Mohon tunggu...
Tiara dan Dilivia
Tiara dan Dilivia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Indonesia

Penulis: Dilivia Nur Baiduri, Tiara Ananda, dan Robiana Modjo. Program Studi Kesehatan Lingkungan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gawat, Mikroplastik Ditemukan dalam Plasenta Manusia

5 Desember 2023   22:28 Diperbarui: 6 Desember 2023   16:03 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mikroplastik dapat diklasifikasikan berdasarkan komposisi kimianya, antara lain polistiren (PS), poliuretan, polipropilen (PP), polivinil klorida (PVC), dan polyethylene terephthalate (PETE). Bentuk mikroplastik juga dapat dikategorikan menjadi lima jenis utama, yaitu fragmen, serat, busa, manik-manik, dan film (Lee et al., 2023; Osman et al., 2023). 

Lalu, bagaimana mikroplastik tersebut dapat masuk ke dalam tubuh manusia?

Mikroplastik dapat masuk ke dalam tubuh manusia dengan beberapa cara, yaitu melalui konsumsi (ingestion), penghirupan (inhalation), dan kulit (dermal penetration). Manusia dapat terpapar mikroplastik dengan memakan makanan yang mengandung mikroplastik dan dapat juga dari mikroplastik yang dilepaskan dari wadah plastik. Manusia juga dapat terpapar dengan menghirup udara yang mengandung mikroplastik. 

Dibandingkan dengan jalur paparan melalui konsumsi dan inhalasi, penyerapan mikroplastik melalui kontak kulit kurang mendapat perhatian karena penghalang kulit menghambat penyerapan partikel yang lebih besar dari 100 nm. Namun, apabila ukurannya kurang dari 100 nm ada kemungkinan untuk melewati penghalang kulit dan dapat diangkut ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah (Lee et al., 2023; Sun & Wang, 2023).

Sumber gambar: (Lee et al., 2023)
Sumber gambar: (Lee et al., 2023)

Salah satu jenis mikroplastik yang ditemukan pada plasenta adalah jenis polipropilen (Ragusa et al., 2021). Sebagian besar mikroplastik terdeteksi dalam beberapa makanan seperti kerang dan garam. 

Oleh karena itu, mikroplastik berpotensi mengakses aliran darah dan mencapai plasenta melalui saluran pencernaan karena Ibu hamil yang secara tidak sengaja mengkonsumsi makanan mengandung mikroplastik. Jalur perkiraan masuknya mikroplastik ke plasenta lainnya adalah melalui sistem pernapasan ibu hamil karena mikroplastik juga banyak ditemukan sebagai partikel udara (Braun et al., 2021). 

Plasenta memiliki peran yang penting dalam perkembangan janin. Peran ini mencakup penyediaan oksigen dan nutrisi serta pengeluaran produk limbah. Penemuan mikroplastik di dalam plasenta dapat menimbulkan risiko yang serius pada kehamilan, seperti preeklamsia dan gangguan pertumbuhan janin (Ragusa et al., 2021). 

Adanya mikroplastik di plasenta manusia mengartikan bahwa zat kimia yang tidak dapat terurai ini dapat memiliki potensi pengaruh antargenerasi pada tubuh manusia, termasuk kemungkinan dampak pada perkembangan janin (Li et al., 2023). 

Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya mencegah pajanan mikroplastik yang berdampak buruk bagi kehidupan. The United Nations Environmental Program (UNEP) telah mendorong pengurangan penggunaan plastik, mendorong daur ulang, dan mengevaluasi fasilitas pembuangan (Lai, 2023). 

Di Indonesia, upaya mitigasi terhadap pencemaran plastik dapat dimulai dengan melakukan budaya 3R (Reduce, Reuse, Recycle), misalnya mengurangi penggunaan kantong plastik saat belanja, menggunakan kembali botol plastik menjadi pot tanaman, dan melakukan daur ulang sampah plastik menjadi kerajinan. 

Setiap orang harus turut serta mengembangkan budaya 3R dalam kehidupan, namun pemerintah juga memiliki peranan penting dalam membuat peraturan di masyarakat (Firmansyah et al., 2021).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun