Perubahan zaman tidak bisa dihindari. Zaman akan terus berganti dan memberikan warna pada kebiasaan masyarakat dari berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali di dunia pendidikan. Pesatnya perkembangan teknologi menuntut sumber daya manusia yang maju dan berdaya saing.
Hal ini menjadi tantangan bagi semua pihak, khususnya praktisi pendidikan agar mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Tidak hanya berkualitas dalam sisi nilai akademik, tetapi juga dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari untuk memberikan manfaat bagi orang sekitarnya.
Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting untuk mempertahankan bangsa dan negara dari ancaman kebodohan. Prestasi suatu negara atau bangsa yang maju menjadi tanda bahwa golongan tersebut memiliki pendidikan yang sangat baik.
Dalam hal ini Indonesia masih terus berupaya agar mampu menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan merata. Manusia yang kritis, kreatif, dan solutif sangat dibutuhkan untuk mewujudkan masyarakat yang maju atau open minded. Manfaat pendidikan dan penerapannya di kehidupan sehari-hari dapat dirasakan oleh semua kalangan.
Perubahan-perubahan akan terus terjadi sepanjang zaman dan tidak bisa diprediksi secara pasti. Hal ini menjadi alasan mengapa pendidikan sangatlah dinamis, mengikuti arus zaman. Secara logika jika zaman berubah, maka orang-orangnya pun berubah.
Cara mendidik manusia individu/kelompok saat ini tidak bisa disamakan dengan cara lama meskipun sudah dinilai ajaib atau mampu mengatasi masalah yang ditemukan. Memperlakukan manusia harus sesuai dengan zamannya dan apa yang dibutuhkannya. Kebutuhan saat ini jelas sangat jauh berbeda dengan masa lalu sehingga memerlukan strategi yang cocok dengan karakteristik atau kondisi saat ini.
Menanggapi hal ini, Kemendikbudristek memberikan terobosan dengan meluncurkan program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka). Tujuan adanya MBKM adalah untuk menjawab permasalahan yang sedang dihadapi saat ini demi mencapai keterampilan abad 20. Program MBKM ini mengambil konsep “proses pendidikan tidak hanya terbatas di dalam kelas, tetapi setiap media adalah alat untuk belajar”.
Kampus Mengajar merupakan salah satu dari sekian banyak program MBKM. Kampus mengajar diluncurkan secara resmi mulai awal tahun 2021. Tiara Erlina (20) mengikuti program Kampus Mengajar Angkatan 2 pada tahun 2021 yaitu tahun ajaran 2021/2022 semester gajil.
Penugasan di sekolah penempatan (dalam hal ini penempatan di SDS Insan Karima) berlangsung selama 5 bulan terhitung sejak 2 Agustus 2021 s.d. 17 Desember 2021. Sebelum masa penugasan, mahasiswa kampus mengajar 2 melakukan masa pembekalan dengan jadwal yang telah ditentutan oleh panitia.
Adapun anggota kelompok mahasiswa di sekolah penempatan (SDS Insan Karima) terdiri dari berbagai jurusan dan universitas yang berbeda-beda dan 1 orang DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) kelompok yang ditentukan oleh panitia.
Namun, penempatan sekolah disesuaikan berdasarkan domisili sehingga sangat mungkin bertemu dengan teman se-kota atau se-universitas. Mahasiswa kampus mengajar Angkatan 2 yang ditempatkan di SDS Insan Karima dengan DPL Eri Subekti, M.Pd. ini antara lain:
- Tiara Erlina (Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan PGSD di Kampus Sumedang).
- Amelia Nitia (Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan PGSD).
- Mia Astuti (Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang).
- Ila Karmila (Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan Fisika).
- Yemima Patricia Manuela (Universitas Pendidikan Indonesia, Jurusan PBSI).
- Sri Maryam (Universitas Islam Nusantara Bandung, Jurusan PBSI).
SDS Insan Karima berlokasi di Desa Nagrak, Kec. Cangkuang, Keb. Bandung, tepatnya berada di lingkungan Komplek Parahyangan Kencana. Kegiatan utama mahasiswa kampus mengajar di sekolah penempatan ada 3 yaitu melakukan penguatan literasi, numerasi, dan teknologi.
Ketiga aspek tersebut perlu ditumbuhkembangkan kepada para siswa, tidak terkecuali di sekolah dasar sebagai bekal untuk menempuh pendidikan pada jenjang berikutnya serta kehidupan sehari-hari.
Sampai saat ini, masalah ketidakmerataan pendidikan masih menjadi pusat perhatian yang harus diupayakan dengan sungguh sungguh. Ketimpangan kesejahteraan sekolah masih banyak dirasakan oleh sekolah-sekolah di Indonesia.
Uluran tangan sangat dibutuhkan untuk membangkitkan semangat juang para penyelenggara dan pelaksana pendidikan. Guru adalah elemen yang sangat memiliki peran dalam melaksanakan pendidikan dengan baik.
Dengan demikian, kembali pada tujuan dari Program Kampus Mengajar adalah untuk membuka jalan bagi sekolah dan guru agar senantiasa meng-upgrade proses pendidikan sesuai dengan kebutuhan zaman.
Program Kampus Mengajar tidak manfaatnya tidak hanya dapat dirasakan oleh sekolah, guru, dan siswa, tetapi bagi mahasiswa dapat dijadikan sebagai jalan untuk mengembangkan skill. Selain mendapat pengakuan belajar sebanyak 20 SKS dan biaya berupa uang saku, mahasiswa diberi kesempatan untuk belajar menjadi relawan pendidikan.
Kegiatan yang dilakukan oleh Tiara Erlina (20) dan keempat teman kelompok di sekolah penempatan kampus mengajar (SDS Insan Karima) beberapa diantaranya adalah:
Asistensi mengajar di kelas. Dalam hal ini mahasiswa membantu guru mengajar di kelas mulai mengondisikan siswa, perangkat pembelajaran yang mencakup RPP, media, dan alat khususnya teknologi yang saat ini menjadi tren di dunia pendidikan dan pengajaran.
Penguatan literasi dilakukan dengan membantu sekolah menyiapkan bahan bacaan anak sekolah dasar. Menyumbang berbagai macam buku bacaan beserta tempat penyimpanan buku tiada lain ditujukan untuk mendorong kebiasaan literasi pada siswa.
Penguatan teknologi dilakukan dengan cara mengenalkan siswa terhadap teknologi dalam pembelajaran seperti media pembelajaran berbasis digital, Assessment Kompetensi Minimum (AKM) berbabis komputer, dan lain-lain.
Selanjutnya, mahasiswa juga mensukseskan pelaksanaan program perayaan hari-hari besar dan program tahunan sekolah seperti acara Maulid Nabi Muhammad SAW, hari kemerdekaan Indonesia, market day, cooking day, dan lain-lain.
Market day dan kooking day merupakan salah satu program unggulan atau yang rutin dilakukan setiap tahun. Seluruh siswa dilatih melakukan kegiatan ekonomi yaitu sebagai produsen, distributor, dan konsumen. Kegiatan market day dilakukan pada semua kelas/rombel tetapi bergiliran sehingga itu dilakukan sebanyak 2 hari.
Selanjutnya, program cooking day tidak kalah menarik dengan market day. Siswa dilatih untuk menjadi pandai melakukan kegiatan ekonomi di bidang kuliner, yakni memasak dan menyajikan masakan secara unik dan menarik.
Kegiatan kampus mengajar dilakukan oleh mahasiswa selama 1 semester penuh di SDS Insan Karima. Ada banyak pengalaman berharga yang diperoleh mahasiswa selama masa penugasan. Pengalaman dalam mengatur waktu, mengajar, menyiapkan administrasi pembelajaran, menghadapi orang tua siswa dan guru lain, dan masih banyak lagi.
Berdasarkan pengalaman asistensi mengajar di kelas tentu memberikan penerangan bahwa mendidik tidak bisa mendadak. Mendidik membutuhkan proses yang panjang dan mendidik dengan hati adalah suatu keharusan.
Mengajar bukan semata-mata untuk mengejar seluruh materi agar tersampaikan kepada siswa, melainkan pembelajaran harus bermakna bagi siswa agar mudah dipahami dan dapat diimplementasikan di kehidupannya saat ini dan mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H