Belajar Matematika Menyenangkan dengan Permainan "Benteng Berhitung"
Matematika merupakan ilmu yang mempelajari mengenai hubungan suatu objek dan konsep yang bersifat abstrak. Matematika memiliki berbagai bidang yaitu angka, bilangan, kombinasi, geometri, statistika, trigonometri, aljabar. Matematika mengembangkan peserta didik yang berpikir kritis dan teliti. Matematika merupakan mata pelajaran yang wajib di setiap jenjang sekolah.
Pembelajaran membutuhkan daya berpikir yang kritis. Oleh sebab itu, banyak peserta didik merasa bosan dan tidak minat ketika pembelajaran matematika. Hal tersebut terjadi karena stigma peserta didik yang merasa matematika sulit. Sehingga guru menciptakan inovasi yaitu permainan dalam pembelajaran matematika.
Penggunaan permainan dalam pembelajaran matematika merupakan strategi alternatif yang digunakan untuk meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap matematika serta mengurangi kesenjangan antara konsep matematika yang abstrak dengan tingkat pemahaman peserta didik. Permainan matematika dirancang agar mudah dipahami dan memberikan pengalaman nyata kepada anak-anak.
Seorang guru matematika harus cerdas dalam memilih permainan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, karena permainan matematika tidak hanya bertujuan membuat siswa merasa senang dan ceria, tetapi juga harus mendukung pencapaian tujuan pembelajaran matematika secara kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Ragam permainan matematika seperti kombinasi, congklak, engklek, dan lain sebagainya dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan konsep-konsep dasar matematika seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
Permainan dalam pembelajaran matematika tentu saja memberikan banyak manfaat atau dampak positif bagi peserta didik. Seperti yang diterapkan pada artikel yang ditulis oleh Rahaju dan Semin Rudi Hartono dengan judul “Pembelajaran Matematika Berbasis Permainan Monopoli Indonesia”.
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan di SDN Sukun 3 Malang kelas IV. Peneliti fokus pada pembelajaran berbasis PMI dengan hasil penelitian dipaparkan dalam dua bagian, yaitu pembelajaran siklus I dan siklus II.
Pada siklus pertama, peserta didik diajarkan mengenai konsep dasar matematika sebelum memasuki pembelajaran berbasis PMI. Selanjutnya pada siklus kedua, maka pembelajaran dimulai dengan permainan Monopoli dengan pemberian soal yang cenderung lebih sulit daripada di siklus pertama, akan tetapi peserta didik tetap merasa bersemangat untuk menyelesaikan permainan Monopoli tersebut. PMI dapat digunakan untuk menampilkan soal atau masalah matematika.
Papan permainan, dadu, kartu AT, kartu AAI, serta sertifikat properti termasuk dalam media PMI. Permainan dimainkan secara kolektif dan setiap kelompok diberikan modal awal pada awal permainan. Setelah perwakilan setiap kelompok melempar dadu, maka diberikan kesempatan melangkah di atas petak, serta meletakkan bidak.
Pemain mengambil dan membagikan kartu AT atau AAI. Jika dapat menjawab dengan benar, pemain mendapat tambahan modal dan diberikan hak untuk membeli properti. Akan tetapi, jika jawaban salah maka kelompok lain dapat menjawab pertanyaan. Pemain yang mencoba menempati tempat yang dimiliki kelompok lain harus membayar sewa. Kelompok dengan uang terbanyak dipilih sebagai pemenang.