Mohon tunggu...
Tiara Putri
Tiara Putri Mohon Tunggu... Penulis - Universitas PGRI Madiun

Selamat Datang!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Stunting: Tantangan Kesehatan dan Kemanusiaan yang Mendesak di Indonesia

1 Juli 2024   12:05 Diperbarui: 1 Juli 2024   13:12 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penyebab stunting tidak langsung meliputi berbagai aspek seperti ketahanan pangan (ketersediaan pangan bergizi), lingkungan sosial (pemberian makanan pada bayi, kebersihan, pendidikan, dan kondisi tempat kerja), lingkungan kesehatan (akses layanan preventif dan kuratif), serta kondisi permukiman (ketersediaan air bersih, air minum, dan fasilitas sanitasi). Keempat faktor ini dapat memengaruhi perkembangan balita dan status gizi ibu hamil secara tidak langsung.

Ada beberapa dampak stunting, diantaranya adalah

  • Pertumbuhan otak yang tidak maksimalkan menyebabkan anak mengalami kesulitan berpikir dan menjadikan prestasi belajar menjadi lebih rendah
  • Kekurangan gizi pada anak dapat mengganggu perkembangan organ penting pada anak. Anak yang mengalami stunting berisiko mengalami berbagai penyakit yang tidak menular (PTM) seperti jantung, diabetes, dan stroke
  • Pertumbuhan dan perkembangan yang kurang optimal menyebabkan anak memiliki daya tubuh yang rentan dan imunitas yang berkurang. Kekebalan anak yang kirang optimal menyebabkan anak mudah sakit.

Pencegahan stunting harus selalu diadakan, untuk menyelamatkan generasi emas yang dimasa mendatang. Memastikan gizi seimbang, perilaku bersih dan sehat pada masa remaja merupakan salah satu upaya untuk mencegah stunting. Selain itu beberapa hal untuk mencegah stunting diantaranya;

1. Pengecekan status gizi secara berkala

Remaja putri perlu melakukan pengecekan status gizi secara berkala, agar Ketika terdaoat masalah gizi dapat segera teratasi dan tidak berdampak pada anak nya kelak. Status gizi dapat diketahui melalui pengukuran Indeks Masa Tubuh (IMT) dan Lingkar Lengan Atas.

Pengukuran IMT dapat dilakukan sebagai berikut;

bkkbn jawa timur
bkkbn jawa timur

Klasifikasi IMT pada calon Ibu hamil yang terlalu kurus dapat berisiko tidak mampu dalam mencukupi gizi bagi calon bayi yang dikandungnya, oleh karena itu IMT untuk calon Ibu dianjurkan dalam rentang nilai 18,5 -- 25,0 / dalam kategori normal.

Pengukuran LILA dilakukan untuk mengetahui risiko Kurang Energi Kronik (KEK) / kekurangan gizi berkepanjangan pada Perempuan. Adapun cara mengukur LILA sebagai berikut;

bkkbn jawa timur
bkkbn jawa timur
  • Menentukan posisi pangkal bahu
  • Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dengan ujung siku dan tandai dengan spidol
  • Lingkarkan pita LILA atau meteran pada bagian yang telah ditandai
  • Masukan ujung pita dilubang yang ada pata pita LILA
  • Pastikan pita LILA sesuai, tidak longgar dan tidak ketat
  • Baca angka yang ditujukan pada pita LILA (kearah yang lebih besar)

Adapun nilai LILA yang dianjurkan adalah;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun