Mohon tunggu...
Tiara Maulidia
Tiara Maulidia Mohon Tunggu... Lainnya - Tiara Maulidia

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Film

Sex Education kepada Remaja dalam Film "Dua Garis Biru"

14 Januari 2022   20:31 Diperbarui: 14 Januari 2022   20:40 1703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.iflix.com/ (2019)

Salah satu media komunikasi massa adalah film. Dimana film merupakan media yang paling ampuh yang tidak hanya dibuat untuk sebuah hiburan, melainkan juga dalam menyampaikan suatu pesan dan pembelajaran. Film selalu dapat mempengaruhi masyarakat berdasarkan pesan-pesan yang disampaikan yang terkandung didalamnya.


Film Dua Garis Biru yang merupakan hasil karya Gina S. Noer menceritakan tentang kisah cinta dua orang remaja yang masih duduk dibangku SMA, dimana dalam cerita ini, mereka saling menyayangi dan terlihat sangat romantis, dan didukung oleh keluarga serta teman-teman dekat mereka. Namun, karena kecerobohan mereka dalam menjalani hubungan, mereka nekat untuk melakukan hubungan di luar nikah sehingga terjadilah hal yang tidak diinginkan. Dara hamil. Kemudian, kedua pasangan ini akhirnya dihadapkan pada kehidupan yang tak terbayangkan oleh anak remaja seusianya.


Film Dua Garis Biru mengajarkan pentingnya sex education bagi para remaja. Melalui beberapa konflik yang seimbang antara remaja dan orangtua pada film tersebut, pemeran film berhasil menunjukkan bahwa sex education pada anak bukanlah sebuah hal yang tabu, melainkan perlu.

Teori dan Hasil Temuan Pada Teori
Dalam analisis ini, penulis menggunakan semiotika Roland Barthes yang berupa makna denotasi, konotasi, dan mitos untuk mengamati unsur dan menemukan gambaran sex education dalam adegan-adegan serta kalimat yang terkandung dalam film Dua Garis Biru.

Berikut analisis adegan, dialog, dan penokohan pada film Dua Garis Biru.

  • Gambar 1. Dara dan Bima diatas ranjang

 

Makna denotasi pada gambar tersebut menceritakan tentang Dara dan Bima yang sedang berada di atas ranjang menghadap sisi yang bersamaan dan ditutupi dengan selimut, yang menggambarkan adegan mereka setelah melakukan hubungan di luar nikah. Hal tersebut juga berkaitan dengan mitos yang beredar di Indonesia, dimana katanya, jika ada laki-laki dan perempuan hanya berduaan, yang satunya adalah setan.

  • Gambar 2. Dara memegang alat testpack

 

Sumber : https://www.iflix.com/ (2019)
Sumber : https://www.iflix.com/ (2019)

Pada gambar diatas, ditunjukkan sebuah testpack dengan dua garis vertikal. Dimana makna denotasi pada gambar tersebut menandakan kehamilan Dara akibat perbuatan yang Ia lakukan dengan pacarnya, Bima, yang merupakan konsekuensi yang harus ditanggung mereka berdua atas perbuatannya tersebut.

  • Gambar 3. Strawberry di atas perut

 

Sumber : https://www.iflix.com/ (2019)
Sumber : https://www.iflix.com/ (2019)

Makna denotasi pada gambar strawberry di atas perut tersebut adalah besarnya bentuk janin pada rahim Dara pada usia kehamilannya yang memasuki angka 10 minggu, dimana perut Dara belum membesar dan belum terlihat seperti orang hamil.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas, Film Dua Garis Biru mempresentasikan sex education dalam beberapa adegan dan tokoh pada Dara dan Bima. Dalam film ini, menjelaskan bagaimana tabu nya pendidikan seks kepada remaja bagi orangtua. Kurangnya perhatian orangtua pada sex education membuat anak akhirnya mencari tahu sendiri terkait apa yang mereka tidak ketahui. Film Dua Garis Biru membantu untuk membuka ruang diskusi antar orangtua dan anak terkait pentingnya sex education untuk menjaga nilai dan norma yang ada pada masyarakat dan agama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun