Mohon tunggu...
Tiarna Samosir
Tiarna Samosir Mohon Tunggu... Guru - Guru

Sosial, Lingkungan dan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasi yang Tak Tanak

17 Mei 2024   20:45 Diperbarui: 17 Mei 2024   20:47 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Padahal aku merasa bolu itu terlalu manis dilidah. Tapi syukurlah ada yang menggemarinya.

"Inong, ini kopimu" dengan was-was menanti jawaban apa yang akan kuterima. 

Perasaan seperti ini begitu menyiksa. Kurasakan kerongkonganku tersekat menanti jawaban.

"Iya" sahutnya. 

Sepertinya ia sudah lupa peristiwa kemarin. Peristiwa yang membuatnya begitu sedih hingga meratap.

Huffff. Leganya perasaanku. Ringan langkahku melanjutkan pekerjaanku. Kalaupun tak sempat membersihkan lantai, setidaknya piring di wastafel dan meja sudah bersih saat kutinggal bekerja.

Tampaknya semua berjalan baik. Berjalan baik? Tidak. Tak ada pujian yang kuperoleh dari dua potong bolu yang kusajikan. Isi gelas hanya berkurang sedikit. Sepotong bolu hanya berkurang segigitan.

Dengan langkah pelan aku berjalan menuju sepeda motor kesayanganku.

"Aku berangkat, Inong. Makanan sudah ada di tempat biasa" kataku lambat.

"Kamu, ya. Pura-pura baik. Kamu itu orang yang kejam" suara bentakan itu hanya sedikit memprovokasi perasaanku. Omelan berkepanjangan kuterima pagi itu.

"Aku, kan sudah minta maaf, Inong" sahutku berusaha tetap tenang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun