Taman ini awalnya adalah sebuah lahan dengan luas sekitar 5 ha digunakan sebagai pemakaman orang Belanda dan Eropa. Sekarang yang tertinggal di bekas lahan pemakaman ini hanyalah prasasti atau Nissan orang-orang Belanda dan Eropa yang cukup berpengaruh di zaman Hindia Belanda dulu, seperti HF. Roll yang mempunyai pengaruh terhadap sejarah perkembangan pendidikan Ilmu Kedokteran di Indonesia. Ia adalah penggagas berdirinya sekolah Stovia, dan lain sebagainya. Serta terdapat pula satu- satunya nisan milik warga Indonesia yang pernah dimakaman di taman prasasti ini yaitu nisan milik Soe Hok Gie seorang Humanis Radikal. Ia pernah menjabat sebagai ketua senat Mahasiswa Fakltas Sastra Universitas Indonesia serta merupakan salah satu pendiri MAPALA UI.
Nah, itulah sejarah singkat dari keempat Museum yang ada di Jakarta. Dengan belajar sejarah kita bisa lebih menghargai perjuangan para tokoh pejuang bangsa serta kita bisa mengetahui identitas bangsa kita sendiri, karna "Tanpa ingatan tidak ada budaya, tanpa ingatan tidak akan ada peradaban, tidak ada masyarakat, tidak ada masa depan." (Elie wiesel)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H