Para penari dapat menciptakan konten kreatif, seperti video pendek atau tarian pendek yang dibagikan secara online, sehingga menghidupkan kembali elemen-elemen tradisional dalam konteks yang lebih modern. Para penari dapat memanfaatkan media sosial untuk menginspirasi generasi muda untuk tertarik pada seni tari tradisional Jawa. Mereka dapat membagikan cerita, video, atau wawasan tentang perjalanan mereka dalam seni tari.Media sosial juga dapat digunakan untuk menggalang dukungan finansial melalui donasi online atau penjualan tiket virtual untuk pertunjukan tari.
Namun, perlu diingat bahwa penggunaan media sosial juga harus dikelola dengan bijak. Seniman tari tradisional Jawa harus memastikan bahwa penggunaan media sosial tetap menghormati nilai-nilai dan norma budaya tradisional, serta mematuhi hak cipta dan privasi. Media sosial harus digunakan sebagai alat untuk memperkaya, bukan menggantikan, pengalaman seni tari tradisional Jawa yang autentik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H