Mohon tunggu...
Tiara Eka Puspita Sari
Tiara Eka Puspita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN PALANGKA RAYA

Dosen Pengampu : Puput Iswandyah Raysharie, S.,ME Mata Kuliah : Analisis Investasi dan Portofolio

Selanjutnya

Tutup

Financial

Memahami Jenis Obligasi: Obligasi Pemerintah, Obligasi Municipal, dan Obligasi Perusahaan

21 Mei 2023   23:30 Diperbarui: 22 Mei 2023   05:13 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Obligasi adalah instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan, pemerintah, atau lembaga keuangan untuk meminjam uang dari investor. Obligasi merupakan bentuk utang yang diterbitkan oleh penerbit obligasi kepada pembeli obligasi dengan janji untuk membayar kembali pokok utang beserta bunga pada tanggal jatuh tempo tertentu di masa depan. 

Obligasi sering digunakan sebagai cara bagi pemerintah, perusahaan, dan lembaga keuangan untuk mendapatkan dana tambahan guna membiayai proyek-proyek atau kegiatan operasional. Penerbit obligasi membayar bunga kepada pemegang obligasi sebagai imbalan atas pinjaman yang diberikan. Bunga ini dapat dibayarkan secara periodik, biasanya setiap enam bulan atau satu tahun, hingga tanggal jatuh tempo obligasi ketika pokok utang harus dikembalikan.

Dalam dunia investasi, obligasi merupakan instrumen keuangan yang populer. Obligasi menawarkan berbagai jenis investasi dengan tingkat risiko dan imbal hasil yang berbeda. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi tiga jenis obligasi yang umum, yaitu obligasi pemerintah, obligasi municipal, dan obligasi perusahaan. Memahami perbedaan dan karakteristik masing-masing jenis obligasi dapat membantu investor membuat keputusan investasi yang lebih terinformasi.

1. Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah diterbitkan oleh pemerintah pusat untuk membiayai kegiatan pemerintahan. Obligasi pemerintah sering dianggap sebagai salah satu instrumen investasi yang relatif aman karena pemerintah dianggap memiliki kemampuan untuk membayar kembali utangnya. 

Pemerintah membutuhkan dana tambahan untuk membiayai pengeluaran yang melebihi penerimaan yang diperoleh dari pajak dan sumber-sumber pendapatan lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerbitkan obligasi pemerintah. Penerbitan obligasi pemerintah dilakukan melalui lelang di pasar obligasi, di mana investor membeli obligasi dan memberikan dana kepada pemerintah. Pemerintah pada gilirannya berjanji untuk membayar kembali dana tersebut pada tanggal jatuh tempo obligasi beserta bunga yang telah disepakati.

Beberapa karakteristik obligasi pemerintah antara lain:

  • Keamanan: Obligasi pemerintah dianggap memiliki tingkat risiko yang rendah karena kemungkinan default oleh pemerintah dianggap kecil.
  • Likuiditas: Obligasi pemerintah umumnya diperdagangkan dengan likuiditas yang tinggi, memungkinkan investor untuk membeli atau menjual dengan mudah di pasar sekunder.
  • Imbal Hasil: Tingkat bunga yang ditawarkan oleh obligasi pemerintah cenderung lebih rendah dibandingkan dengan obligasi lainnya, karena risiko yang lebih rendah.

2. Obligasi Municipal

Obligasi municipal diterbitkan oleh pemerintah daerah seperti provinsi, kabupaten, atau kota. Tujuan dari penerbitan obligasi municipal adalah untuk mendapatkan pendanaan bagi proyek infrastruktur atau kegiatan pemerintah lainnya. Obligasi municipal sering disebut juga dengan istilah "muni bonds" atau "muni". Obligasi municipal merupakan instrumen keuangan yang relatif kompleks dan memiliki karakteristik yang unik. Mereka diterbitkan oleh pemerintah daerah atau kota sebagai bentuk utang yang diikuti dengan pembayaran bunga dan pengembalian pokok utang pada tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan. Pemerintah daerah atau kota tersebut berjanji untuk membayar kembali dana yang diterima dari investor beserta bunga yang telah disepakati.

Obligasi municipal memiliki beberapa keistimewaan dibandingkan dengan jenis obligasi lainnya. Salah satunya adalah keuntungan pajak. Di banyak negara, bunga yang diterima dari obligasi municipal biasanya bebas dari pajak federal, dan dalam beberapa kasus juga bebas dari pajak negara bagian dan lokal. Hal ini membuat obligasi municipal menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari penghasilan yang bebas pajak atau pengurangan beban pajak. Selain itu, obligasi municipal juga dianggap sebagai instrumen investasi yang relatif aman. Meskipun ada risiko terkait dengan obligasi municipal, pemerintah daerah atau kota dianggap memiliki kapasitas untuk membayar kembali utangnya. Namun, risiko kredit (credit risk) masih harus dipertimbangkan. Risiko kredit terkait dengan kemampuan pemerintah daerah atau kota untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang. Investor perlu mempertimbangkan kualitas kredit penerbit obligasi sebelum melakukan investasi.

Karakteristik obligasi municipal termasuk:

  • Keuntungan Pajak: Salah satu keunggulan obligasi municipal adalah penghasilan bunga yang dihasilkan dari obligasi ini seringkali dikecualikan dari pajak federal dan/atau pajak negara bagian, memberikan potensi keuntungan pajak yang menarik bagi investor.
  • Risiko Pembayaran: Risiko pembayaran obligasi municipal bervariasi tergantung pada keuangan pemerintah daerah yang menerbitkan obligasi. Investor perlu melakukan analisis kredit yang cermat sebelum berinvestasi dalam obligasi municipal.

3. Obligasi Perusahaan

Obligasi perusahaan diterbitkan oleh perusahaan swasta untuk membiayai operasi mereka atau proyek tertentu. Perusahaan menggunakan obligasi ini sebagai sumber pendanaan tambahan untuk berbagai keperluan, seperti ekspansi bisnis, akuisisi, pembangunan pabrik, atau pembiayaan proyek-proyek tertentu. Obligasi perusahaan juga dikenal sebagai "corporate bonds".

Obligasi perusahaan memiliki karakteristik yang mirip dengan obligasi lainnya. Mereka merupakan bentuk utang yang diikuti dengan pembayaran bunga dan pengembalian pokok utang pada tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan. Pada saat menerbitkan obligasi, perusahaan memberikan janji untuk membayar kembali dana yang diterima beserta bunga yang telah disepakati kepada investor. Tingkat bunga yang ditawarkan oleh obligasi perusahaan bisa tetap (fixed rate) atau mengikuti suku bunga pasar (floating rate). Obligasi perusahaan biasanya memiliki jatuh tempo yang bervariasi, mulai dari beberapa tahun hingga beberapa dekade. Jangka waktu obligasi ini ditentukan oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan strategi keuangan mereka.

Obligasi perusahaan memiliki karakteristik sebagai berikut:

  • Imbal Hasil yang Beragam: Imbal hasil obligasi perusahaan dapat bervariasi tergantung pada kualitas kredit perusahaan dan kondisi pasar. Perusahaan dengan peringkat kredit yang lebih tinggi cenderung menawarkan tingkat bunga yang lebih rendah.
  • Risiko Kredit: Investor perlu memperhatikan risiko kredit perusahaan saat mempertimbangkan obligasi perusahaan. Perusahaan dengan risiko kredit yang lebih tinggi mungkin menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi untuk mengkompensasi risiko tersebut.

4. Risiko Obligasi

Obligasi merupakan instrumen keuangan yang relatif aman dan stabil, namun tetap memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan oleh investor. Berikut ini adalah beberapa risiko yang terkait dengan obligasi:

1. Risiko suku bunga (interest rate risk): Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi harga obligasi di pasar. Ketika suku bunga naik, harga obligasi yang sudah ada cenderung turun, dan sebaliknya. Obligasi dengan jangka waktu yang lebih panjang cenderung lebih sensitif terhadap perubahan suku bunga dibandingkan dengan obligasi jangka pendek. Risiko suku bunga dapat berdampak pada nilai pasar obligasi sebelum jatuh tempo, terutama jika investor perlu menjual obligasi sebelum jatuh tempo.

2. Risiko kredit (credit risk): Ini adalah risiko bahwa penerbit obligasi tidak dapat memenuhi kewajiban pembayaran bunga dan pokok utangnya. Risiko kredit terkait dengan kemampuan penerbit obligasi untuk membayar kembali utangnya. Penerbit obligasi dapat mengalami kesulitan keuangan, seperti gagal memenuhi pembayaran bunga atau default pada pokok utang. Kualitas kredit penerbit obligasi dievaluasi oleh lembaga rating independen, yang memberikan peringkat kredit berdasarkan penilaian risiko kredit penerbit. Obligasi dengan peringkat kredit yang lebih rendah umumnya memiliki tingkat bunga yang lebih tinggi untuk mengkompensasi risiko kredit yang lebih tinggi.

3. Risiko likuiditas (liquidity risk): Ini merujuk pada risiko sulitnya menjual obligasi dan mengubahnya menjadi uang tunai dengan cepat dan tanpa kerugian signifikan. Obligasi dengan tingkat likuiditas rendah, misalnya obligasi yang jarang diperdagangkan di pasar sekunder, dapat menghadirkan risiko likuiditas yang lebih tinggi. Jika investor perlu menjual obligasi dengan segera, tetapi tidak ada banyak pembeli di pasar, maka harga jual obligasi tersebut mungkin lebih rendah dari nilai nominalnya.

4. Risiko inflasi (inflation risk): Inflasi adalah kenaikan umum dalam harga barang dan jasa seiring berjalannya waktu. Obligasi dengan tingkat bunga tetap dapat terpengaruh oleh inflasi. Jika tingkat inflasi melebihi tingkat bunga yang dihasilkan oleh obligasi, maka daya beli pembayaran bunga dan pokok utang dari obligasi tersebut akan berkurang. Hal ini berarti investor mungkin mengalami penurunan dalam nilai riil dari pengembalian investasinya.

5. Risiko perubahan kebijakan (policy risk): Obligasi juga dapat terpengaruh oleh perubahan kebijakan pemerintah atau regulasi yang dapat mempengaruhi kondisi keuangan penerbit obligasi atau kondisi pasar secara keseluruhan. Misalnya, perubahan kebijakan moneter yang signifikan atau perubahan regulasi industri dapat memiliki dampak yang signifikan pada nilai dan kinerja obligasi.

6. Risiko perusahaan (company-specific risk): Obligasi perusahaan memiliki risiko yang terkait dengan kondisi keuangan dan operasional perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang menghadapi tantangan atau kesulitan keuangan dapat menghadapi risiko gagal membayar utang, yang akan mempengaruhi pembayaran bunga dan pokok utang kepada investor obligasi. Risiko perusahaan juga meliputi risiko bisnis, risiko industri, dan risiko manajemen yang dapat mempengaruhi kinerja dan stabilitas perusahaan.

7. Risiko mata uang (currency risk): Obligasi yang diterbitkan dalam mata uang asing dapat memperkenalkan risiko mata uang. Fluktuasi nilai tukar antara mata uang lokal dan mata uang di mana obligasi diterbitkan dapat mempengaruhi nilai investasi dalam mata uang lokal. Jika mata uang lokal melemah terhadap mata uang obligasi, maka nilai investasi dalam mata uang lokal dapat turun.

Kesimpulan:

Obligasi pemerintah, obligasi municipal, dan obligasi perusahaan adalah tiga jenis obligasi yang umum ditemui dalam pasar keuangan. Masing-masing jenis obligasi memiliki karakteristik, tingkat risiko, dan manfaat yang berbeda. Sebagai investor, penting untuk memahami perbedaan antara jenis-jenis obligasi ini dan melakukan analisis yang cermat sebelum membuat keputusan investasi. Dengan pemahaman yang kuat tentang obligasi, investor dapat memanfaatkan berbagai peluang investasi yang sesuai dengan tujuan keuangan mereka. Selain itu, Penting bagi investor untuk mempertimbangkan risiko-risiko obligasi sebelum melakukan investasi dalam obligasi. Diversifikasi portofolio, penilaian kualitas kredit penerbit obligasi, pemahaman terhadap kondisi pasar dan kebijakan, serta perencanaan keuangan yang baik adalah langkah-langkah yang dapat membantu mengurangi risiko dan mengambil keputusan investasi yang lebih cerdas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun