Mohon tunggu...
Tiara Nurul Mawarni
Tiara Nurul Mawarni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa aktif di salah satu universitas di Yogyakarta

Artikel ini dibuat berdasarkan fakta dan data yang ada guna untuk memenuhi tugas kuliah pada mata kuliah jurnalisme.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tren Belanja Online di Masa Pandemi COVID-19

27 Desember 2020   09:47 Diperbarui: 27 Desember 2020   10:36 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan adanya aplikasi ini tentunya sangat membantu kebutuhan masyarakat. Belanja menjadi lebih praktis, tinggal scroll HP barang pun datang dengan tetap mematuhi protokol kesehatan ketika berinteraksi dengan kurirnya saja, tambah Graciella Indarawati Suhargo.

Adapun Heti menyatakan bahwa kendala dalam tren belanja online ini adalah tidak sedikit masyarakat yang menjadi konsumtif, yaitu membeli barang-barang yang tidak terlalu dibutuhkan oleh karena tergiur akan banyaknya diskon menarik yang ditawarkan oleh e-commerce.

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pandemi yang sedang menimpa masyarakat luas, ada banyak sekali kendala yang terjadi. Namun hal tersebut bergantung dengan bagaimana sikap kita sebagai masyarakat dan pemerintah dalam menanggulanginya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya kemajuan teknologi tentunya sangat memberikan efek baik kepada masyarakat. Pemerintah telah menjurukan masyarakat dalam memanfaatkan fasilitas yang ada untuk kegiatan yang positif. Aktifitas belanja yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat juga terbantukan dengan adanya platform belanja online yang tersedia.

Tren belanja online yang sedang marak terjadi di era pandemi ini rupanya memiliki kelebihan dan kekurangannya tersendiri. kelebihannya yaitu belanja menjadi lebih semangat dikarenakan banyak sekali fitur layanan menarik bagi masyarakat, salah satunya yaitu sistem gratis 'ongkir', yaitu masyarakat dapat lebih hemat karena tidak perlu membayar ongkos kirim barang yang dibeli. Kedua yaitu cashback atau hadiah uang yang diberikan oleh e-commerce kepada konsumen dan masih banyak lagi fitur penawaran menarik lainnya.

Belanja juga menjadi lebih praktis tidak perlu keluar rumah, metode pembayaran yang beragam sehingga mempermudah transaksi, ringkas dengan hanya duduk dirumah saja agar tetap mematuhi kebijakan pemerintah yang ada. Mematuhi protokol kesehatan pun menjadi salah satu hal yang utama saat menerima paket dalam berbelanja online.

Akan tetapi yang juga menjadi sorotan yaitu masyarakat diharapkan akan lebih bijak dalam menghadapi fenomena tren belanja online ini, dengan membeli barang yang seperlunya saja agar tidak menjadi masyarakat yang konsumtif dikarenakan banyaknya penawaran-penawaran menarik yang diberikan oleh e-commerce. Hal tersebut guna untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat Indonesia kedepannya agar dapat menjadi lebih baik dan stabil seperti semula.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun