Mohon tunggu...
tiar rahman
tiar rahman Mohon Tunggu... -

enjineer yang iseng nulis. Nanti ditambahin kalo inget ya.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Tersisa dari Hujan

1 Desember 2010   03:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:09 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

“Bye, sayang,” Tutupnya.

Aku terdiam.

“Win, aku pulang dulu ya. Makasih catatannya. Nanti hari senin aku kembalikan ya,” Dimas pamit.

“Iya. Terima kasih juga bandreknya. Hati-hati ya!”

Ingin kugenggam tangannya. Dan menahannya barang sejenak lagi. Tapi itu tak mungkin. Dia milik orang lain sekarang. Sang hujan membuatku merasa memilikinya walau sebentar saja. Motornya menggeram, tangannya melambai. Aku membalas lambaian sambil menahan perih hati. Kapan lagi aku memiliki saat seperti tadi?

Aku selalu bahagia/ Saat hujan turun/
Karena aku dapat mengenangmu/
Untukku sendiri/

Aku bisa tersenyum/ Sepanjang hari/
Karena hujan pernah/
Menahanmu di sini/
Untukku

Dimuat juga di http://supertiel.multiply.com/journal/item/31

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun