Â
SINOPSIS NOVEL "SI JAMIN DAN SI JOHAN"
Novel "Si Jamin dan Si Johan" karya Merari Siregar, merupakan sastrawan asal Sumatra Utara yang lahir pada tanggal 13 juli 1896. Karya "Si Jamin dan Si Johan" berkisah tentang dua anak laki-laki yang tumbuh di sebuah rumah yang sudah setengah tua, kotor, tidak terurus menandakan bahwa yang mendiami orang miskin.
Rumah itu dihuni oleh Jamin dan Johan kakak beradik yang nasibnya sangat malang. Memiliki ayah bernama Bertes seorang pemabuk berat dan ibu kandungnya yang sangat lemah lembut nan baik hatinya Mina telah meninggal. Lalu Bertes menikah lagi dengan perempuan yang sangat buruk kelakuannya bernama Inem, seorang pemabuk candu dan sering memukuli Jamin dan Johan jika ia mengemis tidak membawa jumlah uang yang diharapkan.
Si Jamin yang merupakan kakak terpaksa harus meminta-minta tiap harinya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, terutama ibu tirinya yang selalu memarahi dan memukul Jamin demi meminta uang hasil Jamin meminta-minta untuk membeli candu.
Suatu hari Jamin tidak berani pulang karena penghasilannya tidak cukup. Karena dia belum makan seharian, dia pingsan. Kong Sui menemukannya di depan apoteknya. Kong Sui dan istrinya Nyonya Fi dikenal baik hati dan suka membantu orang. Laki-laki dan perempuan itu memberi Jamin makanan dan baju ganti yang masih layak pakai. Dia juga mengungkapkan asal-usulnya atas permintaan Kong Sui dan Nyonya Fi. Hingga Jamin menerima uang belasungkawa sebelum pulang dan menawarkan makanan kepada adik laki-lakinya, Johan.
Suatu hari sebuah kejadian tragis menimpa Jamin. Saat hendak mengembalikan cincin Nyonya Fi yang tertinggal di saku celananya, Jamin tertabrak trem. Dia juga dibawa ke rumah sakit. Adik laki-lakinya Johan yang bersama Jamin langsung menangis. Dia tidak mengerti. Semua ini terjadi dalam sekejap di depan matanya.
Ternyata, cincin yang dibawa kakaknya telah jatuh. Dia juga mengambilnya dan mengembalikannya pada Nyonya Fi. Bersama Kong Sui dan Nyonya Fi, Johan mencari keberadaan kakaknya ke rumah sakit. Mereka masih sempat bertemu Jamin sebelum kematiannya menjemputnya.
Setelah kejadian ini, Johan tinggal bersama Kong Sui. Ibu tirinya, Inem, tidak lagi tinggal di rumah. Bahkan tetangganya tidak tahu di mana dia berada. Sekilas berita tentang Inem, ia meninggal hanyut di dalam sungai. Â Bertes, ayah Johan, yang menghabiskan tiga bulan di penjara, telah dibebaskan. Dia tidak dinyatakan bersalah selama perang yang terjadi di Pasar Senen. Ia pun menyesali semua perbuatannya. Dia juga berterima kasih kepada keluarga Kong Sui karna telah berbuat baik kepada Jamin serta merawat Johan selama ia di penjara.
Lima tahun kemudian tamatlah pelajaran si Johan di sekolah rendah, lalu ia meneruskan pelajarannya ke sekolah petukangan di kampung jawa. Segala ongkos ditanggung Kong Sui yang selalu sedia membantu bila perlu. Bertes pun telah mendapat pekerjaan tetap, dengan pertolongan Kong Sui juga.
PESAN KASIH NOVEL "SI JAMIN DAN SI JOHAN"
Novel ini sangat menggambarkan tebaran-tebaran kasih sayang sesama manusia. Kasih sayang Jamin terhadap adiknya, Johan adalah kisah persaudaraan saling mengasihi yang indah dan perlu dijaga. Kasih sayang Mina terhadap kedua anaknya, kasih sayang keluarga Kong Sui dan Nyonya Fi terhadap Jamin dan Johan, tak luput kasih sayang Bertes sang ayah kepada kedua anaknya yang taakan pernah padam walaupun sempat khilaf menelantarkan mereka bersama ibu tirinya yang kejam, tapi kasih sayang bertes kepada anaknya tidak pernah hilang sampai kapanpun.
Adapun banyak pesan moral yang terkandung dalam novel "Si Jamin dan Si Johan" yang perlu direnungkan dan ditindaklanjuti. Pesan bagaimana caranya orang tua mendidik anak anaknya dengan bijaksana, dermawan, baik hati, serta selalu memberikan amanah agama yang akan selalu diingat oleh anak.
Seperti halnya Mina, ibu kandung Jamin dan Johan yang selalu menerapkan kelakuan baik yang ternyata meninggalkan bekas untuk kedua anaknya. Jamin dan Johan tetap menjadi seorang anak baik dan jujur, mereka selalu taat pada ajaran ibu dan tuhannya, yang mengukirkan kesucian di dalam kalbunya. Bahkan sampai akhir hayat Jamin, mulutnya tak henti meminta doa yang telah diajarkan oleh ibunya selagi hidup. Ajaran ibunya, tak pernah dilupakannya, sekalipun di Taman Sari, selalu diazab dan disiksa oleh ibu tirinya yang bengis dan kejam itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H