Dewasa kini, sosial media menjadi salah satu 'alat' dalam kehidupan, baik berfungsi sebagai tujuan awal pembuatannya yaitu bersosialisasi, atau sebagai tempat untuk mengekspresikan diri.
Media sosial diciptakan untuk menghilangkan jarak, menjadi sarana berkomunikasi dan berinteraksi secara mudah, mengetahui kegiatan yang dilakukan pemilik akun, serta kemudahan lainnya.Â
Media sosial bisa membawa keuntungan yang besar jika pengelolaan ditujukan dengan benar dan menarik mata
Namun tentu saja, kerugian besar pun menanti serta dapat menjadi bumerang bagi siapapun penggunanya.
Dalam ilmu ekonomi, terdapat fenomena yang dinamakan "Esteem Economy".
Jika kita kembalikan ke sejarah, esteem dahulunya disebut sebagai leisure, yaitu waktu bersantai untuk menghilangkan penat dan beban pikiran dengan berwisata ataupun melakukan kegiatan yang menyegarkan pikiran.Â
Namun, esteem yang dimaksud disini adalah keinginan seseorang untuk memamerkan kehidupannya
Misalkan, ketika ada tempat wisata baru dia akan datang dan memamerkannya di sosial media. Fenomena ini merupakan dampak dari istilah 'manusia adalah spesies yang haus akan kehormatan'.
Dalam arti lain, ini merupakan dampak ekonomi dari fenomena yang terjadi ketika seseorang ingin memamerkan apa yang ia punya, apa yang ia lakukan, ingin menjadi panutan ataupun hal yang berkaitan dengan menyombongkan dirinya supaya terlihat 'wah' di sosial media.Â
Singkatnya, esteem economy adalah dampak ekonomi yang ditimbulkan ketika seseorang berusaha mendapatkan pengakuan di masyarakat melalui berbagai platform sosial.
Esteem economy memiliki dampak terhadap suatu usaha. Ketika seseorang berusaha untuk mendapatkan pengakuan dengan memamerkan sesuatu, orang-orang yang terkena demonstration effect akan penasaran dan membeli ataupun mendatangi tempat usaha tersebut.