Mereka (para orang tua tersebut) berbagi banyak hal seperti surat cinta di zaman dahulu hingga pentingnya kamera untuk menyimpan kenangan. Â Kok ikut bincang seperti itu? Â Ya, Â karena saat ini, saya pikir banyak orang masih belum menghargai tulisan, entah itu puisi yang hanya sebatas kalimat polos atau cerita yang luas dan bermakna.
Orang-orang akan mengolok mereka yang suka menulis atau menuangkan perasaan dalam bentuk tulisan. Padahal, yang terucap akan lenyap dan yang tertulis akan abadi (verba volant scripta manent). Bahkan perkara mengarsipkan kenangan dalam bentuk gambar atau video kerap kali dianggap lebay, padahal ketika berpisah, tentu rekaman itu yang akan dilihat untuk dikenang
Sampai jumpa di tahun 2022.Â
Wah, berarti dua tahun lagi ya? Baiklah, setidaknya apa yang saya tulis di kesan dan pesan terjawab. "Jangan berhenti di sini"Â
Tia Ragat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H