Nama: Tiara Margaretta Sihotang
NIM: 43222010086
Dosen Pengampu: Appolo, Prof. Dr, M.Si.Ak
Mata Kuliah: Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB
Biografi Singkat Aristotle
   Aristotle adalah seorang filsuf dan ilmuwan Yunani kuno yang lahir pada tahun 384 SM di Stagira, sebuah kota di wilayah Macedonia, Yunani. Aristotle, selain dikenal sebagai filsuf, juga berkontribusi dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, termasuk biologi, fisika, zoologi, dan astronomi. Ia melakukan pengamatan langsung terhadap alam dan makhluk hidup, yang membedakannya dari banyak pemikir sebelumnya yang lebih mengandalkan spekulasi. Metode ilmiah yang ia kembangkan menjadi dasar bagi penelitian empiris di masa depan. Sebagai seorang penulis, karya-karya Aristotle ditulis dalam bentuk dialog dan treatise. Meskipun banyak karyanya hilang, yang tersisa tetap memberikan wawasan yang mendalam tentang pemikiran dan pendekatan ilmiahnya. Misalnya, dalam "Historia Animalium," ia melakukan klasifikasi hewan berdasarkan pengamatan dan analisis, yang menjadi salah satu kontribusi awal dalam biologi.
   Aristotle juga memiliki pandangan yang kuat tentang etika dan politik. Dalam "Nicomachean Ethics," ia mengemukakan konsep kebajikan dan pentingnya mencapai eudaimonia, atau kebahagiaan yang dicapai melalui tindakan yang baik. Dalam "Politics," ia menganalisis berbagai bentuk pemerintahan dan menekankan pentingnya keadilan dan partisipasi warga dalam kehidupan politik. Meskipun banyak ide-ide Aristotle mendapat kritik dan tantangan dari pemikir selanjutnya, seperti Immanuel Kant dan Friedrich Nietzsche, pengaruhnya tetap kuat. Banyak pemikir, ilmuwan, dan filsuf di berbagai era mengacu pada pemikirannya, dan ia sering dianggap sebagai "Bapak Filsafat" Barat. Aristotle juga memiliki pengaruh yang signifikan dalam tradisi Kristen, Islam, dan pemikiran Eropa selama Abad Pertengahan. Karya-karyanya diterjemahkan dan dipelajari oleh para ilmuwan Muslim, yang kemudian menyebarkan pemikirannya ke Eropa.
 Aristotle meninggal pada tahun 322 SM, tetapi warisannya terus hidup. Pemikirannya tidak hanya membentuk dasar filsafat Barat, tetapi juga mempengaruhi banyak bidang ilmu pengetahuan dan pemikiran hingga saat ini. Karya-karyanya tetap menjadi bagian penting dari kurikulum pendidikan di seluruh dunia, dan konsep-konsep yang ia kembangkan masih relevan dalam diskusi etika, politik, dan sains modern.
   Aristotle sebagai salah satu filsuf terbesar dalam sejarah pemikiran Barat, memberikan kontribusi yang signifikan dalam memahami sifat manusia dan cara manusia berinteraksi dalam masyarakat. Dalam karyanya, ia membahas tiga tipe pengetahuan manusia yang menjadi dasar bagi pengembangan etika dan politik. Konsep ini tidak hanya menjelaskan bagaimana manusia memperoleh pengetahuan, tetapi juga mencerminkan pandangannya tentang manusia sebagai "zoon politikon," atau makhluk politik/sosial.
- Pengetahuan yang dibahas oleh Aristotle adalah pengetahuan teoritis (theoria). Pengetahuan ini berkaitan dengan pemahaman tentang kebenaran absolut dan prinsip-prinsip yang mendasari realitas. Dalam konteks ini, pengetahuan teoritis dianggap sebagai pencarian akan kebenaran yang tidak tergantung pada kegunaan praktis. Aristotle berpendapat bahwa pengetahuan teoritis sangat penting untuk memahami dunia dan eksistensi manusia, meskipun dalam praktiknya, pengetahuan ini mungkin tidak selalu langsung aplikatif dalam kehidupan sehari-hari.
- Pengetahuan praktis (non-theoria) adalah tipe pengetahuan yang lebih berfokus pada kegunaan dan aplikasi dalam kehidupan nyata. Dalam pandangan Aristotle, pengetahuan praktis lebih diutamakan dalam konteks pengambilan keputusan, di mana hasil dan efisiensi menjadi faktor penting. Pengetahuan praktis mencakup keterampilan dan pengalaman yang diperoleh melalui tindakan dan interaksi sosial. Ini menunjukkan bahwa manusia, sebagai makhluk sosial, tidak hanya membutuhkan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis untuk berfungsi secara efektif dalam masyarakat.
- Pengetahuan produktif adalah tipe pengetahuan yang berkaitan dengan penciptaan dan produksi. Dalam hal ini, pengetahuan produktif menekankan pentingnya hasil yang dapat diukur dan manfaat nyata dari tindakan manusia. Misalnya, seorang pengrajin atau pembuat bakso tidak hanya fokus pada teori tentang apa yang baik, tetapi juga pada bagaimana menciptakan produk yang enak dan laku di pasaran. Ini menunjukkan bahwa pengetahuan produktif sangat relevan dalam konteks ekonomi dan sosial, di mana keberhasilan sering kali diukur berdasarkan hasil yang konkret.