Mohon tunggu...
Tiarma Delsita P
Tiarma Delsita P Mohon Tunggu... Mahasiswa - Political Science Student

Mahasiswa Ilmu Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Digitalisasi, Solusi Persoalan Pemilu Konvensional?

3 November 2021   22:14 Diperbarui: 3 November 2021   22:23 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemanfaatan digitalisasi dalam proses perhitungan suara tampaknya akan memberikan keefektivitasan dan keakuratan yang lebih dibandingkan dengan perhitungan secara manual. Hal ini dikarenakan oleh penggunaan sistem pada E-voting yang sudah terprogram dan kecil kemungkinan akan adanya sebuah human errors. Hasil perolehan suara pun dapat langsung diberikan dan disiarkan kepada penghimpun surat suara di pusat.  

  1. Meminimalisir terjadinya pelanggaran pemilu; serta

Proses maupun hasil pemilu dapat secara langsung diperlihatkan secara real time dan transparan kepada publik. Hal ini akhirnya dapat mewujudkan penyelenggaraan pemilu yang transparan, akuntabilitas, dan meminimalisir segala bentuk pelanggaran yang terjadi. 

Kecurangan-kecurangan seperti perobekan dan pencurian surat atau kotak suara pun kiranya akan mulai dapat diminimalisir. Meskipun, tidak menutup kemungkinan pelanggaran yang lebih canggih akan mungkin terjadi. Maka dari itu, penyelenggara pemilu perlu untuk melakukan langkah preventif dalam mengamankan sistem dari E-voting ini sendiri dengan pengamanan sistem yang optimal.

  1. Menekan biaya logistik pemilu;

Penggunaan E-voting kiranya tidak memerlukan logistik yang sama dengan pemilihan yang berbasis konvensional, kertas surat suara yang biasanya diproduksi secara masal dan besar, dalam mekanisme E-voting tidak perlu kembali diadakan. Hal ini akhirnya dapat menjadi sebuah solusi baru dalam penekanan dana operasional dalam pemilu yang pada sebelumnya selalu memakan biaya yang besar. 

Untuk itu, meskipun penerapan sistem E-voting memberikan berbagai manfaat yang bisa menjadi opsi mutakhir dengan berbagai kemudahan yang diajukan, namun, tidak bisa di amfikan bahwa penerapannya juga bisa membawa berbagai kelemahan. Kesiapan yang masih perlu untuk dimatangkan juga menjadi "PR" akan pelaksanaan sistem E-voting bagi setiap elemen pemilu. 

Pemilih harus bisa menjadi bagian dari faktor yang menyukseskan pelaksanaan dengan sistem yang baru, begitupun penyelenggara dan pemerintah yang harus dapat mempertimbangkan dan mempersiapkan keseluruhan mekanisme secara mendalam agar pelaksanaan E-voting ini bisa menjadi solusi dari permasalahan yang ada dan bukan malah menjadi suatu bumerang bagi lahirnya persoalan-persoalan yang baru. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun