Mohon tunggu...
Tiara Yuli Tri Swadana
Tiara Yuli Tri Swadana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Malang

hobi saya adalah mendengarkan musik dan melukis view of nature. kepribadian dalam diri saya seperti harimau gemoy yang pantang menyerah, terus mencoba tapi sambil rebahanšŸ¤©

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Upacara Sakral, Ekonomi Mengalir: Panca Yadnya Dongkrak UMKM Bali

16 Desember 2024   22:04 Diperbarui: 16 Desember 2024   22:04 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Mahasiswa Kelas Mata Kuliah Ekonomi Kerakyatan Memperhatikan Penjelasan Kelompok dan Bu Emma)

Dosen Pembimbing: Emma Yunika Puspasari, M.Pd.



(Bu Emma Memberikan Penjelasan Mendalam dari Materi Presentasi Kelompok)
(Bu Emma Memberikan Penjelasan Mendalam dari Materi Presentasi Kelompok)

Malang, 24 November 2024 - Sekelompok dengan beranggotakan Rike Rachmalia Febrianti, Tiara Yuli Tri Swadana, Veronika Niken Ayugita, Vidia Permata Eka Maharani, Zackya Toty Camara melaksanakan diskusi dengan tema Ekonomi Kerakyatan dalam Perspektif Agama dalam mata kuliah Ekonomi Kerakyatan yang diampuh oleh Ibu Emma Yunika Puspasari, S. Pd, M.Pd. Kegiatan diskusi yang dilakukan oleh kami merupakan sebuah kontribusi dari mahasiswa Ekora. Kami mendiskusikan dari studi kasus dari pembahasan tema yakni, yakni Implementasi Ekora di Bali (Hindu)

(PPT Kelompok Materi Ekonomi Kerakyatan dalam Perspektif Agama)
(PPT Kelompok Materi Ekonomi Kerakyatan dalam Perspektif Agama)

Indonesia merupakan negara dengan latar belakang keberagaman agama dan budaya, terdapat 6 agama yang diakui oleh Indonesia. Menurut sudut pandang dari kelompok kami Ekora dalam perspektif agama merupakan suatu prinsip etika yang digunakan sebagai dasar membentuk ekora, terdapat nilai-nilai didalamnya yang berguna untuk kesejahteraan seluruh umat dalam ekonomi, salah satunya di Bali.Ā 

Agama hindu yang mayoritas pemeluk agamanya di Pulau Bali. Bali memiliki ciri khas pada budayanya, terdapat berbagai upacara spiritual seperti Panca Yadnya. Upacara Panca Yadnya menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan umat Hindu. Gelaran berbagai upacara. Panca Yadnya di Bali tak hanya bernilai spiritual, namun juga berdampak positif pada perekonomian lokal. Kenaikan permintaan akan berbagai perlengkapan upacara seperti sesaji, pakaian adat, hingga dekorasi yang mampu mendongkrak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Panca Yadnya Dongkrak UMKM Bali

Ā  Ā  Ā Upacara Panca Yadnya di Bali bukan hanya ritual keagamaan semata, namun juga menjadi roda penggerak ekonomi kerakyatan. Perhelatan sakral ini menciptakan efek domino yang menguntungkan berbagai lapisan masyarakat, terutama pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Mulai dari petani yang menyuplai bahan baku sesajen, perajin yang membuat berbagai perlengkapan upacara, hingga pedagang makanan dan minuman, semuanya merasakan peningkatan pendapatan. Panca Yadnya telah membuktikan bahwa tradisi dan ekonomi dapat berjalan beriringan, menciptakan keseimbangan antara aspek spiritual dan material.

Ā Panca Yadnya Jadi Berkah bagi UMKM Bali

Semangat gotong royong dalam masyarakat Bali terwujud nyata dalam pelaksanaan upacara Panca Yadnya. Upacara ini tidak hanya melibatkan umat Hindu, namun juga melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk UMKM. Para pelaku UMKM tidak hanya berperan sebagai penyedia barang dan jasa, tetapi juga terlibat aktif dalam persiapan dan pelaksanaan upacara. Hal ini menciptakan ikatan sosial yang kuat dan memperkuat nilai-nilai kearifan lokal. Sebagai hasilnya, ekonomi lokal tumbuh subur, dan kesejahteraan masyarakat meningkat.

Panca Yadnya, Ladang Bisnis yang Tak Pernah Habis

Upacara Panca Yadnya telah membuktikan bahwa budaya Bali memiliki potensi ekonomi yang sangat besar. Perhelatan sakral ini telah melahirkan berbagai produk UMKM yang unik dan bernilai tinggi, seperti kain endek, ukiran kayu, dan perhiasan perak. Dengan terus mengembangkan produk-produk berbasis budaya, UMKM Bali dapat menembus pasar yang lebih luas, baik domestik maupun internasional. Panca Yadnya tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga membuka peluang bisnis yang menjanjikan bagi generasi muda.

Peran UMKM dalam salah satu Upacara Panca Yadnya

UMKM di Bali memiliki peran penting dalam mendukung pelaksanaan upacara adat seperti Panca Yadnya, terutama Bhuta Yadnya, dengan menyediakan kebutuhan upacara seperti banten (perlengkapan persembahan), jasa kuliner tradisional seperti lawar dan sate lilit, serta kerajinan pakaian adat dan dekorasi. Kegiatan ini tidak hanya mendukung pelestarian budaya tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan membuka lapangan kerja dan mendukung ekonomi lokal. Tradisi ini memperkuat nilai spiritual sekaligus menarik perhatian wisatawan.Ā 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun