Mottainai memiliki arti "Menyia-nyiakan sesuatu" atau "Tidak mengoptimalkan fungsi atau nilai dari sesuatu sehingga terbuang percuma". Budaya ini mirip dengan istilah yang pastinya sudah sering kita dengar yakni daur ulang. Â Di mana kita memanfaatkan kembali barang-barang yang masih memiliki nilai atau manfaat dengan tidak langsung membuangnya melainkan diproses menjadi sesuatu yang leih berguna.Â
Realisasi mottainai ini dapat kita lihat saat perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 kemarin. Medali kejuaraan pada Olimpiade Tokyo kemarin terbuat dari limbah sampah elektronik seperti telepon seluler, baterai bekas, computer, dan barang elektronik bekas lainnya yang di daur ulang. Sungguh kreatif dan inovatif sekali bukan?Â
Dengan mendaur ulang khususnya barang-barang bekas yang sulit terurai tanah seperti sampah elektronik, selian dapat mengurangi jumlahnya tetapi juga dapat memanfaatkannya kembali menjadi sesuatu yang bernilai tinggi.
3. Prinsip Kaizen
Kaizen merupakan salah satu prinsip dalam budaya masyarakat Jepang yang memiliki makna "Perubahan berkesinambungan". Kaizen ini yaitu caea berpikir untuk melakukan perbaikan, peningkatan, maupun penyempurnaan secara terus-menerus sehingga menghasilkan perubahan yang lebih baik. Tidak maslah jika perubahan tersebut hanyalah perubahan yang berskala kecil asalkan dikerjakan secara konsisten dan secara terus-menerus hingga nanti menghasilkan perubahan yang besar.
4. Prinsip Keishan
Prinsip ini berkaitan dengan budaya kerja. Keishan sendiri berarti kreatif, produktif, dan inovatif. Keishan mendorong masyarakat Jepang untuk terus melakukan inovasi yang kreatif. Prinsip ini membuat masyarakat Jepang terbuka untuk mempelajari hal-hal baru yang dapat membatu proses kratif masyarakat Jepang dalam melakukan berbagai inovasi yang berbeda.
Referensi:
http://repository.unsada.ac.id/1272/2/2.%20Bab%20I.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Kaizen
Zaka, Istifatun. 2020. Discipline Like Japanese. Klaten: Caesar Media Pustaka