Mohon tunggu...
Tiara Nurul Mawarni
Tiara Nurul Mawarni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa aktif di salah satu universitas di Yogyakarta

Artikel ini dibuat berdasarkan fakta dan data yang ada guna untuk memenuhi tugas kuliah pada mata kuliah jurnalisme.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tren Belanja Online di Masa Pandemi COVID-19

27 Desember 2020   09:47 Diperbarui: 27 Desember 2020   10:36 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tren belanja online (Foto: Bisnis.com)

YOGYAKARTA- Belanja online seolah telah menjadi tren di masa pandemi COVID-19. Melonjaknya penggunaan aplikasi e-commerce telah menjadi bukti pentingnya penggunaan aplikasi online dalam menunjang kebutuhan di masa pandemi.

Saat ini dunia sedang diguncang oleh pandemi COVID-19. Berdasarkan data covid19.go.id, Jum'at (18/12/2020), total kasus saat ini berjumlah 1.189.877.

Dengan tingginya kasus tersebut, tidak sedikit kota-kota di Indonesia menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kebijakan ini rupanya menjadi dilema besar bagi masyarakat Indonesia karena sebagian masyarakat harus menjalankan Work from Home (WFH). Salah satu dampak yang terjadi akibat kebijakan ini yaitu menurunnya ekonomi di Indonesia.

Belanja merupakan pemerolehan barang atau jasa dari penjual dengan tujuan untuk membeli. Belanja juga merupakan aktivitas yang yang mutlak bagi masyarakat. Pasalnya, dalam menunjang kebutuhan sehari-hari masyarakat pastinya akan melakukan kegiatan ekonomi tersebut.

Di era 4.0 saat ini, masyarakat dituntut untuk melek teknologi. Teknologi yang berguna untuk mempermudah segala urusan masyarakat tentunya akan sangat membantu. Masyarakat yang tadinya awam terhadap kemajuan teknologi akhirnya dibuat bersaing dalam pemanfaatan teknologi itu sendiri.

Saat ini dengan kecanggihan teknologi, belanja yang tadinya biasa dilakukan secara langsung seperti di pasar tradisional, swalayan, ataupun mall kini telah beralih ke platform belanja online yaitu seperti aplikasi-aplikasi e-commerce yang ada saat ini.

Beragamnya aplikasi e-commerce dengan fitur-fitur pelayanannya yang sangat menarik, rupanya telah mencuri perhatian masyarakat. Ditambah lagi masyarakat tidak perlu repot untuk keluar rumah ataupun mengantri dalam berbelanja, masyarakat hanya perlu duduk dan bersantai dengan menggunakan smartphone dalam mengoperasikannya.

Dalam rangka permulihan ekonomi di Indonesia, segala upaya untuk mewujudkan hal tersebut terus dilakukan. Pemerintah melakukan upaya yaitu salah satunya adalah meningkatkan daya beli masyarakat dengan cara mendorong e-commerce untuk lebih kreatif lagi agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di masa pandemi.

Hal tersebut nampaknya membuakan hasil, terbukti dengan melonjaknya angka pembelanjaan melalui e-commerce. Rata-rata konsumen menggunakan anggaran dalam berbelanja online berkisar antara Rp50.000-500.000 dengan menggunakan metode pembayaran yang cukup beragam. Tidak sedikit konsumen memilih Cash on Delivery (CoD) alias bayar ditempat. Sementara dalam mengakses platform e-commerce dan melakukan transaksi, 9 dari 10 konsumen menggunakan smartphone.

"yaa dengan adanya platform belanja online sih pastinya ngebantu banget karena kita ga perlu keluar-keluar, apalagi banyak banget e-commerce yang ngadadain gratis ongkir dan cashback tentunya bakal jadi lebih hemat," kata Larasati Ramadhani, pengguna aplikasi e-commerce pada Jum'at (08/12/2020)

Dengan adanya aplikasi ini tentunya sangat membantu kebutuhan masyarakat. Belanja menjadi lebih praktis, tinggal scroll HP barang pun datang dengan tetap mematuhi protokol kesehatan ketika berinteraksi dengan kurirnya saja, tambah Graciella Indarawati Suhargo.

Adapun Heti menyatakan bahwa kendala dalam tren belanja online ini adalah tidak sedikit masyarakat yang menjadi konsumtif, yaitu membeli barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan oleh karena tergiur akan banyaknya diskon menarik yang ditawarkan oleh e-commerce.

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pandemi yang sedang menimpa masyarakat luas, ada banyak sekali kendala yang terjadi. Namun hal tersebut bergantung dengan bagaimana sikap kita sebagai masyarakat dan pemerintah dalam menanggulanginya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya kemajuan teknologi tentunya sangat memberikan efek baik kepada masyarakat. Pemerintah telah menjurukan masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas yang ada untuk kegiatan yang positif. Aktifitas belanja yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat juga terbantukan dengan adanya platform belanja online yang tersedia.

Tren belanja online yang sedang marak terjadi di era pandemi ini rupanya memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. kelebihannya yaitu belanja menjadi lebih semangat dikarenakan banyak sekali fitur layanan menarik bagi masyarakat, salah satunya yaitu sistem gratis 'ongkir', yaitu masyarakat dapat lebih hemat karena tidak perlu membayar ongkos kirim barang yang dibeli. Kedua yaitu cashback atau hadiah uang yang diberikan oleh e-commerce kepada konsumen dan masih banyak lagi fitur penawaran menarik lainnya.

Belanja juga menjadi lebih praktis tidak perlu keluar rumah, metode pembayaran yang beragam sehingga mempermudah transaksi, ringkas dengan hanya duduk dirumah saja agar tetap mematuhi kebijakan pemerintah yang ada. Mematuhi protokol kesehatan pun menjadi salah satu hal yang utama saat menerima paket dalam berbelanja online.

Akan tetapi yang juga menjadi sorotan yaitu masyarakat diharapkan akan lebih bijak dalam menghadapi fenomena tren belanja online ini, dengan membeli barang yang seperlunya saja agar tidak menjadi masyarakat yang konsumtif dikarenakan banyaknya penawaran-penawaran menarik yang diberikan oleh e-commerce. Hal tersebut guna untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia kedepannya agar dapat menjadi lebih baik dan stabil seperti semula.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun