpuasalah. Masih belum bisa maka sudah saatnya kamu menikah. 

Siapkan mental, ilmu pranikah, dan ilmu Islam untuk membimbing mu dalam berkehidupan. Serahkan semua hasil terbaiknya kepada Allah SWT. Insyaallah Allah memberikan pasangan terbaik kepada kita. Setelah menikah jangan lupa ya, ingat pesan ini jadikan pasangan mu sebagai bestie, serahkan masalah mu kepada Allah. Sesungguhnya Allah bersama kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun