Mohon tunggu...
Tiara Rista
Tiara Rista Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

hello 🦋

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Teks Kritik Novel : Ayat-Ayat Cinta

24 Maret 2021   09:20 Diperbarui: 24 Maret 2021   11:02 4647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  

Ayat-Ayat Cinta merupakan karya novel Habiburrahman El Shirazy. Novel ini dikatakan dalam penjualannya mampu mengalahkan buku-buku yang digandrungi orang banyak, seperti Harry Potter. Novel ini juga merupakan karya sastra yang berhasil memadukan dakwah, tema cinta, dengan latar belakang budaya Islam. Novel ini juga  menceritakan permasalahan-permasalahan yang ada pada kehidupan manusia, mulai dari masalah percintaan seperti poligami hingga masalah masalah dengan keadaan atau lingkungan sekitar seperti pemfitnahan dengan latar sosial-budaya Timur Tengah.  Lalu Novel ini diangkat menjadi Film.

Novel ini mengisahkan kehidupan remaja yang bernama Fahri (tokoh utama) yang kehidupannya tidak luput diwarnai dengan kisah hubungan percintaan. Fahri adalah seorang mahasiswa Indonesia yang kuliah di Universitas Al Azhar, Mesir. Ia selalu berusaha meneladani Rasulullah Saw. Dalam segala aktivitas yang dilakukannya. Hal itu dapat dilihat dari perilakunya sehari-hari, baik itu dengan teman muslimnya maupun teman yang non muslim.

Fahri digambarkan sebagai seorang pemuda yang aktif dalam berorganisasi islam dan ia mempunyai iman yang kuat dan taat terhadap agamanya, Fahri juga mempunyai masalah percintaan dalam kehidupannya. Ia di hadapkan dalam masalah jodoh orang tuanya meminta ia untuk segera menikah, akan tetapi Fahri sendiri masih bingung akan jodohnya. Sedangkan banyak sekali diantara teman perempuan Fahri yang menyatakan cintanya melalui surat kepada Fahri, namun Fahri masih merasa belum menemukan pilihan yang cocok untuk menjadi pendamping hidupnya kelak.

Fahri mempunyai tetangga di lantai tiga flatnya, seorang wanita Mesir bernama Maria. Maria di kisahkan sebagai wanita cantik yang pandai dalam bidang komputer dan banyak membantu Fahri yang masih kurang begitu memahami tentang komputer, juga sering memberikan makanan kesukaan Fahri. Tak disangka ternyata Maria jatuh cinta terhadap Fahri, namun ia tidak berani mengungkapkan perasaan cintanya. Kemudian muncul lah Nurul yakni teman satu kampus Fahri yang tidak lain juga menaruh hati kepadanya. Noura perempuan muslimah yang sedang mengalami musibah juga menaruh hati kepada sosok yang menolongnya yaitu Fahri.  Tetapi Allah berkehendak, Fahri menemukan jodohnya dan ia menikahi perempuan tersebut yang bernama Aisha.

Nilai dan budaya Islam sangat kental dalam novel ini, tetapi karena kata kata yang diambil oleh penulis sederhana membuat pembaca tidak akan merasa bosan dan walaupun berlatar belakang Islam amanat atau pesan yang disampaikan tidak terasa menggurui. Setiap kalimatnya dapat menambah kita wawasan baru tentang Islam yang belum pernah kita ketahui sebelumnya.

Kota Mesir yang menjadi latar belakang cerita ini dibangun dengan begitu baik ditambah lagi penggunaan bahasa Arab hampir dalam setiap paragrafnya berhasil membawa pembaca seakan akan berada dalam latar cerita yang bernuansa sosial-budaya Timur Tengah.

Alur cerita juga dirangkai dengan begitu baik. Meskipun banyak menggunakan alur maju, cerita berjalan tidak monoton.

Novel ini dapat dikatakan sebagai cerita pembangun jiwa,  dalam novel ini tercakup bagaimana Islam mengajarkan manusia dalam menghadapi masalah-masalah yang merupakan ujian yang diberikan oleh Allah Swt. Begitu kokohnya setiap tokoh dalam cerita ini dalam menjalankan kehidupan sesuai dengan perintah Allah. Sosok Aisha, Maria, Nurul, Noura, dan Alicia merupakan penggambaran dari karakter-karakter perempuan yang ada dalam kehidupan nyata. Tentang bagaimana wanita dalam Islam. Di dalam kitab suci Al-Qur'an juga terdapat banyak sekali ayat-ayat yang menjelaskan tentang cinta, baik cinta antara manusia dengan Tuhannya, cinta antara manusia dengan manusia lainnya, tak terkecuali cinta antara manusia yang berlawanan jenis. Semua digambarkan oleh penulis dengan baik dalam novel Ayat-Ayat Cinta ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun