Mohon tunggu...
Tia Rahmania
Tia Rahmania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Saya suka hal yang positif.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dilema Pembelajaran Daring Saat Covid-19

5 Juli 2022   20:38 Diperbarui: 6 Juli 2022   10:20 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saat ini negara Indonesia sedang menghadapi pandemi Covid-19 yang telah banyak mempengaruhi dan mengubah berbagai aspek dalam bidang kehidupan manusia. Salah satu aspek yang mengalami perubahan dan sangat berdampak dalam kehidupan manusia ialah pada bidang pendidikan. Seluruh jenjang pendidikan mulai dari pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi diminta untuk melakukan pencegahan penyebaran Covid-19 dengan membatasi serta memberhentikan segala aktivitas yang menimbulkan keramaian atau kontak sosial.

Pendidikan adalah suatu proses transfer ilmu pengetahuan, sikap, perilaku, teknologi, dan budaya, sehingga peserta didik memiliki apa yang ditransfer tersebut dan menjadikannnya manusia yang berbeda, dari yang tadinya belum tahu menjadi tahu, dari yang belum berakhlak menjadi berakhlak, dan seterusnya. 

Dengan kondisi negara saat ini, elemen pendidikan harus mampu mengambil langkah sigap dan tepat, dikarenakan hal tersebut maka terjadinya perubahan yang mengalami lonjakan dalam sistem pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Dimana pendidik, peserta didik bahkan orang tua dituntut untuk melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media pendukung yang sebelumnya banyak belum dikuasai, khususnya pada orang tua dengan berbagai latar belakang pendidikan, sehingga menimbulkan ketidaksiapan atas kejutan perubahan yang dirasakan masyarakat untuk menghadapi perubahan yang tidak direncanakan.

Melalui surat Edaran Kemendikbud pada tahun 2020 yang telah menginstruksikan pelaksanaan pembelajaran secara daring di rumah menjadi perbincangan pro dan kontra di masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan ketidaksiapan dari peserta didik, pendidik, hingga orang tua yang memiliki peran penting untuk mendampingi anak ketika belajar secara Online (daring) di rumah. Kendala terbesar ialah keterbatasan pendidikan atau pengetahuan orang tua yang memiliki peran untuk membantu anaknya dalam proses belajar. Dimana orang tua akan menghadapi banyak tugas tambahan salah satunya yaitu menemani dan mengajari anak selama belajar, selayaknya guru di sekolah.  

Sementara itu, sistem pembelajaran daring bisa mendorong semua peserta didik dalam pemanfaatan teknologi secara efektif, sehingga nantinya dapat menghasilkan SDM yang tidak hanya unggul dalam bidangnya saja tetapi juga unggul di bidang teknologi (Khasanah, Pramudibyanto dan Widuroyekti, 2020). Hal ini memiliki peluang untuk mewujudkan revolusi industri 4.0 di mana semua tenaga kerja dituntut untuk bisa beradaptasi dengan teknologi yang ada (Banu Prasetyo dan Trisyanti, 2018). Selain itu, peserta didik bisa terlindung dari penyebaran virus COVID-19 apabila kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dari rumah masingmasing dan menghindari perkumpulan.

Dalam penerapan belajar mengajar daring dengan bantuan teknologi sebagai penghubung interaksi antar pendidik dengan peserta didik, budaya belajar harus menjadi dasar pembelajaran di masa Covid19 ini, agar media pembelajaran yang ada berbasis teknologi dapat dimanfaatkan secara maksimal. Hal ini tidak berarti pendidik hanya meminta peserta didik untuk mencari materi sendiri, karena jika demikian teknologi internet mungkin bisa jadi lebih pintar bahkan mampu menyajikan dan memberikan segala macam informasi yang dibutuhkan. 

Keberhasilan pendidikan dalam sistem pembelajaran selama daring yang cenderung hanya memberi dan menerima ilmu pengetahuan tanpa adanya pengawasan dari guru terhadap siswa dan tidak meratanya kontrol orang tua kepada anaknya tentang penanaman nilai karakter yang seharusnya diajarkan di sekolah. Saat pembelajaran daring akan dijumpai peserta didik yang pasif dan guru dalam mengajar hanya menyampaikan materi dan pemberian tugas kepada peserta didik. Pendidik memberikan materi secara online seperti membuat penjelasan materi melalui unggahan video, kemudian siswa mendapat penugasan untuk membaca atau merangkum. Disinilah perlu adanya sinergi antar lingkungan pendidikan yang berkaitan dengan tri pusat pendidikan, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. 

Dampak pembelajaran daring yang dihadapi di antaranya yaitu mengenai perubahan terhadap karakter siswa yang berbeda jauh dengan pembelajaran secara tatap muka sebelum pandemi, hal tersebut karena pelaksanaan pembelajaran secara daring, guru sulit untuk mengamati emosional siswa, motorik atau keterampilan peserta didik secara langsung sehingga berakibat pada ketidaktercapainya upaya dalam pendidikan yang dilakukan. Sebagian besar mereka menggunakan waktu berlebihan dalam menggunakan teknologi, salah satunya dampak dari game. online yang erat dengan generasi masa kini, sehingga peserta didik malas belajar, sering terlambat dan membolos yang tanpa disadari telah mengubah perilaku mereka. Adanya penyalahgunaan internet juga mengakibatkan perubahan pada berkurangnya rasa hormat, acuh tak acuh terhadap orang lain. 

Hal demikian merupakan tantangan bagi guru untuk mengembalikan perubahan sikap siswa di zaman ini, sebagaian besar peserta didik sebagai remaja generasi muda indonesia mengalami kecanduan terhadap game online sehingga mengakibatkan pada terkikisnya aklah sopan santu dengan perilaku dan sikap yang buruk serta dampak akademik siswa yang mengalami penurunan. 

Bagaimanapun keadaan dan kondisi yang dihadapkan oleh negara, pelaksanaan pendidikan sangatlah penting kita semua harus beradaptasi dengan keadaan yang tidak bisa dipastikan kapan datangnya dan kapan berakhirnya. pendidikan harus berubah, dengan tidak menghadapi tantangan yang dihadapi tentunya perubahan menuju yang lebih baik. Untuk menselaraskan kebutuhan akan hak pendidik bagi peserta didik dan mengurangi perkembangan dan pengendalian COVID-19, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan semua elemen masyarakat. 

Maka dari itu pendidik di tuntut untuk menyajikan pembelajaran atau pemaparan yang inovatif untuk menstimulus siswa agar terlihat lebih aktif, dan tidak lupa juga untuk para orang tua agar memberikan banyak dorongan serta motivasi terhadap anak agar anak memiliki semangat yang tinggi saat belajar. Di harapkan pandemi Covid-19 segera berakhir, dan proses belajar mengajar dapat melakukakan komunikasi primer, sehingga harapan para pendiri negara Indonesia terhadap generasi milenial saat ini yang disebut sebagai Genearasi Emas dapat benar-benar menjadi pemimpin yang beriptek dan berimtaq di Indonesia Emas Tahun 2045 dengan tetap berpijak pada jati diri bangsa Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun