Mohon tunggu...
tiara r
tiara r Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Tren Bahasa "Inglish"

24 Maret 2022   00:44 Diperbarui: 24 Maret 2022   00:46 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Bahasa memanglah dinamis. Bergerak dan berubah mengikuti penggunanya. Ketika zaman dari penggunanya berubah, maka bahasa pun ikut berubah. Tren bahasa Inglish atau singkatan dari Indonesia-English saat ini sangat marak digunakan oleh banyak orang terutama para remaja yang hidup di kota metropolitan. Tak sampai di situ, tren ini juga masuk ke industri perfilman/drama di Indonesia. Salah satu serial drama yang ramai diperbincangkan akhir-akhir ini adalah "Layangan Putus". Dalam serial drama tersebut, para aktor dan aktris menggunakan tren bahasa Inglish dalam percakapan mereka.

       Tren bahasa Inglish ini sering pula disebut Bahasa Anak Jaksel (Jakarta Selatan). Hal tersebut sebab yang biasanya menggunakan campuran bahasa Indonesia dan bahasa Inggris ini dipelopori oleh remaja hingga awal dewasa yang tinggal di Jakarta Selatan. Maka, untuk menelaah lebih jauh tentang tren ini, perlu diketahui fenomena sosial yang terjadi di Jakarta Selatan. Apabila memang karakter dalam serial drama "Layangan Putus" ini diceritakan sebagai orang kaya, berpendidikan tinggi, dan berlatarkan tempat di Jakarta, maka penggunaan tren bahasa Inglish dalam serial drama ini dirasa masuk akal. Untuk menelaah fenomena kebahasaan ini sangat tepat menggunakan teori sosiolinguistik karena berkaitan dengan kehidupan sosial masyarakat penuturnya. Lebih khususnya lagi teori alih kode dan campur kode.

       Kode adalah istilah yang digunakan yang mengacu kepada bahasa atau varian dalam sebuah bahasa. Alih kode merupakan suatu fenomena kebahasaan yang umum terjadi pada masyarakat dwibahasa dan multibahasa. Menurut Chaer (2010:114), alih kode dan campur kode adalah penggunaan dua bahasa atau lebih, atau dua varian dari sebuah bahasa dalam satu masyarakat tutur. Kedua teori gejala kebahasaan ini sangat tepat untuk menelaah lebih jauh tren bahasa Inglish pada serial drama "Layangan Putus".

       Sebetulnya bukan hal yang baru tren bahasa Inglish pada tayangan drama Indonesia. Namaku Mentari, Arti Sahabat, Yang Masih di Bawah Umur, Putih Abu-Abu, dan sederet judul drama lainnya juga lebih dahulu memasukkan tren bahasa Inglish untuk karakter tokoh yang kaya raya dan bersekolah di sekolah elit untuk menunjukkan American vibes dalam drama tersebut. Namun, kemudahan penyebaran informasi membuat tren bahasa Inglish dalam serial drama "Layangan Putus" ini sangat masif menyebar di berbagai media massa, terutama digital. Salah satu dialog yang paling ikonik dalam serial drama ini adalah "It's my dream! Not her. My dream, mas." "Kamu beliin dia penthouse seharga 5M. It's a fu*cking penthouse!". 

       Dialog-dialog antar tokoh yang mengandung gejala kebahasaan alih kode dan campur kode merupakan sumber data untuk telaah lebih lanjut tentang tren bahasa Inglish pada serial drama "Layangan Putus" ini. Kemudian dari sumber data tersebut, penentuan alih kode atau campur kode. Penentuan ini ada pada struktur bahasa yang terkandung dalam sumber data. Apakah suatu gejala kebahasaan itu termasuk dalam kelompok alih kode atau campur kode ditentukan oleh pemakaiannya dalam kalimat. Apabila masih dalam batas kalimat, maka disebut campur kode; sedangkan apabila sudah melewati batas kalimat disebut alih kode. Hasil data akan diuraikan dalam bentuk deskriptif naratif untuk menjadi bukti kebahasaan alih kode dan campur kode dalam serial drama "Layangan Putus".

       Penelaahan lebih jauh tentang tren bahasa Inglish ini dapat menjadi bukti terbaru bahwa bahasa memang dinamis dan sangat masif penyebarannya. Penggunaan tren ini dalam kurun waktu sekejap akan menyebar penggunaannya di luar kota metropolitan. Tayangan-tayangan televisi maupun siaran digital merupakan salah satu jembatannya. Tidak dapat dipungkiri bahwa memang sebagai salah satu hiburan, tayangan serial drama juga menjadi contoh nyata yang mudah diikuti oleh para penontonnya. Bahkan dengan kekuatan teknologi digital media sosial, selain penonton serial tersebut pun akan merasakan dampaknya juga.

       Selain meneliti alih kode dan campur kode, banyak sekali tuturan dalam serial drama "Layangan Putus" ini yang dapat diteliti maksud dan maknanya. Teori semantik maupun pragmatik akan sangat tepat untuk meneliti tuturan dialog para pemain. Ada pun penggunaan tren bahasa Inglish dalam serial drama ini merupakan penguat karakter dan jalan cerita. Penulis skenario dan sutradara memilih fenomena kebahasaan tersebut untuk ditampilkan dalam tayangan serial drama ini yang ternyata menjadi daya tarik para peneliti untuk membahas serial drama ini. Industri perfilman dan drama di Indonesia memang sedang mengalami fase peningkatan kualitas dalam berbagai aspek, termasuk kebahasaan yang digunakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun