Mohon tunggu...
Agung Tiariaji
Agung Tiariaji Mohon Tunggu... -

a Lifetime Learner

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jogja dalam Pantai, Candi, hingga Es Duren

9 Agustus 2015   02:24 Diperbarui: 9 Agustus 2015   02:24 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selesai mengitari Borobudur, kita bisa memasuki sebuah “museum” yang tak jelas fokus dan orientasinya apa. Tiket masuknya hanya Rp. 5.000. Di dalamnya terdapat barang-barang antik, lukisan, mainan anak tradisional, senjata pusaka, bahkan terdapat ruang pamer ular-ular nusantara. Lumayan menarik dan anak-anak relatif suka dengan “museum” ini. Sedangkan menuju pintu keluar, kita akan memasuki jalan-jalan yang kiri-kanannya terdapat penjual baju dan souvenir khas Borobudur. Sempatkan berbelanja di sini, meski yang dijual relatif sama dengan yang di jalan Malioboro, harga di sini relatif lebih miring.

[caption caption="Borobudur_Museum"]

[/caption]

Usai dengan Borobudur, kamipun menuju kawasan dataran tinggi Ketep Pass yang terkenal sejuk dan menawarkan pemandangan dua gunung (Merapi dan Merbabu) yang begitu dekat dan mempesona. Dari Borobudur menuju Ketep hanya membutuhkan waktu 45 menit. Ketep Pass ini sebenarnya merupakan sebuah area pantau aktifitas kedua gunung tersebut. Terdapat ruang pantau petugas di sana, ruang pemutaran film Merapi dan area untuk umum yang dapat digunakan untuk parkir/duduk-duduk sembari menikmati pemandangan beserta udara dingin yang menyegarkan. Situasi di Ketep Pass ini mirip dengan daerah Puncak Bogor. Secara jujur, bagi saya Ketep Pass ini merupakan highlite of the day dari trip di hari Sabtu ini.

[caption caption="Ketep_Pass"]

[/caption]

Puas dengan udara dingin dan pemandangan Merapi-Merbabu di Ketep Pass ini, kamipun tancap gas menuju candi Prambanan di Klaten. Waktu telah menunjukkan pukul 16.30. dan perjalanan menuju Prambanan menurut Waze akan membutuhkan waktu 1,5 jam atau jam 18an bila tak ada kemacetan berarti.

Maka, sampailah kami di kompleks Candi Prambanan pada jam 18.20an. Hari sudah gelap dan kamipun mengontak Oom yang kebetulan tinggal di sekitar situ untuk menumpang menginap semalam. 

Prambanan, Pantai Indrayanti, Pantai-Pantai Gunung Kidul

Minggu pagi jam 08.00. Kami menyebrangi jalanan dan memasuki kompleks Candi Prambanan yang terletak begitu dekat dengan rumah Oom kami. Dengan tarif tiket yang sepenuhnya sama dengan candi Borobudur, kamipun menikmati keagungan candi Prambanan yang walaupun masih menyisakan sejumlah kerusakan akibat gempa bumi tahun 2006, namun masih terlihat anggun dan magis.

Berbeda dengan kunjungan ke candi Borobudur yang walaupun terasa terik di lokasi candinya, di candi Prambanan sinar mentari bahkan terasa lebih terik. Namun, semua itu terbayar sepadan kala kita sembari duduk-duduk di halaman candi, pandangan kita dimanjakan oleh indahnya sejumlah candi yang tinggi menjulang ke langit sembari teringat akan kisah legenda Bandung Bondowoso yang mencoba menikahi Roro Jonggrang dengan berusaha memenuhi permintaannya untuk membuat 1000 candi namun ternyata gagal karena tipu muslihat sang gadis.

[caption caption="Prambanan"]

[/caption] 

Setelah cukup membiarkan pikiran membara bersama kisah legenda dan keindahan candi Prambanan, selanjutnya pada jam 11.00 kami pun segera melanjutkan perjalanan menuju daerah kabupaten Gunung Kidul yang terkenal dengan pantai-pantainya yang elok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun