Kota Tegal merupakan daerah pertama di Indonesia yang sukses dalam perang lawan pandemi Covid-19. Wali kotanya bergerak selangkah di depan para pemimpin pusat atau pun para pejabat yang akrab dengan lensa media.
Wali Kota Tegal, Dody Yon Supriyono dengan tegas mengambil keputusan local lockdown dan menutup pintu akses keluar-masuk Kota Tegal di saat para elite masih diambang keraguan untuk memutuskan kebijakan mana yang tepat.
Keputusan Dedy Yon bukan berarti tanpa resiko. Dia bisa saja menjadi sasaran kemarahan warganya karena menetapkan kebijakan yang radikal seperti menutup akses jalan, keramaian dibubarkan, bahkan pemadaman listrik di malam hari juga dilakukan agar masyarakat tak berada di luar rumah. Tapi Dedy Yon teguh dalam pendiriannya, dia rela dibenci oleh rakyatnya asalkan maut tak menjemput mereka.
Majalah internasional, vice.com menyebut Dody Yon sebagai salah satu pejabat pertama di Indonesia yang benar-benar mendengarkan pakar kesehatan dan menetapkan kebijakan tegas untuk menurunkan kurva.
Bersama Selamatkan Rakyat
Dua kepala daerah di atas adalah kader atau tulang punggung Partai Demokrat. Sikap, perilaku, dan kerja keras mereka tak bisa dilepaskan dari nilai-nilai yang ditanamkan oleh founding father partai berlambang mercy tersebut. Selaku pendiri partai, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selalu berpesan, "jika harus ada yang susah antara 'negara' dan 'rakyat', maka sebainya cukup 'negara' yang susah dan bukannya rakyat."
Kerja keras mereka meskipun miskin sorot media juga tak bisa dilepaskan dari support Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang tertuang dalam surat "instruksi" pada tanggal 23 Maret 2020. Kebijakan yang terstruktur dan terukur dari pimpinan pusat membuat para kader partai di level daerah merasa tidak berjuang sendirian di tengah kebijakan nasional yang masih simpang siur kala itu.
Secara umum, AHY dalam instruksinya memerintahkan kepala daerah yang berasal dari Partai Demokrat menjadikan rakyat sebagai prioritas utama untuk diselamatkan dari pandemi dan dampak turunannya.
Covid-19 adalah perang semesta. Dibutuhkan semangat yang sama dan niat yang terjaga. Sensasi tak akan mengusir pandemi. Malah sebaliknya, pada titik "muaknya", sensasi akan berubah menjadi caci maki.
Jadi, teruslah berjuang Partai Demokrat. Walaupun prestasi kalian tidak menjadi pilihan untuk dijadikan komoditi literasi. Karena pada waktunya sejarah akan menjawab, siapa yang benar-benar berjuang demi rakyat, dan siapa yang berkontribusi membuat kerusakan karena ulah ambisi kekuasaan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H