Mohon tunggu...
Tiara Putri Sunarya064
Tiara Putri Sunarya064 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Ahmadiyah: Gerakan Benalu Islam (Ulasan Buku Islam Masa Kini - KH. Ali Mustofa Yaqub)

19 Maret 2024   20:31 Diperbarui: 19 Maret 2024   20:33 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Benalu, kata yang mungkin jika terdengar di telinga kita langsung tergambar pohon yang di tempeli tumbuhan lain atau sesuatu yang sangat mengganggu. Benalu yang menempel di pohon bukan hanya sekedar "numpang hidup", namun juga ikut menyerap dan menggerogoti sari-sari makanan dari si pohon yang di tumpanginya, yang mana seiring dengan berjalannya waktu, nutrisi pada pohon itu akan hilang dan akhirnya pohon menjadi kering lalu mati.

Cukup menarik ketika saya membaca salah satu sub-tema dalam buku KH. Ali Mustofa Yaqub yang berjudul Islam Masa Kini,  yaitu "Ahmadiyah, Gerakan Benalu Islam". Sekilas dan mungkin sampai saat ini masih banyak di pahami oleh sebagian besar orang, bahwa Ahmadiyah merupakan gerakan atau organisasi yang mirip dengan Muhammadiyah atau Nahdatul Ulama, organisasi islam yang lazim dan tidak mengandung kontroversi apapun. Namun, nyatanya tidak sesederhana itu.

Buku tersebut memberikan muqodimah yang menarik tentang Ahmadiyah, sehingga kita bisa melakukan observasi lebih lanjut terkait apa dan siapa gerakan ini. Buku itu sendiri terdiri dari lima pembahasan besar yaitu mengenai Al-Quran dan Tafsir, Hadits dan Sirah Nabi saw, Aqidah dan Tarbiyah, Fiqih dan Hukum Islam, serta Haji dan Kurban. Buku yang merupakan kumpulan artikel, tulisan-tulisan kecil, seminar, dan simposium Pak Kyai Ali itu mengemas tema-tema yang menarik dan viral pada masanya, yaitu sekitar tahun 90-an.

Tentang gerakan Ahmadiyah sendiri, masuk pada bab Aqidah dan Tarbiyah. Dijelaskan dalam buku tersebut, Ahmadiyah merupakan gerakan yang dibentuk oleh pemerintah kolonial Inggris terhadap masyarakat muslim India yang berada di bawah kekuasaan mereka pada abad ke-19. Gerakan tersebut bertujuan untuk memadamkan api dan semangat jihad masyarakat muslim India dalam melawan penjajah. Mereka kemudian berfatwa bahwa jihad sudah tidak relevan dan tidak wajib bagi umat muslim sekarang, dan hanya diwajibkan ketika masa Rasulullah SAW saja.

Tokoh dari gerakan ini bernama Ghulam Ahmad, yang lahir pada 1839 M di Pakistan. Dia mengatakan sesuatu yang sangat nyeleneh kepada masyarakat muslim India bahwa pemerintah kolonial Inggris merupakan khalifah Allah di bumi, jadi mereka tidak boleh mengadakan oposisi apalagi memberontak. Hemat saya, jika masyarakat muslim India percaya terhadap pernyataan tersebut, berarti kapasitas keilmuan dan pengetahuan mereka terhadap islam pada saat itu masih begitu minim. Hal ini yang sangat disayangkan. Karena jika saja pada saat itu mereka memberontak gerakan tersebut karena tidak relevan dengan ajaran islam, maka gerakan Ahmadiyah tidak akan berkembang dan menjadi organisasi yang cukup besar seperti saat ini.

Lalu, memangnya apa saja sih ajaran Ahmadiyah yang disebut-sebut sebagai ajaran sesat itu? Simak penjelasannya berikut ini. Sebagai gerakan yang ajarannya kebanyakan hasil mencomot dari ajaran Islam, Ahmadiyah memiliki beberapa paham yang bisa dikatakan cukup sesat, yaitu:

1. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa Allah memiliki sifat yang sama sebagaimana makhluknya, seperti makan, minum, puasa, berhubungan seksual, dan lain-lain.

2. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa Nabi Muhammad bukan nabi terakhir. Bahkan putra Ghulam Ahmad berkata, "Kami (orang-orang Ahmadiyah) berkeyakinan bahwa Allah tetap mengutus para nabi untuk memperbaiki umat manusia sesuai kebutuhan"

3. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa Ghulam Ahmad adalah nabi dan rasul Allah.

4. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa Allah menurunkan kitab kepada Ghulam Ahmad, yang disebut dengan al-Kitab al-Mubin.

5. Ahmadiyah berkeyakinan bahwa haji merupakan muktamar tahunan di Qadian (Pakistan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun