Mohon tunggu...
Tiara Merdika
Tiara Merdika Mohon Tunggu... Freelancer - a stoic

Because words are energy

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Basa-basi yang Menyakitkan Saat Lebaran

28 April 2022   07:35 Diperbarui: 28 April 2022   19:11 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: Photo by mentatdgt from Pexels

Berkumpul dengan keluarga besar sudah menjadi sebuah tradisi saat lebaran. Biasanya acara tersebut akan diisi dengan menyantap beberapa makanan seperti opor, rendang dan lain-lain. 

Setelah makan, mereka akan mengobrol satu sama lain; basa-basi, mengungkapkan perasaan bahagianya masing-masing. 

Basa basi merupakan sopan santun dalam berkomunikasi. Bentuknya dapat berupa salam, menanyakan kabar, menyampaikan simpati atau penghargaan. 

Fungsi dari basa-basi sendiri untuk menjalin hubungan lebih dekat dengan seseorang. Bagaimanapun kita tidak dapat terlepas dari budaya ini. 

Setiap negara tentu memiliki standar budaya basa-basi yang berbeda. Edward T. Hall menyebutkan bahwa budaya dibagi menjadi dua yaitu budaya konteks tinggi dan rendah. 

Masyarakat dengan budaya konteks rendah mungkin akan menyampaikan sesuatu dengan sedikit basa-basi dan sebaliknya.

Jika melihat masyarakat di Indonesia, saya pikir kita termasuk dalam budaya dengan konteks tinggi; menyampaikan sesuatu lebih banyak dengan basa-basi. 

Akan dianggap tidak sopan jika dalam sebuah percakapan langsung mengutarakan maksud dan tujuan tanpa didahului dengan basa-basi atau abang-abang lambe.

Namun akhir-akhir ini, basa-basi mengalami pergeseran makna karena dalam praktiknya seringkali memberikan pertanyaan-pertanyaan yang melebihi batas privasi. Bagaimana ini bisa terjadi? 

Hal ini menjadi momen yang sedikit menjengkelkan untuk beberapa orang saat berkumpul dengan keluarga besar. Mereka menganggap ada beberapa basa-basi yang seharusnya tidak diucapkan. 

Saya melihat siaran di televisi menampilkan acara dengan beberapa pertanyaan yang menerobos batas privasi kehidupan seseorang. Entah memang di-setting demikian agar ratingnya semakin tinggi, atau memang sudah ada persetujuan dari beberapa pihak yang terlibat. 

Pada akhirnya hal ini akan dianggap sebagai hal yang normal oleh beberapa orang untuk menanyakan hal-hal yang bersifat privasi dan secara sadar ataupun tidak sadar mereka mengikuti apa yang telah mereka tonton.

Bagaimana mungkin kita memberikan pertanyaan seperti "kapan menikah?" kepada seseorang yang mengalami trauma karena kegagalannya berkali-kali dalam suatu hubungan. 

"Kapan punya anak?" kepada pasangan yang menikah sudah berjalan selama 7 tahun. 

"Kapan lulus kuliah?" kepada seseorang yang sedang mati-matian berjuang untuk menyelesaikan kuliahnya. 

"Bekerja di mana?"  kepada seseorang yang sedang berusaha melamar pekerjaan. 

Bagaimana mungkin kita memberikan pertanyaan-pertanyaan yang justru menyakiti hati mereka dan menerobos ruang privasi seseorang? 

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu selalu muncul ketika berkumpul dengan keluarga besar. Alih-alih ingin membuat suasana nampak riang gembira dan hangat justru menjadi bom atom yang siap meledak. 

Tidak bisakah kita lebih bijak untuk memilih pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti "apa kabar? bagaimana kabar ibu dan bapak? bagaimana perjalanannya, apakah macet?" dan lain-lain. Hal ini tentu akan membuat mereka lebih nyaman untuk meneruskan percakapan. 

Bukankah untuk membuat seseorang merasa lebih dekat dimulai dengan hal yang demikian? Memastikan mereka aman dan nyaman saat berbicara dengan kita.

Yang menjadi penting dalam basa basi adalah pemilihan pertanyaan yang tepat, karena basa-basi adalah sopan santun, bukan ajang untuk pamer atau menjatuhkan satu sama lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun