Sifat tidak takut mati merupakan salah satu nilai yang dipegang para Samurai dalam prinsip Bushidō. Hal ini pula yang dipegang oleh para prajurit Jepang yang memilih membelot ke Indonesia.
Walaupun terdapat rumor bahwa tentara Jepang yang dipulangkan sebenarnya akan dibuang ke laut, hal ini tidak dapat dipahami secara dangkal bahwa mereka yang menolak pulang karena takut akan kematian.
Mereka lebih baik mati saat berperang membantu Indonesia daripada menyerahkan nyawa kepada musuh secara sukarela yang berarti mengorbankan kehormatan mereka. Lari dari perang setelah dinyatakan kalah merupakan sikap menyimpang dari prinsip Bushidō yang dipegang oleh Samurai terdahulu.
Menurut mereka, akan menjadi beban saat disalahkan atas kesempatannya untuk hidup sedangkan teman-temannya meninggal dalam medan perang. Prinsip hidup dengan kehormatan dan tanpa penyesalan inilah yang mempengaruhi pandangan tersebut.
Dengan menunjukkan sikap loyalitas 忠義 (chuugi), para prajurit tersebut mempertahankan kehormatan mereka dengan tetap setia membantu Indonesia melawan Belanda.
Memilih hal tersebut bukan berarti mereka mengkhianati negaranya sendiri yaitu Jepang, melainkan menjaga kehormatan Jepang dalam menjalankan propaganda Pan Asianisme, Nippon Cahaya Asia, dan Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya.
Kesimpulan yang dapat ditarik ialah faktanya banyak bekas tentara Jepang yang membantu Indonesia untuk merdeka. Hal ini karena faktor konsep-konsep Bushidō yang masih dipegang oleh prajurit Jepang dan kedekatan Indonesia dan Jepang.
Selain itu adanya Nasionalisme pada bangsa Indonesia yang sejalan dengan propaganda Pan Asianisme Jepang. Para bekas tentara tersebut sudah menganggap Indonesia seperti rumah dan berbeda saat pulang ke Jepang yang menurut mereka akan menjadi beban saat disalahkan atas kesempatannya untuk hidup sedangkan teman-temannya meninggal dalam medan perang karena prinsip hidup secara terhormat tanpa penyesalan.
Jika para prajurit yang disebut sebagai Zanryu Nihon Hei tersebut tidak memegang prinsip Bushidō, maka peristiwa pembelotan untuk membantu Indonesia melawan Belanda itu tidak akan terjadi.
Referensi
Davies, Roger J, dan Osamu Ikeno. The Japanese Mind. North Clarendon: Tuttle Publishing, 2002.