Mohon tunggu...
Tiara Intan Cahyaningtyas
Tiara Intan Cahyaningtyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas PGRI Madiun

Seorang dosen yang memiliki hobi berenang dan menulis karya-karya mulai dari cerpen, buku, artikel penelitian maupun pengabdian

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Go Stevia, Budidaya Tanaman Stevia Bersama Kader Kesehatan dan PKK

28 November 2024   12:55 Diperbarui: 28 November 2024   13:11 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2. Penyuluhan Materi (Sumber : Pribadi)

PROGRAM GO STEVIA : Budidaya Tanaman Stevia Bagi Kader Kesehatan Desa dan PKK Desa Teguhan

Go-Stevia merupakan program pengabdian masyarakat dalam bentuk sosialiasi dan praktek budidaya tanaman stevia pemanis alami nol kalori yang dilakukan di Desa Teguhan Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun bersama kader kesehatan desa. 

Program ini diketuai oleh Ibu Tiara Intan Cahyaningtyas dari UNIVERSITAS PGRI MADIUN dalam rentang waktu pelaksanaan mulai bulan Agustus 2024 untuk melakukan survei awal dan koordinasi dengan mitra hingga pelaksanaan evaluasi  di bulan Oktober 2024. 

Tujuan program Go-Stevia ini adalah mengenalkan masyarakat desa Teguhan melalui kader kesehatan pada tanaman stevia yang merupakan pemanis alami rendah kalori yang memilki segudang manfaat untuk kesehatan maupun ekonomi masyarakat.


Gambar 2. Penyuluhan Materi (Sumber : Pribadi)
Gambar 2. Penyuluhan Materi (Sumber : Pribadi)

  Kegiatan penyuluhan dilaksanakan pada 28 September 2024 yang terbagi menjadi 2 sesi yaitu pada sesi 1 dilakukan pretes dan penyuluhan tentang diabetes dan obesitas kemudian dilanjutkan sesi 2 penyuluhan tentang budidaya tanaman stevia. 

Kegiatan penyuluhan berlangsung interaktif dan menarik, para peserta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap tanaman stevia dan kaitannya dengan cara pengolahannya agar dapat mencegah dan mengurangi resiko diabetes dan obesitas. 

Tim Go- Stevia sengaja menyiapkan teh jumbo sebagai sajian minuman peserta untuk menghubungkan materi yang dijelaskan dengan kebiasaan warga Teguhan yang gemar sekali mengkonsumsi minuman manis khususnya teh jumbo. 

Dari sini tim mengarahkan bahayanya konsumsi minum atau makanan manis berlebih yang dapat meningkatkan resiko obesitas dan diabetes. Setelah penyuluhan selesai, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya dan dibagikan bibit stevia untuk ditanam di rumah masing-masing dengan pendampingan dari tim.

 Selain kegiatan penyuluhan, tim Go-Stevia juga melakukan praktek bersama untuk menanam dan mengolah daun stevia menjadi minuman siap konsumsi berupa daun stevia kering dan bubuk. 

Dalam kegiatan praktek menanam terdapat kendala terkait tingkat kesuburan tanaman stevia yang sangat rentan sekali terhadap kebutuhan air sehingga tim mewanti-wanti kader untuk menyiram tanaman stevia  setiap hari agar dapat tumbuh subur dan bisa panen. Panen daun stevia dapat dilakukan dalam rentang waktu 40-60 hari ketika daun stevia mulai rimbun dan ketinggian tanaman 40-60 cm.

Setelah praktek menanam  maka dilakukan praktek mengolah daun stevia menjadi daun stevia kering maupun bubuk serta sirup gula stevia. Daun stevia kering dihasilkan dari daun stevia yang dijemur di bawah sinar matahari selama kurang lebih 8 jam ketika cuaca cerah ataupun dengan pengovenan dalam rentang waktu 4 jam dengan menggunakan suhu 70C. 

Kemudian stevia bubuk dihasilkan dari stevia kering yang dihaluskan dengan blender dan sirup gula stevia hanya sekedar merebus daun segar dengan air hingga bisa menjadi larutan gula stevia.

  •  Berikut hasil pengeringan daun stevia dan bubuk stevia serta sirup gula stevia harian.


 Gambar 3 Hasil Pengolahan Daun Stevia (Sumber : Pribadi)
 Gambar 3 Hasil Pengolahan Daun Stevia (Sumber : Pribadi)

Dari hasil praktek bersama, ibu-ibu kader kesehatan lebih senang mengkonsumsi daun stevia berupa daun segar yang diseduh maupun daun kering seduh tanpa mengilingnya lagi dalam bentuk bubuk. 

Hal ini dikarenakan stevia bubuk menghasilan endapan bubuk yang menggumpal saat dilarutkan dengan air serta bau menyengat daun stevia semakin terasa seperti jamu. Selain itu dalam kegiatan pengolahan juga diajarkan membuat stevia celup.

 Stevia celup berisi daun stevia yang telah dikeringkan kemudian dimasukkan kedalam kantong teh sehingga jika hendak menggunakan maka dapat langsung diseduh sebagai campuran minuman ataupun masakan lainnya tanpa menyaringnya lagi.

 Praktek pengolahan diajarkan dengan mengambil metode pengolahan stevia secara sederhana agar setelah kegiatan pendampingan selesai, kader kesehatan tetap mau melanjutkan dan menggunakannya sebagai pemanis harian. Hal ini tentunya akan berdampak  baik bagi kesehatan dikarenakan penggunaan pemanis alami serta dapat mengurangi pengeluaran rumah tangga dalam belanja gula pasir tebu. 

Ibu-ibu kader dapat langsung memetik dari kebunnya dan mengolahnya menjadi pemanis alami rendah kalori dan  hemat ekonomi. Hasil ini diharapkan dapat secara perlahan merubah pola hidup kader menjadi lebih baik khususnya pada penggunaan gula alami yang rendah kalori yaitu gula stevia.

      Program ini dapat berjalan dengan baik atas kontribusi berbagai pihak, tim mengucapkan  terima kasih kepada  LPPM Universitas PGRI Madiun sebagai pemberi dana dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini  dan terima kasih kepada kader kesehatan  desa Teguhan sebagai mitra yang ikut membantu dan mendukung kegiatan pengabdian masyarakat ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun