Mohon tunggu...
Tiaranoor Andolia
Tiaranoor Andolia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya seorang mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Potensi dan Kecenderungan Sektor Ekonomi Kota Bandung Tahun 2022

6 September 2024   07:44 Diperbarui: 6 September 2024   07:47 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tabel 1. Hasil Analisis Location Quotient dokpri

Analisis Potensi Dan Kecenderungan Sektor Ekonomi Kota Bandung Tahun 2022

 

Abstract 

This research is a case study that take a place  in the Bandung city. The aim of this research is to identification and analyze the economic sectors that have potential and tendencies for economic growth. Economic growth itself is a benchmark for regional and national development that will determine the welfare of a region. This study uses secondary data from and uses several analytical tools, such as Location Quotient (LQ) and Shift Share. To manage existing data using quantitative methods. The results of this study are that there are 13 base sectors in the city of Bandung in 2022 with the largest LQ in the information and communication sector of 3.7. Then the informatics and communications sector is a sector that has a comparative advantage and is experiencing rapid growth.

Keywords: Bandung; prosperty; LQ; Shift Share

 

Abstrak 

Penelitian ini merupakan studi kasus dengan mengambil lokasi di Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi dan juga kecenderungan untuk pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sendiri menjadi tolak ukur pembangunan daerah maupun nasional yang akan menentukan kesejahtreraan suatu daerah. Penelitian ini menggunakan data yang bersumber dari BPS serta menggunakan beberapa alat analisis, seperti Location Quotient ( LQ) dan Shift Share. Untuk mengelola data yang ada menggunakan metode kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah adalah terdapat 13 sektor basis di kota Bandung pada tahun 2022 dengan LQ terbesar pada sektor informasi dan komunikasi sebesar 3,7. Lalu sektor informatika dan kominikasi adalah sektor yang memiliki keunggulan komparatif serta mengalami pertumbuhan yang cepat.

Kata kunci: Bandung; kesejahteraan; LQ; Shift Share


Pendahuluan

Setiap daerah baik secara nasional, provinsi maupun kota pastinya dituntut untuk meningkatkan kesejahteraan daerahnya masing-masing. Setiap daerah memiliki otonomi daerah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pemerataan kesejahteraan dalam proses pembangunan negara Indonesia (Mahadiansar, Ikhsan , Sri Sentanuc, & Aspariyana, 2020). Pembangunan nasional dipengaruhi oleh pembangunan daerah. Indikator keberhasilan pembangunan suatu daerah adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan progres positif pada barang dan jasa yang dihasilkan dengan tolak ukur sebuah besaran yang disebut Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hal yang perlu diingat adalah kesejahteraan suatu wilayah pastinya tidak sama  dengan wilayah yang lain. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan struktur ekonomi. Untuk merencanakan suatu wilayah agar lebih sejahterah tergantung pada kegiatan sektor-sektor dalam menghasilkan barang dan jasa. Menurut ( Rizani, 2019) perencanaan pembangunan guna meningkatkan sektor ekonomi harus diawali dengan identifikasi sektor unggulan atau potensi dari sektor ekonomi daerah serta kecenderungan sektor perekonomiannya . Oleh sebab itu menganalisis sektor basis dan non basis merupakan hal yang begitu krusial. Tak hanya itu analisis mengenai kecenderungan sektor ekonomi tersebut dapat dijadikan bahan evaluasi dalam membentuk kebijakan dan perencanaan ekonomi di suatu wilayah guna menuju langkah awal pembangunan yang terarah (Firmansyah, 2021).

  • melakukan kegiatan ekonomi di wilayahnya sendiri sehingga penawarannya sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi daerah tersebut dan perkembangannya selalu tetap tidak pernah melebihi pertumbuhan ekonomi wilayah (Jumiyanti, 2018).

  • Teknik analisis Location Quotient

Location Quotient (LQ) yaitu suatu analisis yang dapat digunakan untuk mengetahui sejauh mana tingkat spesialisasi suatu sektor-sektor ekonomi pada suatu wilayah atau sektor-sektor apa saja yang masuk dalam sektor basis dan sektor non basis di suatu wilayah. Digunakan untuk menganalisis:

* Lokasi pemusatan/basis (aktivitas) ekonomi

* Kapasitas ekspor perekonomian suatu wilayah

* Tingkat pemenuhan barang atau jasa dari produksi lokal suatu wilayah, atau derajat swasembada

*Menggambarkan keunggulan komparatif (Alhowaish, Alsharikh, Alasmail, & Alghamdi, 2013)

  • Analisis shift-share adalah teknik dekomposisi yang banyak digunakan dalam studi regional untuk mengukur efek campuran industri dan efek kompetitif pada pertumbuhan lapangan kerja regional (atau variabel relevan lainnya) relatif terhadap rata-rata nasional. Teknik ini selalu menjadi sasaran kritik karena kurangnya dasar teoritis (Artige & Neuss, 2014). Dalam analisis ini perlu diasumsikan bahwa produksi dipengaruhi oleh 3 komponen pertumbuhan wilayah, yaitu
  • Komponen Pertumbuhan Nasional

KPN adalah perubahan produksi atau kesempatan kerja suatu wilayah yang mana penyebabnya adalah perubahan produksi atau kesempatan Kerja secara umum, kebijakan ekonomi nasional dan kebijakan lain yg mampu mempengaruhi sektor perekonomian dalam suatu wilayah. Dengan formula

Komponen Pertumbuhan Proporsional ( KPP)

KPP adalah perubahan produksi atau kesempatan kerja suatu wilayah yg disebabkan oleh komposisi sektor -- sektor industri di wilayah tsb, perbedaan sektor dalam permintaan produk akhir, serta perbedaan dalam struktur dan keragaman pasar. Jika KPP bernilai positif (KPP > 0) artinya sector tersebut secara nasional tumbuh cepat. Namun, KPP bernilai negatif (KPP < 0) artinya sector tersebut secara nasional tumbuh lambat

Komponen Pertumbuhan Pangsa WilayahKomponen Wilayah (KPPW)

KPPW adalah pergeseran produksi atau kesempatan kerja suatu wilayah yang mana penyebabnya adalah keunggulan komparatif wilayah tersebut, dorongan kelembagaan, fasilitas-fasilitas  sosial-ekonomi serta peraturan lokal yang ada pada di wilayah tersebut.  Jika KPPW bernilai positif (KPPW > 0) pada sektor tersebut mempunyai keunggulan komparatif . Jika KPPW bernilai negatif (KPPW < 0) maka sektor tersebut tidak mempunyai keunggulan komparatif atau tidak dapat bersaing (Wati & Arifin, 2019).

Produk Domestik Regional Bruto

PDRB adalah kesanggupan suatu wilayah perihal mengelola dan mengordinir sumber daya alam yang dimilikinya. Kesanggupan tersebut dapat ditemukan  melalui data PDRB wilayah tersebut sehingga data PDRB ialah indikasi penting untuk mengetahui kondisi perekonomian suatu wilayah. Data  PDRB terdiri dari 2 jenis, yaitu PDRB menurut  dasar harga berlaku dan menurut

Terdapat beberapa faktor utama yang harus mendapat perhatian dalam menganalisis potensial serta kecenderungan  sektor daerah antara lain, sektor yang memiliki daya saing dalam beberapa tiga tahun belakangan dan diprediksikan memiliki probabilitas yang tinggi di masa depan. Faktor lainnya adalah ketika sektor ekonomi yang memiliki potensi untuk dikelola pada masa depan walaupun pada masa sekarang belum memiliki daya saing yang baik.

Dengan adanya hasil analisis potensi dan kecenderungan sektor daerah, bisa direncanakan suatu kebijakan pembangunan yang berdasarkan pada upaya untuk menaikkan pertumbuhan ekonomi agar kesejahteraan dapat meningkat.

Pada penelitian ini mengambil studi kasus Kota Bandung untuk menganalisis potensi dan kecenderungan kegiatan ekonominya. Dengan mengetahui hal ini, diharapkan pemangku kepentingan dapat memprediksi performa pembangunan yang sekarang, dapat mengevaluasi dan menyususun perencanaan pembangunan daerah untuk masa mendatang agar dapat lebih terstruktur dan terarah serta berpotensi menjadi dasar dalam penerapan kebijakan yang diprioritaskan untuk mengoptimalkan pengelolaan potensi ekonomi daerah agar dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi.  

Kajian Teori

  • Teori basis ekonomi

Teori basis ekonomi menjelaskan bahwa kenaikan tingkat ekonomi di suatu wilayah diukur berdasarkan sektor yang diekspor dari wilayah tersebut. Inti dari teori ini bahwa indikator utama pertumbuhan ekonomi suatu wilayah erat kaitannya dengan ekspor barang dan jasa. Sektor yang mendominasi pertumbuhan ekonomi disebut sektor basis. Tidak hanya itu, dalam teori basis ekonomi, terdapat sektor non-basis (Ayubi, 2014).

  • Sektor basis
  • Sektor basis,  merupakan kegiatan ekonomi yang mampu memenuhi target di dalam pasar daerah dan pasar luar wilayah . Sektor basis berpotensi menghasilkan produk atau jasa yang memberikam keuntungan dari luar wilayah. Artinya daerah itu secara spontan berpotensial untuk memenuhi permintaan barang dan jasa ke wilayah lain. Sektor ini mampu mencukupi kebutuhan wilayahnya sendiri dan luar wilayah bahkan memiliki peluang menjadi sektor yang diunggulkan.

  • Sektor non basis

Sektor non basis, yaitu kegiatan ekonomi yang hanya mampu 

dasar harga konstan. PDRB menurut dasar harga berlaku ialah gambaran dari nilai tambahan barang dan jasa yang mengandalkan perhitungan harga yang berlaku dengan tujuan mendapat pengetahuan tentang bagian sumber daya ekonomi, pergeseran serta struktur ekonomi suatu wilayah. PDRB menurut dasar harga konstan menggambarkan nilai tambahan barang dan jasa yang mengandalkan perhitungan menggunakan harga spesifik yang ditentukan dengan tujuan mendeteksi pertumbuhan ekonomi.

ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

periklanan, serta Jaramba sebagai startup di bidang transportasi dan pariwisata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun