“Bye, sayang,” Tutupnya.
Aku terdiam.
“Win, aku pulang dulu ya. Makasih catatannya. Nanti hari senin aku kembalikan ya,” Dimas pamit.
“Iya. Terima kasih juga bandreknya. Hati-hati ya!”
Ingin kugenggam tangannya. Dan menahannya barang sejenak lagi. Tapi itu tak mungkin. Dia milik orang lain sekarang. Sang hujan membuatku merasa memilikinya walau sebentar saja. Motornya menggeram, tangannya melambai. Aku membalas lambaian sambil menahan perih hati. Kapan lagi aku memiliki saat seperti tadi?
Aku selalu bahagia/ Saat hujan turun/
Karena aku dapat mengenangmu/
Untukku sendiri/
Aku bisa tersenyum/ Sepanjang hari/
Karena hujan pernah/
Menahanmu di sini/
Untukku
Dimuat juga di http://supertiel.multiply.com/journal/item/31
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H